FUAD RACHMANY
RMOL. Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak yang baru, Fuad Rachmany, belum
mau membeberkan strateginya untuk memberantas mafia pajak, sehingga
kasus Gayus Tambunan tidak terulang lagi.
Bekas Kepala Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) itu hanya
berujar merasa tertantang untuk memberantas mafia pajak di
institusinya.
“ Soal strateginya seperti apa, ya ntarlah, belum bisa saya beberkan.
Saya masuk dulu-lah. Ini kan masalah organisasi, nanti saya pelajari
dulu orang-orangnya, lihat dulu semua organisasinya. Saya kan orang
birokrasi juga. Jadi saya tahu bagaimana meng-handle yang seperti
itu,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kapan disampaikan informasi menjadi Dirjen Pajak?
Saya diberitahu saja sebelumnya. Tapi kalau ditanya soal itu, saya
bilang tidak tahu. Selama belum dilantik, saya selalu menganggap, ya
belum bisa komentar. Jadi, nggak enaklah ngomong, gitu saja, ha-ha-ha.
Apa Anda nggak grogi menerima jabatan ini karena selalu mendapat
sorotan publik?
Saya sebagai birokrat yang sudah senior di Kementerian Keuangan,
saya anggap ini sebagai tugas saja. Buat saya ini merupakan
tantangan bagi saya. Karena tugas ini saya anggap sebagai amanah dan
juga suatu tantangan, maka saya harus berikan yang terbaik untuk
menjadikan Direktorat Jenderal Pajak lebih baik. Tapi yang ada seka
rang juga sudah bagus.
Anda menempati posisi strategis sebagai Kepala Bapepam, kenapa mene
rima jabatan Dirjen Pajak?
Itu karena memang penugasan, yang namanya jabatan ya tidak ada tawar
menawar. Kalau Presiden sudah instruksikan, ya kita kerjakan, kita
laksanakan.
Kasus Gayus bikin citra pajak jadi hancur?
Masyarakat itu kadang-kadang keliru menilai, seolah-olah kalau ada
kasus Gayus, lalu dianggap di Direktorat Jendral Pajak banyak Gayus.
Tapi saya berani jamin deh sebenarnya yang kayak Gayus itu tidak
banyak. Masih banyak orang pajak yang jujur. Masih banyak dan itu
keyakinan saya bahwa sebagian besar mereka nggak berbuat seperti
Gayus. Jadi nggak semuanya itu berada di tempat yang bisa membuat
uang gitu loh. Kan banyak yang kerja di Informasi Teknologi (IT), di
bagian lainnya. Jadi tidak semua punya kesempatan.
Kalau pun punya kesempatan ada juga yang jujur. Jadi itu tidak banyak
seperti Gayus. Maksud saya dalam bentuk persentasenya kecil. Makanya
saya mengajak orang-orang di Direktorat Pajak, ya mari sama-sama kita
awasi yang kayak Gayus. Jangan sampai muncul lagi.
Upaya apa yang Anda lakukan untuk memulihkan citra Ditjen Pajak?
Nanti dong kalau saya sudah masuk. Saya ini kan belum tahu petanya di
dalam.
Tapi punya kiat-kiat untuk menghentikan mafia pajak?
Saya mendingan masuk dulu-lah. Ini kan masalah organisasi, nanti saya
pelajari dulu orang-orangnya, lihat dulu semua organisasinya. Saya
tidak bisa kasi komentar, wong ke sana saja belum. Pindah kantor saja
mulai Senin kok, belum ketemu pegawainya.
Apakah Anda melakukan rotasi di tempat Gayus ?
Nggak gitu persisnya. Saya ini kan sudah lama di birokasi, jadi
pendekatan yang saya lakukan agak beda. Jadi gini deh, belum waktunya
juga saya beri komentar soal ini. Saya ini kan orang kerja, jadi saya
tuh tidak mau berkoar-koar dan menceritakan apa yang sudah saya
lakukan. Yang penting hasilnya sudah jadi tanpa saya harus bicarakan.
Apa ada instruksi khusus kepada Anda terkait pemberantasan mafia
pajak?
Instruksi itu kan Keppres. Jadi saya harus menerima dong. Itu kan
tugas. Jadi saya harus menerima karena merupakan tugas. Kalau ada
tugas, ya kita harus laksanakan. Gitu saja. Tidak ada istilah saya
menerima apa tidak menerima. Kalau jabatan politik masih bisa terima
atau tidak terima, jadi menteri masih bisa kita tolak, tapi di pegawai
negeri ya harus dilaksanakan. Di Bapepam itu kan saya eselon I,
Dirjen Pajak juga eselon I. Jadi sama saja kan. Saya bermutasi saja.
Saya memang sudah lama di Bapepam, hampir lima tahun.
Untuk stop kasus Gayus terulang, apakah ada kajian-kajian intensif
terhadap peraturan-peraturan pajak?
Oh ya. Saya akan kaji aturan-aturan perpajakan, saya akan lihat aturan
perpajakan mana yang perlu direvisi. Saya juga akan banyak mendengar
dari kalangan-kalangan pengusaha untuk mendapatkan masukan tentang
peraturan-peraturan perpajakan. Dan juga saya akan mendengar keluhan-
keluhan masyarakat, itu juga akan saya dengarkan. Dari situ kita bisa
dapat masukan untuk perbaikan.
Ada target khusus waktu dekat ini?
Nanti dulu, saya kan belum masuk.
Bagaimana strategi Anda mengatasi mafia perpajakan?
Makanya belum bisa saya omongin dulu. Yang pasti saya akan coba
mengembangkan suatu analisis atau metode tentang potensi perpajakan.
Itu akan kita coba dalami. [RM]
http://www.rakyatmerdeka.co.
0 komentar:
Posting Komentar