BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Bukan Bagian Strategi Intelijen jadi Nggak Perlu Kalang Kabut

Bukan Bagian Strategi Intelijen jadi Nggak Perlu Kalang Kabut

Written By gusdurian on Sabtu, 12 Maret 2011 | 15.45

Jenderal (Purn) AM Hendropriyono:
Soal Berita The Age & Sydney Morning Herald




RMOL. Berita di koran Australia, The Age dan harian Sydney Morning Herald, bikin geger Istana, kemarin. Karena kedua koran di Negeri Kanguru tersebut benar-benar telah memojokkan orang-orang Istana Republik Indonesia. The Age dengan terang membuat headline di halaman muka dengan judul ‘Yudhoyono Abused Power’, lalau Sydney Morning Herald menampilkan judul “Bambang Thank You Ma’am’.

Berita-berita di kedua ko­ran tersebut dirilis dari bocoran Wikileaks soal kawat diplomatik Kedubes Amerika Serikat di Jakarta. Isinya memang menohok Istana. Di koran itu disebutkan, antara lain, SBY telah menginter­vensi dan mempengaruhi jaksa dan hakim untuk melindungi tokoh politik yang melakukan korupsi, SBY menggunakan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memantau saingan politik­nya, lalu ada juga yang menyebut dominasi Ibu Ani Yudhoyono, dan kedekatan Ibu Ani dengan pengusaha Tommy Winata.

Adakah motif tersembunyi di balik pemberitaan ‘sampah’ itu? Apakah ada operasi intelijen yang bermain di balik keluarnya berita tersebut? Bekas Kepala BIN Jen­deral (Purn) AM Hendro­priyono tak yakin ada setting inte­li­jen di balik pemberitaan terse­but. Bahkan, Hendro menya­ran­kan, agar semua pihak di Tanah Air tak kalang kabut merespons info-info tersebut.

Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah? Berikut kutipan wawancara Rakyat Merdeka dengan Hendro di Jakarta, kemarin.

Apa tanggapan Anda terkait berita The Age dan Sydney Mor­­ning Herald yang dinilai telah memojokkan SBY, Ibu Ani dan koleganya?
Yang dimuat The Age itu bukan strategi intelijen, itu info yang belum terkonfirmasi ke­be­naran­nya.

Apa ada agenda lain dari ke­dua koran itu, misalnya untuk menghancurkan citra pemerin­tah Indonesia di mata interna­sional?
Harus diakui, sekarang ini popularitas pemerintah berada dalam posisi menurun seperti telah dilansir berbagai lembaga survei Tanah Air, maka dalam kondisi seperti ini, gosip dan info yang tak terkonfirmasi kebena­rannya seperti yang dimuat The Age, akan mempengaruhi situasi.

Bagaimana strategi mengha­da­pinya?
Yang paling penting, berpe­gang kepada kebenaran. Tidak perlu pemerintah yang tanggapi info yang nggak terkonfirmasi ke­benarannya, karena saat ini sedang ada krisis kepercayaan ter­hadap pemerintah. Sehingga dikhawatirkan bisa jadi kontra­pro­duktif, apalagi saat ini semua respons yang disampaikan peme­rintah tak terkoordinir dengan baik. Masing-masing pejabat mem­beri­kan respons yang ber­beda-beda.

Kebenaran apa yang Anda mak­sud?
Tunjukkan kebenaran yang telah dicapai pemerintah. Biar mereka malu dan menjadi kerdil.

Lalu, apa yang harus dilaku­kan?
Menurut saya, harus media nasional yang mem­berikan berita se­be­nar­nya, se­hingga info yang tak terkonfir­masi kebenaran itu, bisa di­ker­dilkan.

Bagaimana dengan lang­kah men­yam­pai­kan hak jawab?
Kita memang punya hak ja­wab, tapi mukul balik dengan cara ini nggak akan maksimal.

Terus bagaimana langkah mengcounter info tersebut?
Disinilah peran intelijen ber­main. Lakukan penggalangan dengan pendekatan yang cerdas, smart, dengan cara menggalang media nasional untuk menam­pilkan berita dan keterangan yang sebenarnya. Nggak perlu di­coun­ter, karena mereka juga sudah yakin info-info tersebut pasti di­bantah. Cari materi lain yang lebih baik dan bisa mengker­dil­kan mereka. Bikin kita yang populer mereka yang kerdil. Jangan se­baliknya, kita dikerdil­kan me­reka. Cara ini yang mesti­nya juga dilakukan CIA dalam meng­hadapi pendiri Wikileaks, Julian Assange.

Maksud Anda?
Menurut saya ketika Julian Assange pertama kali melansir semua bocoran kawat diplomatik di internet, pemerintah Amerika dan sekutunya tak perlu sibuk-sibuk menangkap dan memen­jara­kan Julian Assange. Dia itu bocah, tak perlu diurusi pemerin­tah. Mestinya CIA cukup mem­buat situs-situs baru yang me­nyampaikan kebenaran se­sung­guh­nya. Pasti, orang akan ber­pikir ulang untuk menam­pilkan info-info dari situs Wikileaks.

Sejauh ini, menyikapi berita The Age, pemerintah telah me­manggil Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia dan mela­yangkan nota protes, menurut Anda apa langkah ini pro­duktif?
Untuk apa panggil Kedubes? Emang dulu zaman Orde Baru bisa tekan-tekan pers. Jangan sampai terkesan yang muncul David melawan Goliath. The Age itu kan koran kecil yang hanya ada di Melbourne.

Anda yakin tidak ada reka­yasa lain dari pemberitaan ter­sebut?
Kecil kemungkinan ada reka­yasa, justru besar kemungkinan hal ini dijadikan pemanfaatan untuk upaya gonjang-ganjing. Hal ini terjadi apabila gosip dan info yang tak terkonfirmasi itu ditanggapi dengan kalang kabut, supaya pemerintah goyah, dan dimanfaatkan lawan-lawan poli­tik­nya. [RM]

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=20789
Share this article :

0 komentar: