Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi
RMOL. Jangan heran jika tokoh agama bicara politik. Sebab yang
mengatur warga untuk bernegara adalah politik.
Demikian disampaikan Frans Magnis Suseno dalam sebuah talkshow di
salah satu stasiun tv swasta (Senin, 17/1).
"Justru saya akan malu kalau tidak bicara. Ini merupakan kewajiban
moral sebab yang bertanggung jawab atas negara ini adalah politik,"
kata Romo Magnis.
Minimal, kata Romo, ada tiga hal yang menjadi sorotannya kepada
Pemerintah SBY-Boediono.
"Masalah korupsi hampir setahun dibiarkan dan seolah-olah pemerintah
tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi. Masalah mafia pajak,
pemerintah juga tidak konsisten. Kemudian masalah perekonomian di
negara ini yang banyak dipuji di luar negeri namun belum bisa berhasil
mengatasi orang miskin," demikian Romo.[yan]
http://www.rakyatmerdeka.co.
KEBOHONGAN REZIM SBY
Rektor UIN: Radikalisme Akan Muncul Jika SBY Cuek Bebek
Senin, 17 Januari 2011 , 07:44:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi
RMOL. Kritik dari tokoh lintas agama yang membeberkan kebohongan rezim
SBY-Boediono harus segera direspon oleh SBY-Boediono dengan kebijakan
yang tepat dan berpihak pada rakyat.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Komarudin Hidayat, dalam sebuah talkshow di
salah satu stasiun tv swasta (Senin, 17/1).
"Ini warning bagi pemerintah. Kalau tidak segera direspon saya
khawatir ini akan mendukung radikalisme. Saya baca media massa setiap
hari, hampir 60 persen berisi kekecewaan. Kalau kritik ini tidak
diatasi dan direspon, akan muncul radikalisme yang akan susah
diatasi," kata Komarudin.
Bahaya lain, lanjut Komarudin, rakyat bisa jadi akan memboikot pajak
jika masalah mafia pajak juga tidak diselesaikan dengan cepat.
"Kalau warga negara tak bayar pajak, ambruk negara ini," demikian
Komarudin.[yan]
http://www.rakyatmerdeka.co.
WAWANCARA
Solahuddin Wahid: Nggak Niat Ikut Capres 2014 Kami Hanya Mengkritisi
Saja
Senin, 17 Januari 2011 , 05:54:00 WIB
RMOL. Pemerintah diminta tidak khawatir dengan pembentukan Gerakan
Integritas Nasional (GIN). Sebab, wadah ini hanya bersifat moral,
bukan bergerak di politik.
“Kami nggak niat ikut Capres 2014, nggak ikut-ikutan politik. Ini
hanya gerakan moral, hanya mengkritisi saja terhadap yang perlu
dikritisi,’’ ujar penggagas GIN, Solahuddin Wahid, kepada Rakyat
Merdeka, di Jakarta, Jumat (14/1).
11 Tokoh Masyarakat dan Agama mendeklarasikan berdirinya Gerakan
Integritas Nasional (GIN). Mereka adalah Ahmad Syafii Maarif (Bekas
Ketua Umum Muhammadiyah), Solahuddin Wahid (Gus Solah), Natan
Setiabudi (bekas Ketua Persatuan Gereja Indonesia), Bambang Ismawan,
Putut Prabantoro, Kasturi Sukiadi, Parni Hadi, Wisjnubroto, Thresia
Kristianty, Sudrajad, dan Teguh Santosa.
Gus Solah selanjutnya mengatakan, tokoh-tokoh tersebut sudah
berkonsolidasi sejak tiga bulan lalu untuk berkumpul dalam GIN. Mereka
berkumpul dalam satu wadah dilatarbelakangi adanya masalah besar yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini, seperti rendahnya tingkat
integritas nasional, terutama di kalangan pejabat publik.
“GIN ingin ikut menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam upaya
menumbuhkan integritas diri di masyarakat, khususnya para pemimpin
di berbagai tingkatan. Kita harus mengakui bahwa dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sulit mencari tokoh yang memiliki
integritas,” katanya.
Adik kandung bekas Presiden Abdurrahman Wahid ini menegaskan,
menumbuhkan integritas para pemimpin di berbagai tingkatan bukan
berarti ikut terlibat dalam penyiapan calon pemimpin untuk 2014.
Gerakan ini murni atas kesadaran perlunya membangun integritas
nasional.
