Capres pilihan orang pintar
Written By gusdurian on Kamis, 29 November 2012 | 11.40
Nama Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, menjadi 'bintang' dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Rabu (28/11) kemarin. Mahfud mendapat skor tertinggi dari responden survei, para tokoh yang dikategorikan sebagai opinion leader.
Ada lima kategori yang dirangkum dari survei LSI tersebut. Pertama, kategori tokoh yang mampu memimpin negara dan pemerintahan. Kedua, kategori tidak melakukan atau diopinikan melakukan KKN. Ketiga, kategori tidak melakukan atau diopinikan melakukan pelanggaran HAM. Keempat, kategori Jujur, amanah atau bisa dipercaya. Kelima, kategori mampu berdiri di atas semua kelompok atau golongan.
Kecuali untuk kategori pertama yang 'dimenangkan' Jusuf Kalla, empat kategori lainnya diambil Mahfud MD, meski skor dengan tokoh di bawahnya cukup ketat.
Direktur Eksekutif LSI Dodi Ambardi menjelaskan, survei ini merupakan non probability sampling. Artinya, sampel survei telah ditetapkan terlebih dahulu dengan responden terdiri dari 223 opinion leader. Dari jumlah itu, hanya 178 orang yang mau dipublikasikan namanya sebagai responden atau penilai.
Opinion leader yang ditetapkan adalah tokoh-tokoh yang biasa menjadi narasumber di media massa dan berpendidikan S-3 dari latar belakang yang beragam.
Beberapa nama itu adalah Bambang Harrymurti, Fahrul Razi, Franz Magnis Suseno, Ignas Kleden, Iman Sugema, Karni Ilyas, Luhut Binsar Panjaitan, Syafii Maarif, Nono Anwar Makarim, Said Agil Siraj, Saldi Isra, Sri Adiningsih, Subagyo HS, Todung Mulya Lubis dan beberapa tokoh lainnya.
Mereka diwawancarai dan diberikan semacam lembar penilaian dengan nama-nama tokoh di dalamnya yang dianggap layak sebagai capres. Skor yang diberikan menggunakan skala 0-100.
Dodi menambahkan, eksplorasi tokoh-tokoh dilakukan antara Januari-Mei 2012. Sedangkan wawancara dengan opinion leader dilakukan Juni-Oktober. "Namun demikian masing-masing tokoh punya nilai yang cukup beragam dari 5 indikator kualitas personal menjadi presiden," imbuhnya.
Menanggapi hasil survei yang mengunggulkan dirinya, Mahfud yang hadir dalam rilis survei kemarin menyatakan senang dirinya selalu masuk dalam survei berbagai lembaga. Namun dia mengatakan, senang bukan berarti dia ingin mencapreskan dirinya.
Mahfud menyatakan tahu diri. "Saya tahu diri, karena harus punya partai dan uang. Mungkin dua itu bisa dinego, tapi idealisme tidak bisa dinego," tukas mantan politikus PKB ini.
Hingga kini, Mahfud menegaskan, belum berani mengatakan iya atau tidak soal pencalonan. "Pada saatnya, saya akan katakan iya atau tidak," kata Mahfud.
"Pada akhirnya, rakyat yang menentukan," ujar Mahfud.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari yang dihubungi merdeka.com secara terpisah menilai, metode survei dengan non probability sampling memang jarang digunakan. Metode ini memang digunakan untuk kepentingan tertentu.
"Survei seperti ini memang bermaksud mencari gambaran dari kalangan masyarakat tertentu. Ini semacam pandangan elit terhadap sejumlah tokoh-tokoh yang ada yang layak menjadi capres. Tentu saja hasilnya berbeda dengan survei terhadap responden yang merupakan voters dengan metode random sampling," papar Qodari.
Dia menambahkan, tidak ada masalah dengan metode survei seperti ini, karena hasil survei tersebut merupakan pandangan masing-masing opinion leader terhadap tokoh-tokoh yang dianggap layak menjadi capres.
Soal munculnya nama Mahfud MD di urutan teratas, Qodari mengatakan justru hal ini merupakan temuan yang menarik. Jika membandingkan dengan survei konvensional lain, nama Mahfud belum pernah unggul.
"Kalau pakai kriteria lain, mungkin saja yang muncul tokoh lain, bukan Pak Mahfud. Survei ini menawarkan nama-nama yang di luar nama capres yang sudah ada, membuka ruang alternatif bagi pemilih. Saya kira ini bagus," tutupnya.
http://www.merdeka.com/politik/mahfud-md-capres-pilihan-orang-pintar.html
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar