BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Siapa Cawapres SBY?

Siapa Cawapres SBY?

Written By gusdurian on Rabu, 29 April 2009 | 12.20

Siapa Cawapres SBY?


Dalam dua-tiga hari ini, diperkirakan para calon presiden (capres) yang bakal maju dalam Pilpres 8 Juli 2009 akan mengumumkan siapa calon pendampingnya (cawapres).


Fokus perhatian publik mengarah pada siapa cawapres dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sang presiden incumbent. Memang lima kriteria cawapres pendamping capres dari Partai Demokrat telah disampaikan Ketua Dewan Penasihat Partai Demokrat, SBY, Ahad sore (19/4) di Puri Cikeas. Namun siapa orangnya masih menjadi tanda tanya besar.

Lima kriteria itu adalah memiliki integritas,kepribadian, karakter moral, termasuk moral politik yang baik; memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pembantu presiden sesuai dengan UUD 1945; memiliki loyalitas yang penuh kepada pemerintah dan bebas dari konflik kepentingan; memiliki akseptabilitas dalam arti diterima dan lekat di hati rakyat; serta dapat meningkatkan kekokohan dan efektivitas koalisi yang dibangun.

Terhadap penyampaian kelima kriteria itu, spekulasi di masyarakat bermunculan. Ada yang menilai kelima kriteria itu isyarat penolakan SBY terhadap Kalla meski tetap berkoalisi dengan Partai Golkar. Muncul pula beberapa nama yang diajukan partai politik yang memang sudah menyatakan untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat seperti Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN),

Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Sri Mulyani Indrawati (anggota kabinet saat ini). Tentu semuanya sah-sah saja menyampaikan pendapat itu meski dalam perubahan yang demikian cepat, nama-nama itu juga tidak lagi jadi bahan pembicaraan.

Apalagi kelima kriteria yang disampaikan SBY berlaku untuk siapa saja.Hanya yang luput dari pertimbangan-pertimbangan spekulasi di masyarakat itu adalah terhadap proyeksi politik tahun 2014 di mana sesuai dengan UU,SBY tidak lagi bisa mencalonkan diri untuk maju sebagai presiden.

Putra Mahkota

Tulisan berikut ingin lebih memfokuskan pada siapa sosok sebenarnya yang paling pas untuk mendampingi SBY pada Pemilu Presiden 8 Juli mendatang. Fokusnya tentu diarahkan pada proyeksi dan dinamika politik tahun 2014 yang untuk kepentingan kekuasaan dan tindak lanjut keberadaan Partai Demokrat harus bisa meneruskan terhadap cita-cita dan keinginan yang telah digariskan selama SBY menjadi presiden.

Jika pertimbangannya adalah ”masa depan”Partai Demokrat tahun 2014, jelaslah pilihan cawapres yang pas untuk mendampingi SBY bukan dari orang partai politik yang telah digandeng Partai Demokrat untuk berkoalisi. Artinya, spekulasi yang beredar terhadap nama-nama yang berasal dari partai politik,dengan pertimbangan ini,menjadi gugur.

Pertanyaannya,lalu di mana ditempatkan orang-orang partai yang telah menyatakan mendukung dan berkoalisi dengan Partai Demokrat untuk mengusung SBY menjadi presiden? Jawabannya tentu sangat bergantung kepada SBY.Yang jelas, mereka akan ditempatkan untuk pos-pos kementerian dengan jumlah proporsional dari persentase capaian suara yang diperoleh dalam pemilu legislatif sekarang.

Pertimbangan ini sangat kuat karena memang merujuk pada kondisi tahun 2014 yang akan datang. Maka sudah sewajarnyalah jika pendamping SBY dalam cawapres adalah seorang ”putra mahkota” yang diharapkan dapat ”menyelamatkan” Partai Demokrat pada 2014.Siapa orangnya? Yang jelas,”putra mahkota”itu dipastikan bukan dari orang partai politik yang telah berkoalisi dengan Partai Demokrat, tapi seorang teknokrat yang memenuhi lima kriteria yang telah disampaikan SBY.

Alasannya,memilih cawapres dari orang partai sangatlah riskan, sementara jika pilihannya dari seorang teknokrat, selain dapat meningkatkan kepercayaan SBY untuk merekatkan kabinetnya, juga tidak memiliki konflik kepentingan. Cukuplah partai politik yang berkoalisi diberi jatah untuk memimpin kementerian.

Kalau kita mau jeli,sesungguhnya kelima kriteria itu hanya dapat dimiliki oleh seorang teknokrat. Siapa dia? Sudah pasti akan dipilih dari mereka yang kini ada dalam satu ”perahu” di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). Sedikitnya dari lima kriteria yang disampaikan SBY, seorang teknokrat sudah pasti memiliki empat kriteria yang tidak bisa disangkal lagi, yakni integritas,

kepribadian, karakter moral, termasuk moral politik yang baik; memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pembantu presiden sesuai dengan UUD 1945; memiliki loyalitas yang penuh kepada pemerintah dan bebas dari konflik kepentingan; memiliki akseptabilitas dalam arti diterima dan lekat di hati rakyat.

Terhadap kriteria yang kelima, tidak semua teknokrat dapat meningkatkan kekokohan dan efektivitas koalisi yang dibangun, yang memiliki makna pula, punya basis massa yang cukup kuat. Lalu bagaimana dengan kemungkinan seorang teknokrat dari luar KIB? Rasanya sangat tidak mungkin karena selain belum teruji integritas dan loyalitasnya,juga masih memerlukan penyesuaianpenyesuaian yang dapat menyebabkan ”ongkos politik” yang sangat mahal.

Sementara jika diambilkan dari anggota KIB, sudah pasti integritas dan loyalitasnya sudah teruji dan tidak memerlukan ongkos politik yang besar karena tinggal melakukan penyesuaianpenyesuaian di sana-sini. Lalu siapa orangnya? Jika mau melihat latar belakang dari sosok yang kini berada di KBI,setidaknya ada 12 orang yang dapat identifikasi berasal dari kalangan teknokrat,

mereka masing-masing Menko Perekonomian/ Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh,

Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perhubungan Jusman Safii Djamal, Menteri Pertahanan JuwonoSudarsono,MenteriPUDjoko Kirmanto, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari,Menteri Agama M Maftuh Bayuni,serta Menteri Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Asy’ari.

Syarat Kelima?

Dari penjelasan-penjelasan ini, makin jelaslah kiranya arah siapa yang paling ideal dan cocok untuk mendampingi SBY untuk menjadi cawapres? Sedikitnya ada 12 orang jika mau merujuk pada orang-orang nonpartai politik yang sekarang berada di KIB. Dari ke-12 nama itu, empat kriteria mungkin semuanya sudah memenuhinya.

Namun, kriteria kelima, yang diharapkan dapat meningkatkan kekokohan dan efektivitas koalisi yang dibangun, rasanya tidak semua dimiliki oleh ke-12 menteri yang kini duduk di KIB. Kalau mau jujur, hanya ada beberapa orang yang memenuhi kriteria kelima itu. Siapa orangnya?

Sekali lagi sinyalnya dapat dibaca dari pernyataan SBY berkait dengan platform dan komitmen yang ingin dibangun pada masa kedua periode kepresidenannya, meliputi pembangunan, demokrasi,dan keadilan dengan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (program prorakyat); reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi; demokrasi yang lebih membawa manfaat; penegakan hukum dan aturan; serta mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan merata.

Melihat itu semua, jelas kiranya siapa orang yang paling tepat. Jawaban pastinya tentu sudah ada di dalam benak SBY,sementara kita dipersilakan untuk mendugaduga dengan segenap asumsi dan perhitungan masing-masing. Namun tentu tidak lepas dari ke-12 nama itu.Semoga.(*)

SukemiMantan Wartawan,
Staf Khusus Menkominfo


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/233637/
Share this article :

0 komentar: