dukungan atas nominasi SBY
Renne R.A Kawilarang, Denny Armandhanu
Presiden SBY (Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki)
BERITA TERKAIT
* Pembocor WikiLeaks Disiksa di Penjara?
*
VIVAnews - Seorang anggota parlemen (Kongres) Amerika Serikat (AS)
pernah menginginkan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), sebagai kandidat peraih penghargaan Nobel Perdamaian pada 2006.
Anggota Kongres itu menyarankan pemerintah Belanda agar mendukung
nominasi itu dengan mengirimkan surat rekomendasi kepada yayasan
Nobel.
Keinginan itu tertuang dalam memo diplomatik Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Den Haag, Belanda, yang bocor di laman WikiLeaks, yang
dimuat pada 20 Januari 2011. Memo tersebut merangkum percakapan antara
anggota kongres AS, Robert Wexler, yang berkunjung ke Belanda pada
Maret 2006 dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Belanda saat itu,
Bernard Bot.
Dalam memo tertanggal 30 Maret 2006 itu, Wexler dan Bot membicarakan
beberapa hal, diantaranya adalah masalah pemilu Iran, Palestina dan
Israel, Indonesia dan Irak. Pada pembicaraan mengenai Indonesia,
Wexler mengatakan bahwa dia telah menominasikan SBY sebagai peraih
Nobel perdamaian dan meminta Belanda untuk membantunya.
“Wexler mengatakan bahwa Bot akan menominasikan Presiden Yudhoyono
sebagai peraih penghargaan Nobel dan, dengan sedikit bercanda, Wexler
meminta Bot untuk menuliskan surat dukungan atas nominasi itu,” tulis
memo tersebut.
Bot lahir di Jakarta pada masa kependudukan Belanda tahun 1937. Bot
juga sedikitnya setahun sekali mengunjungi Indonesia. Wexler menilai
Bot adalah orang yang tepat untuk memberikan masukan seputar hubungan
AS dengan Indonesia.
“Bot menyarankan Indonesia harus diberikan perhatian lebih karena
merupakan negara Muslim terbesar di dunia,” tulis memo.
Bot mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang stabil, pro-barat
dan demokratis. Kemajuan yang signifikan di beberapa bidang di
Indonesia, ujar Bot, dapat menjadikan Indonesia saingan berat China,
India dan Pakistan di regional Asia. Namun, terdapat beberapa hal yang
terlebih dahulu harus dibenahi.
“Dia mengatakan Indonesia memiliki permasalahan dalam pemerintahan
yang harus terlebih dahulu diatasi, dan penting bagi Indonesia untuk
memodernisasi angkatan bersenjatanya,” ujar memo tersebut.
SBY sebagai mantan jenderal, ujar Bot, adalah sosok yang disukai dan
dipercaya yang dapat memenuhi tantangan-tantangan itu.
Berita nominasi SBY sebagai peraih penghargaan Nobel Perdamaian pada
tahun 2006 sempat ramai dibicarakan oleh media kala itu. Dia
dinominasikan oleh Wexler karena dinilai sukses dalam mendamaikan
antara pemerintah dan Gam. SBY juga dinilai dapat menanggulangi dampak
buruk flu burung dan menangani bencana tsunami Aceh.
• VIVAnews
http://us.dunia.vivanews.com/
0 komentar:
Posting Komentar