BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Pengeluaran Rumah Tangga Naik PDF Print

Pengeluaran Rumah Tangga Naik PDF Print

Written By gusdurian on Rabu, 02 Maret 2011 | 13.14

JAKARTA- Pengeluaran rumah tangga untuk berbelanja barang- barang konsumsi sejak 2010 terus mengalami kenaikan. Survei Nielsen pada tahun 2010 menunjukkan, belanja konsumen di perkotaan tahun 2010 naik 19,3% dan di pedesaan tumbuh18,6% dibandingkantahun 2009.

Sementara itu, anggaran belanja konsumen di pedesaan tahun 2010 melonjak 36% menjadi Rp2,27 juta dibandingkan 2007 yang sebesar Rp1,67juta.Sedangkan,anggaran belanja konsumen di perkotaan naik 33% menjadi Rp3,72 juta pada 2010 dibandingkan 2007 yang sebesar Rp2,79 juta. “Pertumbuhan di atas angka inflasi 2010 sekitar 6,96%. Juga, di atas tingkat kenaikan harga produk fast moving consumer goods(FMCG) sekitar 7,9%. Pengeluaran rumah tangga di lima kota tahun 2010 mencapai Rp29 miliar.Sedangkan,di perdesaan mencapai Rp41 miliar.

Tren ini masih akan berlanjut tahun 2011.Dua bulan pertama tahun 2011 menunjukkan tingkat pertumbuhan serupa,”kata Direktur Consumer Panel Services Nielsen Soon Lee Lim di Jakarta kemarin. Soon mengatakan, survei berdasarkan pemetaan belanja atas 57 kategori produk konsumsi FMCG di lima kota besar yakni, Jakarta dan sekitarnya, Bandung,Semarang,Surabaya, serta Medan. Soon menjelaskan, frekuensi belanja konsumen sejak 2007 terus mengalami penurunan.

Di perkotaan, kata dia, frekuensi belanja turun 9%, sedangkan perdesaan 5%.Namun, jumlah pembelanjaan per kunjungan justru naik. Di perkotaan, naik 46% menjadi Rp15.800 dibandingkan 2007 yang Rp10.800. Sedangkan di perdesaan, naik 41% menjadi Rp8.900 dibandingkan Rp6.300. “Jadi,pertumbuhan belanja didorong oleh nilai akibat kenaikan harga produk.Selain itu, juga ada organic growth, yakni volume belanja juga bertambah. Hal ini didukung oleh kemampuan konsumen yang ditopang pendapatan,”jelas Soon.

Sementara itu, lanjut Soon, alokasi belanja konsumen di perkotaan didominasi oleh produk susu bubuk dengan porsi 16,1%, yang disusul minyak goreng (migor) 8,9%,mi instan (7,9%), air mineral galon (6,7%), dan kopi (5,2%). Di pedesaan, alokasi belanja konsumen didominasi oleh migor dengan porsi 16,6%, mi instan (12,5%),susu bubuk (8,9%),kopi (6,7%),dan deterjen (5,9%). “Di perkotaan, belanja perawatan pribadi tumbuh lebih besar dibandingkan makanan dan minuman.

Total pertumbuhan FMCG sekitar 19%. Belanja makanan tumbuh sebesar 20%, di atas makanan yang 17% dan minuman sekitar 18%.Penjualan perawatan kulit seperti pelembab antipenuaan, hand body lotion whitening, dan busa pembersih muka menikmati porsi pasar terbesar,” papar Soon. Ketua Umum Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan danMinumanIndonesia(Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, walaupun paparan survei Nielsen tidak salah, tetapi juga tidak menggambarkan kondisi nasional secara keseluruhan.

Menurut Adhi, survei Nielsen lebih menggambarkan kondisi pasar modern. “Padahal pertumbuhan belanja makanan dan minuman yang terbesar di pasar tradisional. Belum lagi makanan segar. FMCG hanya mencakup 57 kategori produk, yang fast moving di luar makanan segar.Pengeluaran konsumen di kalangan perdesaan,terutama golongan menengah ke bawah masih didominasi oleh belanja makanan dan minuman,”jelas Adhi. Adhi memproyeksikan, pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun 2011 bisa mencapai 13%.

Hal itu seiring dengan tren kenaikan harga produk akibat lonjakan harga komoditas. “Tahun 2011,Gapmmi prediksi industri mamin (makanan minuman) nasionalnaik5–13%.Optimistis naik 13% karena harga. Kalauyang5% itukarenavolume konsumsinya, ”tuturAdhi. Di sisi lain, Soon mengatakan, porsi belanja di minimarket di perdesaan naik 3%.

Secara total, porsi belanja di ritel modern di pedesaan sekitar 19%,sedangkan pasar tradisional termasuk warung sebesar 81%.Di perkotaan,Soon mengungkapkan, porsi belanja di pasar modern sekitar 48%, sedangkan pasar tradisional termasuk warung sebesar 52%. “Kondisi ini masih menjadi tren yang akan terjadi selanjutnya,” pungkas Soon. sandra karina

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/384706/
Share this article :

0 komentar: