BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Airbus Mendarat di Sungai

Airbus Mendarat di Sungai

Written By gusdurian on Minggu, 18 Januari 2009 | 11.04


MENDARAT DARURAT, Penumpang berdiri di atas sayap pesawat US Airways, setelah pesawat tersebut mendarat darurat di Sungai Hudson, New York, Kamis (15/1) waktu setempat. Pesawat Airbus A 320 milik US Airways terpaksa mendarat setelah kedua mesin pesawat mati akibat menabrak sekelompok burung.


NEWYORK (SINDO) – Sebuah keajaiban terjadi ketika pesawat US Airways berpenumpang 155 orang berhasil mendarat darurat di Sungai Hudson,NewYork,tanpa ada satu pun korban. Semua penumpang dan awak pesawat selamat dan berhasil dievakuasi dari sungai berair sedingin es.

Pendaratan darurat terpaksa dilakukan pilot, Chesley B ”Sully” Sullenberger III, karena pesawat kehilangan tenaga pada kedua mesinnya beberapa saat setelah lepas landas dari La Guardia Airport. Laporan awal dari Otoritas Penerbangan Federal (FAA) menunjukkan bahwa mesin pesawat Airbus A 320 itu mati setelah bertabrakan dengan sejumlah burung.

Namun laporan itu belum dapat dikonfirmasi segera. Dalam beberapa detik setelah pesawat mendarat di sungai, ratusan penumpang yang panik keluar dan bergantungan di sayap pesawat sambil menunggu kapal-kapal penyelamat tiba,sebelum pesawat akhirnya tenggelam. Sejumlah foto menunjukkan para penumpang bergantungan di salah satu sayap pesawat, air sungai ada di bawah kaki saat mereka mengulurkan lengan pada anggota tim penyelamat.

Para penumpang yang selamat dan para pejabat pemerintah memuji aksi kepahlawanan pilot yang membawa pesawat bernomor penerbangan 1549 itu mendarat ke sungai setelah kedua mesin mati. Pesawat itu baru saja mengudara tiga menit untuk menuju Charlotte, Carolina Utara.

Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush turut memuji pilot dan seluruh awak pesawat. ”Saya kagum dengan keahlian dan kepahlawanan kru pesawat,juga dedikasi dan mengutamakan kepentingan penumpang daripada diri sendiri,”katanya. Juru Bicara (Jubir) FAA Laura Brown mengatakan,laporan awal menunjukkan burung-burung bertabrakan dan masuk ke dalam mesin pesawat.

”Ada laporan,saat kecelakaan sekawanan burung dalam jumlah banyak terbang di daerah itu. Tapi kami tidak mendapatkan indikasi bahwa ini penyebabnya,”ujarnya. Investigator segera menuju ke lokasi kecelakaan di New York untuk mengamati keseluruhan pesawat. Wali Kota New York Michael Bloomberg menepis dugaan bahwa kecelakaan itu akibat serangan teroris.”

Jelas tidak ada indikasi serangan teroris.Orang-orang yang berhasil selamat dari pesawat itu yakin ini tidak lain murni kecelakaan,” katanya. Salah satu penumpang, Alberto Panero, mengatakan mereka mendengar suara ledakan keras beberapa saat setelah lepas landas. ”Pesawat berguncang sedikit dan segera Anda dapat mencium bau asap atau api, pesawat pun mulai berubah arah,”katanya.

”Tiba-tiba kapten muncul dan berbicara,‘Bersiap untuk guncangan’ dan saat itulah kami tahu kami sedang meluncur ke bawah,menuju air. Kami mendarat dan entah mengapa pesawat tetap mengapung dan kami semua dapat naik ke perahu.Sangat luar biasa,semua orang tetap hidup,”kata Panero.

”Perahu-perahu mendekati pintu dan Anda dapat melompat langsung ke perahu, tidak perlu masuk ke air,” kata Panero melalui telepon saat upaya penyelamatan berlangsung. Sejumlah faktor yang membuat semua penumpang hidup ialah kecepatan pilot dalam bertindak serta aksi cepat kapal-kapal di Hudson.

Saat sejumlah helikopter terbang di atas pesawat yang mengapung,ada empat kapal feri besar dan beberapa kapal kecil berkumpul di sekitar pesawat.Penjaga pantai langsung melempar pelampung ke dalam air untuk para korban di tengah suhu air yang dingin menusuk tulang.

Tim penyelamat membantu para penumpang naik ke dalam kapal feri. Saat malam beranjak datang, pesawat yang telah kosong itu ditarik kapal feri ke tepi pantai untuk mempermudah penyelidikan. Lampu kapalkapal feri tampak menyorot ke arah pesawat.

Saat musibah terjadi musim dingin membekukan siapa saja yang berada di tempat terbuka.Suhu saat ini sekitar minus enam derajat Celsius di udara, dan empat derajat Celsius di air.Situasi itu membuat tim penyelamat harus berpacu melawan waktu agar korban selamat tidak menderita hipotermia.

Juru bicara pemadam kebakaran mengatakan, lebih dari 106 petugas pemadam kebakaran terlibat dalam penyelamatan korban.Mereka menuju ke lokasi kejadian dalam hitungan menit setelah informasi darurat diterima pada 15.31 waktu setempat. ”Saya melihat sebuah pesawat penumpang terbang ke selatan dan membuat pendaratan sedikit demi sedikit.

Saya melihatnya mengenai air dan menciptakan cipratan air sangat besar.Tampaknya pesawat itu tidak mengeluarkan roda pendaratan,” ujar seorang saksi mata,Ben Vonklemperer. Kecelakaan di Sungai Hudson kali ini terhitung 27 tahun dua hari setelah sebuah pesawat Air Florida Boeing 737-222 menabrak Jembatan 14th Street dan tenggelam di Sungai Potomac setelah lepas landas saat badai salju pada 13 Januari 1982.

Kecelakaan yang disebut terakhir menewaskan 78 orang, termasuk empat pengendara sepeda motor di jembatan. (AFP/Rtr/syarifudin)



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/205463/38/


Pilot Sully, Pahlawan Penyelamat 155 Nyawa
Saturday, 17 January 2009
CHESLEY B, SIAPAKAH pahlawan Amerika Serikat (AS) sebenarnya? Jika pertanyaan ini diajukan pada rakyat AS sekarang,jawabannya pasti Chesley B ”Sully”Sullenberger III.


Publik AS saat ini mengelu-elukan Sullenberger sebagai pahlawan AS sebenarnya setelah pilot itu berhasil menyelamatkan 155 orang di dalam pesawat Airbus A320 milik maskapai US Airways yang mengalami kecelakaan kemarin. Kedua mesin pesawat itu mati,tiga menit setelah lepas landas dari bandara LaGuardia di New York.

Pilot yang akrab dipanggil Sully itu bertindak cepat mendaratkan pesawat di atas permukaan air Sungai Hudson. Setelah lepas landas pada pukul 3.26 sore waktu setempat,kemarin pesawat yang dibawa Sully dikabarkan menabrak sekawanan burung yang kemungkinan masuk ke dalam mesin pesawat dan mengakibatkan keduamesin mati.

Sully terpaksa membawa pesawat yang akan menuju Carolina Utara itu mendarat di atas air sungai dengan suhu empat derajat Celsius. Sungai itu terletak antara Weehawken dan USS Intrepid, di bagian Manhattan. Para pakar memperkirakan Sully membawa pesawat mendarat perlahan di atas permukaan air dengan kecepatan 140 knot setelah turun dari ketinggian 3.000 kaki.

Pendaratan pesawat itu menciptakan cipratan air yang sangat besar di samping kiri dan kanan badan pesawat. Hebatnya, Sully mampu membuat pesawat itu mendarat di sungai dan terapung beberapa saat sehingga seluruh penumpang, termasuk bayi dan anak-anak, keluar dengan selamat.Pesawat itu tidak meledak atau hancur berkeping-keping sebagaimana kejadian serupa.

”Kapten Sullenberger menghindari risiko paling berbahaya dengan tidak mengizinkan kepala dan sayap pesawat masuk ke dalam permukaan air, yang dapat membuat pesawat hancur berkeping-keping. Saat air masuk, para penumpang telah memakai pelampung dan siap keluar menuju sayap pesawat atau perahu penyelamat,” ujar pakar penerbangan. Pria yang telah 40 tahun berpengalaman dalam dunia penerbangan itu hingga saat ini belum memberikan komentar ke publik, namun istrinya mewakili.

Lorrie sangat terkejut saat mendengar kecelakaan itu. ”Badan saya tidak berhenti bergetar saat mendengar kabar itu. Setelah saya berbicara dengannya, saya pikir dia baik-baik saja dan saya mulai tenang,” kata Lorrie yang memiliki dua putri bersama Sullenberger.

”Dia pilot yang sempurna. Dia tahu dengan tepat semua hal tentang pesawat,” lanjut Lorrie. Menurut Lorrie,suaminya merupakan presiden dan CEO perusahaan Safety and Reliability Methods Inc. ”Perusahaan ini menyediakan pelatihan teknis dan visi strategis serta arahan untuk meningkatkan keamanan dalam berbagai industri berisiko tinggi,”papar Lorrie.

”Penumpang yang selamat dibawa ke Weehawken Ferry Terminal dan Restoran Arthur’s Landing di Port Imperial. Semua senang karena masih hidup. Mereka awalnya menggigil, kedinginan, dan tidak dapat bicara,” kata Wali Kota Weehawken, New York, Richard Turner. Wali Kota New York Michael Bloomberg tidak saja memuji kemampuan pilot menyelamatkan penumpang, tapi juga tanggung jawab Sully.

”Dia merupakan orang terakhir yang meninggalkan pesawat setelah semua penumpang keluar dengan selamat.Saya telah berbicara dengan pilot itu.Dia berjalan di pesawat yang sedang tenggelam, dua kali, setelah semua orang keluar dan mencoba memastikan tidak ada orang lagi di dalam kabin,” ujar Bloomberg. Kepahlawanan Sully itu diakui pensiunan pilot Kent Keller dari Durham County.

Keller pernah mengalami kejadian serupa dengan Sully saat menerbangkan Boeing 727 di Orlando, Florida, pada 2 April 1994. ”Roda sebelah kiri gagal keluar. Saya kemudian terbang memutar untuk menghabiskan bahan bakar sebelum mendarat darurat. Saya mengangkat sayap sebelah kiri dan membawa pesawat turun,” kata Keller yang berhasil menyelamatkan nyawa 142 penumpang ditambah kru pesawat.

”Dia (Sully) membuat keputusan dalam waktu sekitar 30 detik dan dalam waktu itu dia hanya memiliki dua hingga dua setengah menit hingga pesawat turun,” ujar Keller yang bangga dengan Sully karena berhasil mendaratkan pesawat dengan muatan penuh, penumpang dan bahan bakar yang mudah meledak.

Keller yakin perasaan Sully saat ini sangat senang karena semua orang di pesawat selamat. Sully merupakan pilot yang sangat berpengalaman. Sejak Februari 1980 hingga saat ini dia menjadi kapten bagi banyak penerbangan AS, mulai dari Amerika Utara,Eropa,Amerika Latin, Karibia, dan Hawaii.

Dia bertanggung jawab untuk seluruh aspek keamanan dan keselamatan dalam penerbangan, termasuk dalam perencanaan, persiapan, dan perbaikan pesawat. Pria berkumis tebal itu terlibat dalam berbagai pengembangan pelatihan pertama Crew Resource Management (CRM) yang diterapkan di maskapai penerbangan.

Sebagai check airman dia bertanggung jawab untuk pelatihan dan pengawasan pilot-pilot pesawat yang pindah ke pesawat tipe lain atau kenaikan pangkat menjadi kapten. Mantan pilot pesawat tempur Angkatan Udara AS itu kini menjadi ketua asosiasi keselamatan penerbangan dan investigator kecelakaan serta anggota komite teknis nasional. Pengalaman Sully di dunia penerbangan sangat luas.

Selain menjadi pilot, dia bekerja bersama para peneliti Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).Dia merupakan pakar yang mengembangkan pelatihan CRM yang digunakan di maskapainya saat ini dan di berbagai maskapai lain. Sully merupakan alumnus US Air Force Academy (BS), Purdue University (MS) and University of Northern Colorado (MA).

Dia pernah menjadi salah satu pembicara dalam acara di High Reliability Organizations (HRO) 2007 International Conference di Deauville, Prancis. Dia baru saja ditunjuk sebagai visiting scholar di University of California, Berkeley. (syarifudin)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/205462/38/
Share this article :

0 komentar: