BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Romo Magnis Justru Malu Kalau Membisu

Romo Magnis Justru Malu Kalau Membisu

Written By gusdurian on Selasa, 18 Januari 2011 | 11.36

KEBOHONGAN REZIM SBY


Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

RMOL. Jangan heran jika tokoh agama bicara politik. Sebab yang
mengatur warga untuk bernegara adalah politik.


Demikian disampaikan Frans Magnis Suseno dalam sebuah talkshow di
salah satu stasiun tv swasta (Senin, 17/1).

"Justru saya akan malu kalau tidak bicara. Ini merupakan kewajiban
moral sebab yang bertanggung jawab atas negara ini adalah politik,"
kata Romo Magnis.

Minimal, kata Romo, ada tiga hal yang menjadi sorotannya kepada
Pemerintah SBY-Boediono.

"Masalah korupsi hampir setahun dibiarkan dan seolah-olah pemerintah
tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi. Masalah mafia pajak,
pemerintah juga tidak konsisten. Kemudian masalah perekonomian di
negara ini yang banyak dipuji di luar negeri namun belum bisa berhasil
mengatasi orang miskin," demikian Romo.[yan]

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=15247

KEBOHONGAN REZIM SBY
Rektor UIN: Radikalisme Akan Muncul Jika SBY Cuek Bebek
Senin, 17 Januari 2011 , 07:44:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

RMOL. Kritik dari tokoh lintas agama yang membeberkan kebohongan rezim
SBY-Boediono harus segera direspon oleh SBY-Boediono dengan kebijakan
yang tepat dan berpihak pada rakyat.


Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Komarudin Hidayat, dalam sebuah talkshow di
salah satu stasiun tv swasta (Senin, 17/1).

"Ini warning bagi pemerintah. Kalau tidak segera direspon saya
khawatir ini akan mendukung radikalisme. Saya baca media massa setiap
hari, hampir 60 persen berisi kekecewaan. Kalau kritik ini tidak
diatasi dan direspon, akan muncul radikalisme yang akan susah
diatasi," kata Komarudin.

Bahaya lain, lanjut Komarudin, rakyat bisa jadi akan memboikot pajak
jika masalah mafia pajak juga tidak diselesaikan dengan cepat.

"Kalau warga negara tak bayar pajak, ambruk negara ini," demikian
Komarudin.[yan]


http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=15246


WAWANCARA
Solahuddin Wahid: Nggak Niat Ikut Capres 2014 Kami Hanya Mengkritisi
Saja
Senin, 17 Januari 2011 , 05:54:00 WIB

RMOL. Pemerintah diminta tidak khawatir dengan pembentukan Gerakan
Integritas Nasional (GIN). Sebab, wadah ini hanya bersifat moral,
bukan bergerak di politik.


“Kami nggak niat ikut Capres 2014, nggak ikut-ikutan politik. Ini
hanya gerakan moral, hanya mengkritisi saja terhadap yang perlu
dikritisi,’’ ujar penggagas GIN, Solahuddin Wahid, kepada Rakyat
Merdeka, di Jakarta, Jumat (14/1).

11 Tokoh Masyarakat dan Agama mendeklarasikan berdiri­nya Gerakan
Integritas Nasional (GIN). Mereka adalah Ahmad Syafii Maarif (Bekas
Ketua Umum Muhammadiyah), Sola­huddin Wahid (Gus Solah), Natan
Setiabudi (bekas Ketua Persatuan Gereja Indonesia), Bambang Ismawan,
Putut Prabantoro, Kas­turi Sukiadi, Parni Hadi, Wisj­nubroto, Thresia
Kristianty, Su­drajad, dan Teguh Santosa.

Gus Solah selanjutnya menga­takan, tokoh-tokoh tersebut sudah
berkonsolidasi sejak tiga bulan lalu untuk berkumpul dalam GIN. Mereka
berkumpul dalam satu wadah dilatarbelakangi adanya masalah besar yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini, seperti rendahnya tingkat
integritas nasional, terutama di kalangan pejabat publik.

“GIN ingin ikut menyum­bang­kan tenaga dan pikiran da­lam upaya
menumbuhkan inte­gri­tas diri di masyarakat, khu­susnya para pemimpin
di ber­bagai ting­katan. Kita harus mengakui bah­wa dalam kehidu­pan
ber­bangsa dan ber­negara sulit mencari tokoh yang me­miliki
integritas,” kata­nya.

Adik kandung bekas Presiden Abdurrahman Wahid ini mene­gaskan,
menumbuhkan integri­tas para pemimpin di berbagai ting­­katan bukan
berarti ikut terlibat dalam penyiapan calon pemim­pin untuk 2014.
Gerakan ini mur­ni atas kesadaran perlu­nya mem­bangun integritas
nasional.

“Nggaklah. Ini bukan soal Ca­pres 2014. Itu kan ranah partai. Kita
tidak mengarah kesana,” ujar­nya.

Berikut kutipan wawancara dengan tokoh Nahdhatul Ulama ini:

Apa yang melatarbelakangi Anda bersama tokoh lainnya untuk mendirikan
GIN?
Dalam deklarasi Gerakan Inte­gritas Nasional itu sudah jelas bah­wa
kita melihat masalah sekarang ini seperti korupsi, penegakan hukum
yang kacau balau, keru­sakan lingkungan karena rendah­nya integritas
para pejabat publik dan masyarakat. Jadi tugas kami sebagai anak bang­
sa untuk ikut menyum­bang­kan tenaga dan pi­kiran dalam upaya
menumbuhkan integritas diri di masyarakat.

Sejak kapan komunikasi di­bangun untuk berkumpul da­lam sebuah wadah
GIN?
Itu sudah beberapa bulan ter­akhir. Ya kira-kira 3 bulan lalu.

Apakah memang cuma 11 tokoh ini yang ditarik gabung ke GIN?
Nantinya ya, kalau ada siapa­pun yang ingin bergabung, sila­kan saja.
Tidak ada masalah.

Gerakan ini apakah akan me­nyerupai Lembaga Swa­daya Masyarakat?
Ini adalah perkumpulan Gera­kan Integritas Nasional. Jadi di dalamnya
adalah integritas tapi dalam pengertian untuk keutu­han. Namun kami
menilai ada ketidakutuhan dari kebijakan kita yang tidak sesuai dengan
UUD 1945. Kebijakan itu akan kita kritisi juga.

Berarti oposisi terhadap pe­merintahan?
Ya. Tapi tidak secara poli­tis. Kami ha­nya me­nga­ta­kan itu ber­da­
sarkan pe­mi­kiran-pemiki­ran kita. Jadi kami akan mencari bibit-bibit
yang bisa muncul da­lam kepemim­pinan berbagai ting­katan. Jadi
integritas ini nantinya mempu­nyai makna sifat jujur dan punya prin­
sip mo­ral yang kuat; kondisi utuh dan tidak terbagi; kondisi me­
nyatu; dan ber­tindak kon­sisten se­suai deng­an nilai-ni­lai yang
dianut. Kita harus me­nga­kui bahwa dalam kehi­dupan ber­bangsa dan
ber­negara sulit men­cari tokoh yang me­miliki integritas.

GIN tidak mencari sosok ke­pemimpinan 2014?
Itu tugas partai. Kami kan bu­kan partai.

Jadi gerakan ini bukan untuk memunculkan Capres?
Ya tidak. Kalau menurut saya, terlalu pagi kalau ngomong soal itu.

Bagaimana Anda melihat pe­merintah ini, apakah berinte­gri­tas tinggi
atau rendah?
Penilaian saya secara umum ya. Sekarang kalau kita melihat Gayus bisa
keluar dari penjara dan mudah ke luar negeri, itu me­nunjukkan in­
tegritas rendah apa tinggi? Gayus itu kan bisa me­nyuap siapa saja
itu. Jadi mutu integritas kita itu rendah sekali. Secara umum rendah.

Bukankah terlalu naif kalau ukuran integritas pemerinta­han hanya
Gayus?
Gayus itu kan salah satu con­toh. Yang lain juga ada, seperti joki
narapidana hukum belum lama ini. Jadi memang secara umum inte­gritas
kita memang rendah.

Apa ada upaya pressure ter­ha­dap pemerintah melalui ge­ra­kan ini?
Nggak. Kita cuma menyam­pai­kan pikiran-pikiran dan ide saja.

Tapi bagaimana jika gerakan ini dimanfaatkan untuk meng­­gu­lirkan
wacana impeach­ment?
Impeachment itu kan hanya bisa dilakukan oleh partai. Kalau bukan
partai, ya tidak bisa dong.

Bukankah pengaruh Anda bersama tokoh lainnya kuat se­hingga mudah
meraih duku­ngan dari partai ?
Wah, nggaklah.

Sejauhmana dukungan ke­pada GIN?
Belum ada dukungan apa-apa.

Tapi yang menyatakan ter­tarik untuk bergabung dalam GIN apa sudah
ada?
Saya belum tahu, mungkin juga ada, mungkin juga tidak. Tapi kami akan
memulai rapat bebe­rapa bulan lagi.

GIN untuk jangka pendek akan menargetkan apa?
Kami tidak memiliki target apa pun juga. Kami hanya menyam­paikan
pemikiran dengan berba­gai alasan. Apa kegiatannya nanti, kan bisa
dilihat.

Harapan Anda terhadap GIN?
Ya kita berharap keadaan bisa lebih baik. Begitu saja. Jadi me­
nyumbangkan pemikiran-pemi­kiran dalam rangka kehi­dupan yang lebih
baik bagi bangsa kita.

Itu saja.

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=15240
Share this article :

0 komentar: