BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Pendidikan, Kecerdasan, Kesejahteraan Bangsa

Pendidikan, Kecerdasan, Kesejahteraan Bangsa

Written By gusdurian on Selasa, 18 Januari 2011 | 11.21

Hanya dengan menjadi bangsa yang cerdas, kita bisa dan kuat mengarungi
abad modern yang dicirikan oleh abad informasi dan pengetahuan yang
terus-menerus berkem- bang dengan tempo yang semakin cepat dan ruang
yang semakin kompleks. “Revolusi” di bidang pendidikan sangat
diperlukan dan itu merupakan “revolusi budaya”.

Agus Pakpahan, PEMERHATI MASALAH PENDIDIKAN

Perbedaan antara makhluk yang dinamakan manusia dan makh luk lainnya
adalah manusia menciptakan peradaban. Salah satu faktor terpenting
dalam membangun peradaban adalah institusi pendidikan, dan salah satu
faktor utama sebagai output yang diharapkan dari pendidikan adalah
kecerdasan. Karena itu pula tujuan mendirikan negara ini, antara lain,
untuk melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dewasa ini
Indonesia mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari
seluruh anggaran pendapatan dan belanja negara, sebagai perintah dari
undang-undang.

Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan
pengetahuan mengenai status kecerdasan bangsabangsa di dunia serta apa
implikasinya untuk Indonesia. Lynn dan Vanhanen menggunakan IQ sebagai
indikator kecerdasan bangsa-bangsa di dunia.
Dari hasil penelitiannya, kita dapat memperoleh pengetahuan penting,
antara lain, (i) tujuh bangsa tercerdas di dunia pada 2006 ternyata
terdapat di Asia (Hong Kong, Singapura, Korea Utara, Korea Selatan,
Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Taiwan dengan nilai IQ antara 105
dan 108); (ii) ketujuh bangsa tercerdas tersebut mengalami kenaikan
nilai IQ dari posisi tahun 2002 (berkisar 100-107), dengan kenaika
tertinggi dicapai Cina, yaitu nilai IQ-nya meningkat dari 100 ke 105;
(iii) IQ Indonesia pada 2002 adalah 89, dan ternyata menurun menjadi
87 pada 2006; dan (iv) kecuali untuk Singapura, bangsa-bangsa ASEAN
nilai IQ-nya masih kurang dari 100.

Informasi mengenai IQ ini sangat penting, walaupun belum lengkap,
dalam memberi gambaran awal tentang kualitas sumber daya manusia kita.
Ber dasarkan informasi ini, kecerdasan bangsa Indonesia secara agregat
masih jauh tertinggal dari bangsa-bangsa di Asia Timur. Karena itu,
kita harus bisa menilai dan mencari ran cang bangun baru yang lebih
baik dalam mengembangkan sistem pendidikan dan sistem yang terkait
lainnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pendidikan dan kecerdasan Hasil riset Rindermann yang dimuat dalam
Intelligence 36 (2008) menunjukkan bahwa koefisien korelasi (positif)
yang tertinggi antara kemampuan kognitif atau kecerdasan ternyata
berlaku untuk peubah pendidikan remaja dan pemuda dengan nilai
korelasi 0,78. Adapun nilai korelasi (negatif) tertinggi dengan
kecerdasan itu adalah pertumbuhan jumlah anak (-0,73). Dengan
demikian, hal lain diasumsikan tidak berubah, memperbaiki sistem
pendidikan dan meningkatkan kualitas keluarga berencana merupakan dua
hal yang perlu diprioritaskan.

Menurut Rindermann, pendidikan lebih banyak bergantung pada faktor
budaya daripada faktor ekonomi. Karena itu, se lain anggaran
pendidikan yang perlu dijaga kecukupannya, faktor sosial-budaya perlu
ditata atau dibangun terlebih dulu.

Misalnya tujuan pendidikan untuk mengejar status atau gelar, atau
untuk mencapai persyaratan kenaikan pangkat/golongan, perlu
dihilangkan. Mungkin faktor inilah yang menyebabkan mengapa kita
menciptakan banyak hasil pendidikan yang akhirnya menganggur, karena
tujuan dan sistem yang dibangun lebih berorientasi pada perolehan
sertifikat/ijazah.
Dengan menggunakan hasil riset ini, dapat diprediksi penurunan penda
patan di Indonesia bagi kaum laki laki dan perempuan sebagai akibat
penurunan kecerdasan mereka, yai tu masing-masing 2 persen x 2,1
persen = 4,2 persen dan 2 persen x 3,6 persen = 7,2 persen, dari 2002
ke 2006. Hasil prediksi ini merupakan "kacamata"lain yang da pat
digunakan untuk me nilai kemajuan/kemun duran kita dalam pem bangunan
nasional, ter masuk di dalamnya mengkaji program penang gulangan
kemiskinan.

Sampai sejauh mana akurasi hasil prediksi ini tidak penulis
permasalahkan.Yang perlu kita kaji lebih mendalam adalah meng apa
bangsa kita mendapatkan nilai IQ yang lebih rendah? Apakah kita
menjadi lebih bodoh? Kita perlu me lakukan introspeksi atau mawas diri
terhadap sistem pembangunan, khususnya pembangunan bidang pendidikan
kita.

Jadi betapa pentingnya kecerdasan itu dalam meningkatkan
kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang
terjadi di Asia Timur dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalam
membangun bangsanya sebagai bangsa yang cerdas, bukan sekadar miracle
seperti julukan yang pernah diberikan pada masa lalu: Asian Miracle.
Pendidikan akhirnya analog dengan peningkatan kesejahteraan dan
penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang.

Kita perlu membangun ruang-budaya yang lebih kondusif untuk
menghidupkan karsa-cipta yang mengutamakan pentingnya mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan segala dimensi kecerdasan itu. Hanya dengan
menjadi bangsa yang cerdas, kita bisa dan kuat mengarungi abad modern
yang dicirikan oleh abad informasi dan pengetahuan yang terus-menerus
berkembang dengan tempo yang semakin cepat dan ruang yang semakin
kompleks.
"Revolusi"di bidang pendidikan sangat diperlukan dan itu merupakan
"revolusi budaya".

http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2011/01/18/ArticleHtmls/18_01_2011_012_029.shtml?Mode=1
Share this article :

0 komentar: