BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » WIKILEAKS Menolak Rahasia yang Disalahgunakan

WIKILEAKS Menolak Rahasia yang Disalahgunakan

Written By gusdurian on Sabtu, 22 Januari 2011 | 09.48

Hanya dalam kurun empat tahun sejak diluncurkan, situs peniup peluit
(whistle blower) WikiLeaks sangat terkenal. Kiprah termutakhirnya
membocorkan lebih dari 250.000 dokumen kawat diplomat AS membuat
”Negeri Paman Sam” serta banyak pemimpin dunia pusing kepala.

Kehebohan terus terjadi seiring dengan bocoran dokumen, mulai dari
Arab Saudi meminta AS menyerang Iran atau bagaimana AS menyebut Rusia
sebagai ”Negara Mafia” dan para pemimpinnya diibaratkan tokoh komik
Batman dan Robin.

Fenomena WikiLeaks juga menunjukkan bagaimana negara adidaya
memperlakukan negara lain, sekaligus ”wajah” sebenarnya negara Barat,
yang antikebebasan informasi, demokrasi. Ini tampak dalam reaksi
mereka atas kebocoran tersebut.

Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, mengatakan, sebenarnya dia tidak
anti terhadap kerahasiaan. Assange menyebut kerahasiaan sangat penting
bagi WikiLeaks, terutama untuk melindungi sumber pemasok berbagai
informasi rahasia ke mereka.

”Dalam banyak hal kerahasiaan sangat penting. Namun, kerahasiaan
jangan dipakai untuk menutup-nutupi sebuah penyalahgunaan, yang
kemudian membawa kita pada pertanyaan soal siapa yang memutuskan atau
bertanggung jawab terhadap kerahasiaan,” ujar Assange.

Situs WikiLeaks membangun sistemnya sendiri. Setiap data yang masuk
otomatis terenkripsi dan langsung anonim. Orang dalam WikiLeaks pun
tidak tahu identitas si pengirim bocoran. ”Namun, memang kadang ada
sumber yang mencoba langsung menghubungi kami dan mengaku punya
dokumen rahasia untuk disebar,” ujar Assange.

Dalam kondisi seperti itu WikiLeaks memintanya mengirim dokumen dengan
proses yang tetap anonim. ”Kami bisa saja mengira-ngira siapa
pengirimnya. Namun, hal itu tetap sebatas dugaan tanpa bisa
dibuktikan,” ujar Assange, akhir Juli lalu di depan Frontline Club di
London, Inggris.

Bagaimana WikiLeaks mendapat bocoran? Pemerintah AS menangkap seorang
analis intelijen Angkatan Darat AS, Bradley Manning (22), yang diduga
membocorkan dokumen rahasia ke WikiLeaks.

Salah satu dokumen rahasia yang dibocorkan Manning itu berisi rekaman
video soal helikopter tempur AS, Apache, yang menembaki dan menewaskan
12 warga sipil di Baghdad, Irak, tahun 2007. Selain itu juga 90.000
dokumen sepanjang tahun 2004-2009 terkait perang AS di Afganistan.

WikiLeaks juga digugat soal keotentikan dan keorisinalan dokumen
rahasia yang diperoleh. Namun, WikiLeaks mengatakan, badan itu juga
mengembangkan mekanisme verifikasi terhadap data atau informasi
bocoran yang diperoleh.

Selain dengan menerapkan teknik jurnalisme investigatif, mereka juga
mengembangkan sejumlah teknik verifikasi lain, termasuk mencari
kemungkinan apakah data itu palsu dan siapa kira-kira yang punya motif
atau siapa yang akan diuntungkan.

Terkait video serangan helikopter tempur AS di Irak, WikiLeaks bahkan
menelusuri data, informasi, kesaksian, dokumen rumah sakit, dan fakta-
fakta eksternal lain sebelum memastikan keaslian rekaman dan
memublikasikannya.

WikiLeaks juga mengirim dokumen mentah ke sejumlah media utama yang
dipilih untuk bersama-sama memublikasikan bocoran. Dengan menyerahkan
bocoran dalam bentuk data mentah, WikiLeaks mencoba membuktikan
informasi yang mereka punya itu otentik dan tidak disensor untuk
kepentingan tertentu.

Taktik militer

”Jurnalis lain bisa jadi melihat sudut pandang lain yang tidak kami
lihat sebelumnya. Dengan mencantumkan pula data asli, kami berharap
analisis dan tanggapan yang muncul bisa jauh lebih luas dan masyarakat
bisa tahu kebenaran sekaligus menentukan pilihan mereka sendiri,”
papar Assange dalam situsnya itu.

Lalu, siapa di balik WikiLeaks dan apa kira-kira rencana besarnya.
Teori konspirasi sempat dilontarkan pembawa acara talkshow sekaligus
komentator politik terkenal AS, Glenn Beck, yang meyakini keterkaitan
Assange dengan filantropis dan hartawan dunia, George Soros.

Keduanya mencintai dan menginginkan sebuah ”masyarakat terbuka”. Bukti
lain, Assange didukung oleh para pengacara pro bono (tak dibayar),
yang bekerja untuk Open Society Institute yang didirikan Soros. Teori
konspirasi Beck berujung pada tuduhan, keduanya mencoba menciptakan
kondisi kacau dengan mendestabilkan seluruh pemerintahan di dunia.
Akibatnya, keduanya dianggap tak berbeda dengan jaringan Al Qaeda.

Tuduhan lain dilontarkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, yang
menyatakan pembocoran itu membahayakan nyawa orang lain. Tuduhan itu
langsung dibantah Assange.

”Well, hal itu tidak masuk akal. Soal nyawa yang kemungkinan berada
dalam bahaya, selalu didengung-dengungkan organisasi militer atau
intelijen, yang terekspos. Empat tahun kerja kami, belum pernah
terjadi seseorang secara fisik terluka atau dipenjarakan karena
kerjaan kami,” ujar Assange. (BBC/DWA)

http://cetak.kompas.com/read/2010/12/16/04162484/menolak.rahasia.yang.disalahgunakan
Share this article :

0 komentar: