BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Saya Nggak Berharap Deh Ada lagi Tawaran Presiden

Saya Nggak Berharap Deh Ada lagi Tawaran Presiden

Written By gusdurian on Selasa, 30 November 2010 | 10.53

WAWANCARA
Bambang Widjojanto: Saya Nggak Berharap Deh Ada lagi Tawaran Presiden




RMOL. Bambang Widjojanto tetap ingin berbuat sesuatu demi perbaikan
penegakan hukum. Semangatnya sedikit pun tidak pudar setelah gagal
menjadi pimpinan KPK.

“Tapi saya nggak berharap ada lagi tawaran dari Presiden. Yang
penting, apa pun yang dikerjakan bisa bermanfaat bagi kemaslaha­tan
bangsa ini,’’ ujar aktivis hu­kum yang vokal itu kepada Rakyat
Merdeka, di Jakarta.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda nggak ber­ha­rap tawaran dari Presiden?
Ha ha ha, sudahlah. Babak ini sudah selesai. Saya nggak berpi­kiran
tawaran berikutnya dari Presiden.

Tawaran itu kan sebagai ‘obat’ rasa kecewa Anda?
Ya, tawaran itu kehormatan bagi saya. Hanya saja dalam posisi sekarang
ini, saya merasa lebih baik tetap mem­bantu di da­lam posisi yang
tidak dita­warkan Bapak Presiden.

Barangkali tawaran itu ku­rang me­nantang, seperti tawa­ran men­jadi
Ketua Komisi Ke­jaksaan?
Saya kan pernah menjadi pansel Komisi Kejaksaan. Jadi, kalau tiba-tiba
masuk di situ kan nggak etis. Di mata politik, itu juga nggak baik.

Tapi saya ingin mengatakan, kalau tawaran itu sebagai kehor­matan bagi
saya. Karena jarang-jarang Pak Presiden menawarkan posisi itu. Coba
saja Anda hitung 6 tahun ini, mana ada Presiden yang menawarkan posisi
ter­hormat.

Banyak kalangan meng­ingin­kan Anda yang terpilih?
Saya menghormati pandangan dan pendapat banyak kalangan tersebut. Cuma
ini kan dunia nyata yang tidak semua diharap­kan menjadi kenyataan.

Tapi yang lebih penting adalah bahwa kita bisa berlomba-lomba untuk
berbuat kebaikan. Bukan mengharapkan saya menjadi ini dan itu. Tapi
berbuatlah sesuatu sekecil apapun untuk kemasla­hatan bangsa ini. Itu
mungkin jauh lebih baik daripada meng­harap saya di situ. Sebab yang
terpenting adalah bisa bermanfaat untuk memberikan kontribusi yang
baik bagi bangsa ini.

Apa Anda mau berbuat se­suatu untuk membantu Busyro Muqoddas
memperbaiki KPK?
Saya orang yang ingin berge­rak ke depan, tentu berharap agar Pak
Busyro bisa membawa per­baikan di KPK. Jadi, harus men­dorong dan
membantunya agar semua kehebatan Pak Busyro betul-betul bisa
diwujudkan.

Berarti Anda optimistis?
Saya ingin Indonesia lebih maju. Dan saya ingin siapapun yang memimpin
bangsa ini betul-betul menggunakan seluruh energi potensialnya. Jadi,
saya juga ha­rus optimistis untuk mem­berikan support kepada Pak
Busyro.

O ya, bagaimana sih peras­aan­nya saat menjalani fit and proper test
di DPR?
Di forum terhormat itu punya banyak cara untuk mengorek, dan untuk
konfirmasi. Saya menik­mati saja. Itu kan pengalaman per­tama saya.
Jadi, ini juga ba­gian dari pembelajaran.

Saya oke-oke saja. Tadi saya bilang, saya tidak berpikir me­ngenai
fit and proper test. Saya mikirnya ke depan saja, apa sih yang bisa
dilakukan tanpa harus memikirkan macam-macam.

Sudah bisa membangun silatu­rahmi saja dengan teman-teman DPR itu
sudah luar biasa bagi saya.

Ah masa sih?
Ya, bisa berdiskusi dalam forum yang terhormat bersama 55 orang
anggota DPR itu sudah hebat, bisa share, gagasan, dan macam-macamnya.

Adakah pertanyaan yang su­lit untuk menjawabnya?
Ada. Kalau pertanyaannya yang teknis agak-agak susah men­jawabnya.

Mungkinkah pertanyaan itu sebagai jebakan agar Anda ti­dak terpilih?
Oh nggak, saya nggak mikir kayak gitu. Saya berpikir kons­truktif
saja. Bahwa semua perta­nyaan pasti punya makna. Biarlah yang memaknai
orang yang ber­tanya. Tapi saya sudah sungguh-sungguh menjawabnya.

Ada yang beranggapan DPR hanya cari aman, makanya Bu­syro yang
dipilih?
Nggaklah, saya nggak mikir seperti itu. Saya mikirnya sudah selesai.
Dan sekarang apa yang bisa kita lakukan untuk mem­bantu semua pihak
dan bisa mem­bangun bangsa ini menjadi lebih baik.

0 ya, bagaimana pandangan Anda tentang Jaksa Agung yang baru Basrief
Arief?
Pak Basrief bagus, dia kan ter­akhir menjabat Wakil Jaksa Agung. Saya
sempat berkomuni­kasi agak intensif. Saya ingin melihat kekuatannya
yang mema­hami situasi di sana. Jadi, Pak Basrief harus punya teman-
teman terbaiknya untuk bersama-sama membangun Kejaksaan yang lebih
baik.

Tapi banyak kalangan yang meragukannya karena tidak suk­ses saat
menjadi Ketua Tim Pemburu Koruptor?
Saya nggak tahu persis soal itu ya. Saya hanya membantu seben­tar
mengenai program-program Tim Pemburu Koruptor, itu me­mang bukan hal
yang mudah. Tapi sekarang kesempatan beliau sebagai Jaksa Agung maka
kele­luasaannya sangat tinggi. Me­mang mengejar koruptor itu tidak
bisa sendirian sih.

Berapa lama Anda bekerja sama dengan Basrief?
Yang intensif waktu zaman Pak Abdurrahman Saleh, karena saya masuk di
tim pembaharuan seba­gai tenaga ahli. Yah, sekitar dua tahun.

O ya, bagaimana hasil Tim Investigasi MK, Anda kan sa­lah satu
anggotanya?
Kan itu sudah ada jubirnya (Saldi Isra). Jadi, jangan saya yang bicara
dong. Saya lebih senang menjawabnya nanti pada saatnya. [RM]

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=10761
Share this article :

0 komentar: