Demi rasa kemanusiaan, seyogianya ada keterlibatan oleh semuanya untuk mengatasi kemiskinan dan memberikan tunjangan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, yang umumnya hidup telantar."
BERBUKA puasa dengan ratusan anak yatim, bahkan tahun ini dengan ribuan, sudah menjadi ritual selama Ramadan bagi kelompok Media Group.Kami mensyukuri. Wajar bahwa rasa kepedulian dipertegas sepanjang bulan suci yang penuh kasih. Duduk bersila di antara lautan anak-anak yang malang itu dapat menumbuhkan sejuta rasa iba. Memandang wajah praremaja dan remaja yang inosen, terbayang betapa hampa perasaan mereka ketika merindukan belaian dan pelukan orang tua; apakah ibu, ayah, atau keduanya, lebih-lebih pada hari Lebaran. Dirundung kesepian dan keterpencilan, mereka tanpa sadar dan dengan cemas mengharapkan datangnya surprise, atau tibanya hari-hari yang tidak terlalu kelam. Tentang anak yatim, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Apabila engkau ingin hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu tercukupi, maka sayangilah anak yatim. Belailah kepalanya, dan berilah dia makan, maka hatimu pasti menjadi lembut dan engkau memperoleh kebutuhanmu.” Dalam hal nasib dan keberuntungan, tidak semua terlahir sama. Ada yang lebih berbakat, lebih kaya dan mudahmudahan lebih bijaksana. Takdir menentukan ada yang terlahir sebagai anak raja, ada yang sebagai anak duafa.
Lingkungan memengaruhi. Berulang kali disampaikan lewat media, demi rasa kemanusiaan, seyogianya ada keterlibatan oleh semuanya untuk mengatasi kemiskinan dan memberikan tunjangan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, yang umum
Bukan tanpa harapan Alam semesta menghadirkan tanaman-tanaman yang tak terhitung jenisnya. Masing-masing dengan sifat, fungsi, dan penampilan yang berbeda.Tetapi hampir semua ditakdirkan membantu kelangsungan hidup manusia. Ada padi, ada pohon jati. Ada hamparan tumbuhan bunga mawar berduri, ada bentangan tanaman rumput tempat manusia menginjakkan kaki. Dengan fungsi yang beragam, mereka menjalani takdir tanpa daya penolakan. Bila tak mampu bertahan, mereka mati. Hanya dua itu pilihannya. Namun lain tanaman, lain manusia. Bagi manusia, harapan selalu ada.
Kenyataannya, manusia mendapat berkah. Mereka memiliki kemampuan menjalankan kegiatan dan berusaha.
Yang paling ajaib, mereka diberkahi akal yang dapat dikembangkan sepuasnya selama ada niat. Ini patut disyukuri segenap umat, termasuk mereka yang dianggap atau menganggap diri kurang beruntung, baik yang yatim atau yang yatim piatu. Mereka bukan tanpa harapan, tetapi mereka memang membutuhkan bantuan.
Inspirasi semacam itulah yang dicoba ditanamkan dalam acara buka puasa bersama keluarga besar Media Group 26 Agustus lalu, bertemakan Berbagi berkah karunia Ramadan 1413 H”.
Bapak Djafar Assegaf memberi sambutan mewakili CEO Media Group. Dia menyampaikan kisah sukses seorang anak yatim, tanpa menyebut namanya, yang nantinya berhasil menjadi jurnalis
andal dan salah satu tokoh bisnis pers terkemuka Indonesia. Tokoh itu (alm) mendapat penghargaan menjadi wa kil resmi negara sebagai duta besar tiga kali, di tiga negara sahabat.Sore itu, juga diperkenalkan contoh konkret anak yatim yang sukses, yakni penyanyi cilik praremaja, Kiki (13 tahun), yang dengan wajah ceria dan
gerakan-gerakan lincah menyampaikan sejumlah lagu dan tarian rock `n roll.Ibunya yang hadir dalam acara itu muncul sebentar di panggung dan menceritakan bagaimana Kiki setelah ayahnya berpulang kemudian dengan serius menekuni profesi itu. Kiki mengawalinya beberapa tahun lalu dengan belajar menari dari video. Dialah yang sekarang mendukung penghidupan keluarga. Kisah singkat itu diakhiri dengan ibu dan anak berpelukan sejenak. Jalan hidup yang mengharukan sekaligus membanggakan.
Tontonan hiburan menjelang buka puasa sore itu, selain dimeriahkan Kiki, juga diisi lagu-lagu syahdu oleh idola cilik Zahra dan Tari Saman dari SMUN 70 Jakarta. Salah satu bocah yatim perempuan yang menonton dengan terpesona ditanya, apa cita-citanya? Kami mengira dia akan menjawab ingin menjadi bintang hiburan atau semacamnya. Tetapi secara tidak terduga, dia menjawab spontan, “Ingin jadi dokter.”
kan bantuan kepada para korban tsunami di Aceh.Sementara itu, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), bekerja sama de ngan Metro TV, Selasa yang lalu meng adakan kegiatan buka puasa bersama d engan 10.700 anak yatim dan kaum duafa di 10 kota di Indonesia. Baznas dibentuk berdasarkan Keppres No 8 Tahun 2001.
Visinya: menjadi Badan Zakat Nasional yang amanah, transparan, dan profesional. Misinya, antara lain, meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat; dan memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Catatan tambahan: Menurut data versi Komnas Anak, hingga situasi tahun 2009: 2,5 juta dari total 26,3 juta anak Indonesia usia 7-15 tahun belum mengenyam pendidikan dasar sembilan tahun. Sebanyak 1,3 juta dari 18,3 juta anak di bawah 13 tahun belum mendapat pendidikan karena kesulitan akses, kurangnya kesadaran orang tua, dan kemiskinan. Jumlah anak telantar sudah mencapai 2,4 juta, 1,1 juta balita telantar dan 10 juta rawan telantar.
Ahmad Fiqih dari organisasi Rumah Yatim Indonesia menyatakan, sampai Mei lalu, 215 ribu anak yatim belum diberdayakan. Menurut organisasi kemanusiaan Save the Children, bekerja sama dengan UNICEF, 94% dari 500 ribu anak di rumah-rumah yatim piatu dititipkan oleh orang tua mereka karena alasan kemiskinan. Hanya 6% yang benar-benar yatim piatu.
Satu minggu lagi Lebaran tiba. Kami ucapkan ‘Maaf Lahir Batin’. Semoga Tuhan merestui amal jariah kita.
0 komentar:
Posting Komentar