Laporan: Feril Nawali
RMOL. Pemerintah diingatkan memajukan korporasi negara mengimbangi gencarnya gempuran korporasi global yang menguasai berbagai sumber ekonomi. Apalagi, kebutuhan pokok masyarakat terus berkembang, dimana saat ini saja sebagian besar pendapatan kelompok masyarakat menengah ke bawah terkuras buat pembelian pulsa, biaya bensin dan kredit sepeda motor. Ketiga pos pembelanjaan itu ditengarai menyedot lebih dari 50 persen pendapatan rumah tangga kelompok masyarakat miskin.
''Sumberdaya pendapatan masyarakat sekarang terkuras bukan hanya oleh pembelian sembako. Karena itu, sekarang ini yang mesti dikedepankan bagaimana mendorong korporasi negara agar sumberdaya masyarakat menjadi kuat,'' kata ekonom Ichsanuddin Noorsy dalam Seminar dan Rakernas ke-2 Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN yang berlangsung di Batam, Jumat (11/3).
Menurut Ichsanuddin, para pemodal besar dan perusahaan global datang dan menguasai cabang usaha lewat pengkondisian UU dan ketentuan perundangan yang menjauhi semangat dan jiwa pasal 33 UUD 1945. ''Jadi kalau ditarik garis lurus, para politisi merupakan bagian dari korporasi usaha global yang menguasai berbagai cabang usaha lewat pembuatan peraturan yang menyerahkan segala sesuatunya terhadap mekanisme pasar,'' terangnya.
Karena itu, lanjut Ichsanuddin, dirinya selalu menolak kebijakan privatisasi cabang-cabang usaha negara terhadap pihak swasta, ''Tidak bisa cabang-cabang hidup yang menguasai hajat hidup orang banyak diserahkan begitu saja kepada pasar,'' terangnya.
Dia juga menyebutkan, untuk menyehatkan berbagai usaha BUMN yang merugi, privatisasi bukan sebagai pilihan satu-satunya, apalagi sampai menyerahkan kepemilikan mayoritas terhadap pihak swasta, karena itu mesti dicarikan pola pembiayaan alternatif yang menguatkan sumberdaya perekonomian masyarakat.
Sementara itu, Dirut PT Jamsostek Hotbonar Sinaga mengungkapkan, sekalipun memiliki tugas pengelolaan perlindungan sosial terhadap pekerja, Jamsostek juga melakukan pengembangan investasi memberikan imbal hasil yang tinggi terhadap iuran yang dikumpulkan para pekerja.
''Dalam pengembangan investasinya, PT Jamsostek selalu membeli obligasi negara dan saham-saham BUMN yang bluechip atau saham unggulan,'' terangnya. Sebagai misal, dia menambahkan, sepanjang tahun 2010 dari total dana investasi Jamsostek sebesar Rp 99 triliun, sebesar 40 persen ditempatkan dalam obligasi atau sekitar Rp 37 triliun, sebesar 31 persen ditempatkan dalam deposito terutama bank-bank BUMN sebesar Rp 31 triliun , serta pembelian saham sebesar 22 persen atau berkisar Rp 22 triliun.
Saat ini, lanjut Hotbonar, pihaknya juga tengah mengajukan Jamsostek Investment Company (JIC) bekerjasama dengan anak usaha Islamic Development Bank (IDB). Nantinya, dari dana patungan Rp 1 triliun akan diinvestasikan untuk perusahaan menengah dan kecil yang padat karya sehingga tumbuh menjadi besar, bahkan menjadi worldclass corporate, "Kita akan masuk dalam usaha kesehatan, kontruksi, infrastruktur dan bidang pangan,'' terangnya. [FN]
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=20795
Pulsa, Bensin dan Kredit Motor Sedot Pengasilan Masyarakat Miskin
Written By gusdurian on Sabtu, 12 Maret 2011 | 15.48
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar