RMOL.Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Sardan Marbun
mengatakan, bahwa dirinya belum mendengar pendapat Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono terkait adanya isu pemakzulan yang dilontarkan para
tokoh agama.
“Saya belum dengar pendapat beliau secara spesifik. Tapi beliau
(Presiden) nanti (Senin,17/1) malam akan mengumpulkan tokoh-tokoh
agama untuk berdialog,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta,
kemarin.
Sebelumnya juga, politisi PKB Effendi Choirie berpendapat pemakzulan
merupakan solusi terakhir, apabila rakyat merasa kecewa kepada
pemerintah. SBY.
“Pemakzulan kalau dari DPR/MPR, saya tidak yakin. Tetapi rakyat
bergerak dan kekecewaannya bisa dikoordinasikan dan konsolida
sikan. Itu kan bisa seperti Soeharto yang akhirnya mundur dari kursi
Presiden,” kata pria yang akrab disapa Gus Choi ini saat ditanya
apakah kekecewaan rakyat bisa berakhir pemakzulan kepada SBY.
Hal ini disampaikan Effendi usai menghadiri acara Pertemuan Meja
Bundar 100 Tokoh Pergerakan 2011, kemarin, di Gedung Juang 1945,
Jalan Menteng Raya, Jakarta.
Menurutnya, rakyat selama ini kerap mengkritik kebijakan pemerintah
namun tidak ada respons yang berarti. Gus Choi menilai pemakzulan
bisa menjadi solusi jika rakyat telah sangat kecewa.
“Diingatkan selama ini oleh LSM, Pansus kan tidak ada perubahan.
Solusi yang langsung diambil oleh suatu gerakan untuk pemakzulan
solusi terakhir. Tidak ada solusi lain. Pemakzulan akan lebih mudah
dicapai,” paparnya.
Sardan Marbun selanjutnya mengatakan, kritikan dari tokoh agama tentu
akan didengarkan SBY. Tapi kalau bicara pemakzulan itu tentu tidak
masuk akal.
“Soal pemakzulan, memang apa masalahnya. Setiap permasalah tentu ada
solusinya, ini akan diatasi pemerintah. Jadi, nggak perlu
pemakzulan,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Sejauhmana reaksi Presiden terhadap kritikan yang disampaikan tokoh
agama?
Presiden terus mendengarkan kritikan dan pemikiran yang disampaikan
tokoh agama itu. Sesungguhnya, beliau akan terus memikirkan sesuai
dengan sistem dan logika yang benar.
Bagaimana tanggapan pemerintah tentang adanya isu pemakzulan?
Segala sesuatunya kan sudah diatur oleh Undang-undang, sehingga tidak
segampang itu melakukan pemakzulan. Tentu ada dasarnya untuk sampai
ke sana (pemakzulan). Kita ikuti saja peraturannya.
Pemakzulan melalui DPR/MPR memang agak berat, tetapi kalau rakyat
bergerak dan dikoordinasikan tentu bisa terjadi pemakzulan,
bagaimana komentar Anda?
Sejauh ini kita (pemerintah) melihat rakyat tidak serta merta
melakukan sesuatu kalau tidak ada penyebabnya. Rakyat pada umumnya
dapat menerima kondisi ini.
Pemerintah sudah bekerja keras, displin, dan semua sistem dibenahi
semaksimal mungkin. Walaupun ada kekurangan, tapi semua masih dalam
proses. Pemerintah tidak mungkin berleha-leha dan berpangku tangan.
Negara kita sudah semakin maju. Buktinya negara luar saja memuji.
Apakah kritikan dari tokoh agama dan kritikan dari rakyat selalu
direspons secara positif?
Ya, tentu dong. Setiap surat dan SMS yang diterima, selalu kita
tanggapi. Tapi kalau orang-orangnya yang mengkritik itu hanya
mencari-cari kesalahan dan orangnya itu-itu saja, tentu tidak perlu
harus ditanggapi terus. Tapi kalau rakyat yang mengkritik dengan
pertanyaan yang logis sesuai fakta, tentu patut ditanggapi.
Apa SBY tidak khawatir kondisi ini bisa berakhir seperti tahun 1998?
Janganlah berandai-andai, terbuai-buai, dan terombing-ambing dengan
isu-isu yang beredar di luar. Isu-isu itu memang jadi masukan dan
harus kita pelajari.
Yang jelas, Presiden selalu yakin dong dengan apa yang dilaku
kannya. Ini semua positif dan sudah banyak perbaikan.
Berarti sampai saat ini Presiden masih tenang-tenang saja menghadapi
kritikan itu?
Ya, tenang dalam arti berpikir dan bekerja keras untuk rakyat. Sebab,
yang memilih beliau adalah rakyat. Jadi, yang menentukan juga harus
rakyat.
Tapi kalau ada yang mengatasnamakan rakyat, tentu harus dilihat siapa
yang mengaku itu, kan begitu. Apakah omongannya itu betul atau jangan-
jangan mengaku saja atas nama rakyat.
Beliau memang tidak bisa tidur karena pekerjaan untuk rakyat. Tapi
kalau karena gangguan-gangguan, ya nggak usah kita pikirin.
Kalau gerakan moral yang disampaikan tokoh agama ini diterima
mahasiswa, bagaimana tanggapan Anda?
Itu harus dikaji, dipelajari, dan dievaluasi secara mendalam. Sebab,
saya dapat dari beberapa sumber, bahwa sebagian konsepnya tidak
begitu. Tapi sebagian yang kumpul di situ memang ada pula interest
politik.
Kalau tokoh agama sudah mempunyai interest politik, menurut saya,
sudah nggak benar, dan tanda tanya. Harusnya, tokoh agama yang
mempunyai suatu pendapat, datanglah memberi solusi, ini yang harus
dikerjakan, dan ini kekurangannya. Tidak bermain politik
Oh ya, apa Anda sebelumnya mengetahui isi pemakzulan?
Itu kan yang keluar ke permukaan tentang adanya putusan Mahkamah
Konstitusi. Itulah diangkat-angkat dan dikaitkan dengan pemakzulan.
Kita ini harusnya konsentrasi ke pembangunan. Bukan masalah politik
yang didengung-dengungkan. Kalau politik kan nanti di 2014.
Rakyat kecewa dengan penanganan kasus Gayus, ini berdampak terhadap
penilian terhadap pemerintah yang dinilai kurang serius dalam pembe
rantasan korupsi?
Soal kasus Gayus Tambunan tidak bisa dijadikan patokan bahwa korupsi
itu bertambah. Terus terang dengan adanya kasus Gayus, itu bukan
sebuah kegagalan. Buktinya, satu per satu kasus Gayus terungkap
sesuai dengan sistem. Jadi, ini bukan kegagalan. Perlu kita ketahui
bahwa pemberantasan korupsi itu memerlukan waktu yang panjang.
Mungkin 15 atau 20 tahun. Jadi, ya harus bersabar.
Kalau soal kemiskinan belum bisa diatasi pemerintah, bagaimana
komentar Anda?
Masalah kemiskinan sudah ada pengurangan dari tahun ke tahun.
Kemiskinan itu bukan saja di Indonesia, tapi masalah negara lain
juga. Ada pengangguran bukan berarti tidak ada kemajuan.
Dari tahun ke tahun sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) ada kemajuan yang
dicapai.
Memang belum dicapai secara keseluruhan. Sebab, semua kan masih dalam
proses. Jadi, kalau dikatakan kritikus bahwa kemiskinan masih ada.
Memang masih ada. Itu tidak bisa sekejap mata untuk dihilangkan.
Memang belum sejahtera semuanya. Tapi kondisi sekarang ini lebih
bagus dari pemerintahan sebelumnya. Kan kita menganut, hari ini lebih
baik dari hari kemarin. Dan hari esok lebih baik dari hari ini. [RM]
http://www.rakyatmerdeka.co.
0 komentar:
Posting Komentar