“Nggaklah. Ini bukan soal Capres 2014. Itu kan ranah partai. Kita
tidak mengarah kesana,” ujarnya.
Berikut kutipan wawancara dengan tokoh Nahdhatul Ulama ini:
Apa yang melatarbelakangi Anda bersama tokoh lainnya untuk mendirikan
GIN?
Dalam deklarasi Gerakan Integritas Nasional itu sudah jelas bahwa
kita melihat masalah sekarang ini seperti korupsi, penegakan hukum
yang kacau balau, kerusakan lingkungan karena rendahnya integritas
para pejabat publik dan masyarakat. Jadi tugas kami sebagai anak bang
sa untuk ikut menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam upaya
menumbuhkan integritas diri di masyarakat.
Sejak kapan komunikasi dibangun untuk berkumpul dalam sebuah wadah
GIN?
Itu sudah beberapa bulan terakhir. Ya kira-kira 3 bulan lalu.
Apakah memang cuma 11 tokoh ini yang ditarik gabung ke GIN?
Nantinya ya, kalau ada siapapun yang ingin bergabung, silakan saja.
Tidak ada masalah.
Gerakan ini apakah akan menyerupai Lembaga Swadaya Masyarakat?
Ini adalah perkumpulan Gerakan Integritas Nasional. Jadi di dalamnya
adalah integritas tapi dalam pengertian untuk keutuhan. Namun kami
menilai ada ketidakutuhan dari kebijakan kita yang tidak sesuai dengan
UUD 1945. Kebijakan itu akan kita kritisi juga.
Berarti oposisi terhadap pemerintahan?
Ya. Tapi tidak secara politis. Kami hanya mengatakan itu berda
sarkan pemikiran-pemikiran kita. Jadi kami akan mencari bibit-bibit
yang bisa muncul dalam kepemimpinan berbagai tingkatan. Jadi
integritas ini nantinya mempunyai makna sifat jujur dan punya prin
sip moral yang kuat; kondisi utuh dan tidak terbagi; kondisi me
nyatu; dan bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut. Kita harus mengakui bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sulit mencari tokoh yang memiliki integritas.
GIN tidak mencari sosok kepemimpinan 2014?
Itu tugas partai. Kami kan bukan partai.
Jadi gerakan ini bukan untuk memunculkan Capres?
Ya tidak. Kalau menurut saya, terlalu pagi kalau ngomong soal itu.
Bagaimana Anda melihat pemerintah ini, apakah berintegritas tinggi
atau rendah?
Penilaian saya secara umum ya. Sekarang kalau kita melihat Gayus bisa
keluar dari penjara dan mudah ke luar negeri, itu menunjukkan in
tegritas rendah apa tinggi? Gayus itu kan bisa menyuap siapa saja
itu. Jadi mutu integritas kita itu rendah sekali. Secara umum rendah.
Bukankah terlalu naif kalau ukuran integritas pemerintahan hanya
Gayus?
Gayus itu kan salah satu contoh. Yang lain juga ada, seperti joki
narapidana hukum belum lama ini. Jadi memang secara umum integritas
kita memang rendah.
Apa ada upaya pressure terhadap pemerintah melalui gerakan ini?
Nggak. Kita cuma menyampaikan pikiran-pikiran dan ide saja.
Tapi bagaimana jika gerakan ini dimanfaatkan untuk menggulirkan
wacana impeachment?
Impeachment itu kan hanya bisa dilakukan oleh partai. Kalau bukan
partai, ya tidak bisa dong.
Bukankah pengaruh Anda bersama tokoh lainnya kuat sehingga mudah
meraih dukungan dari partai ?
Wah, nggaklah.
Sejauhmana dukungan kepada GIN?
Belum ada dukungan apa-apa.
Tapi yang menyatakan tertarik untuk bergabung dalam GIN apa sudah
ada?
Saya belum tahu, mungkin juga ada, mungkin juga tidak. Tapi kami akan
memulai rapat beberapa bulan lagi.
GIN untuk jangka pendek akan menargetkan apa?
Kami tidak memiliki target apa pun juga. Kami hanya menyampaikan
pemikiran dengan berbagai alasan. Apa kegiatannya nanti, kan bisa
dilihat.
Harapan Anda terhadap GIN?
Ya kita berharap keadaan bisa lebih baik. Begitu saja. Jadi me
nyumbangkan pemikiran-pemikiran dalam rangka kehidupan yang lebih
baik bagi bangsa kita.
Itu saja.
http://www.rakyatmerdeka.co.
0 komentar:
Posting Komentar