CATATAN SYAHGANDA NAINGGOLAN
BUYA Safii Maarif di berbagai media mengatakan bahwa pernyataan Ruhut Sitompul tentang perlunya menambah masa jabatan presiden sebagai “tidak mungkin ada asap jika tidak ada api”. Ruhut sendiri mengatakan bahwa ide itu pernah disampaikannya kepada SBY dan SBY merespon dengan mengatakan: Lee Kuan Yew pendiri Singapura juga punya pendapat yang sama.
Dalam teori kepemimpinan, khususnya menurut agama Islam, pemimpin (yang baik) merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada ummatnya. Karena pada dasarnya manusia hidup memiliki kecenderungan menyelesaikan tanggung jawab dan interest pribadi (keluarga) sebagai hal pokok, sedangkan tanggung jawab sosial (masyarakat) sebagai hal kedua. Sehingga manusia senang jika ada orang yang bukan dirinya mengurusi masyarakat, sebagian urusannya dan urusan orang lain. da;am prakktik, kecenderungannya adalah masyarakat yang mencari pemimpin, bukan sebaliknya.
Dalam sejarah kemanusian yang panjang, mencari pemimpin yang teladan seringkali dilakukan secara aklamasi atau musyawarah elit. Hal ini dikarenakan para elit tersebutlah yang mempunyai otoritas atau kecakapan dalam menilai rekam jejak pemimpin yang akan dipilih (dari kalangan mereka). Sedangkan massa secara umum tidak punya kapasitas dalam melakukan penilaian.
Demokrasi langsung, dimana rakyat ikut memilih pemimpin dimulai di Yunani belasan abad yang lalu. Dalam perkembangan selanjutnya, model itulah yang kemudian kita percaya sebagai metode paling fair dalam menentukan pemilih.
Selanjutnya sejarah juga mengajarkan kita tentang panjang pendeknya masa memimpin, cara pergantian pemimpin dan sistem negara/pemerintahan. Baik buruknya pemimpin yang ada dalam sejarah pun acapkali tidak selalu berkaitan dengan metode pemilihan pemimpin, masa jabatan pemimpin dan sistem politik sebuah negara. Artinya, ada raja yang bijak, ada raja yang zalim, ada presiden diktator, ada presiden yang baik hati.
Oleh karenanya, pernyataan Ruhut Sitomupl soal periodesasi kepresidenan, yang urgen lagi penting ditinjau dan disesuaikan dengan berbagai keberhasilan SBY versi Ruhut tersebut, bukanlah pernyataan yang berdiri sendiri.
Dalam bahasa politiknya ini adalah “test the water” untuk mengetahui seberapa jauh riak yang ditimbulkan isu ini. Hal ini terkait pula dengan berbagai sinyalemen adanya keinginan Ibu Yudhoyono untuk menggantikan SBY jika kita taat pada konstitusi.
Sayang sekali riak yang ditimbulkan dengan isu ini begitu negatif.
Semua media massa utama melakukan serangan balik atas indikasi SBY akan mengubah konstitusi. Begitu juga jaringan online seperti Facebook dan Twitter mengecam dan menghina ide Ruhut. Dan SBY kemudian “balik badan” dengan menyatakan dirinya tidak akan memperpanjang kekuasannya di tahun 2014. Meski demikian SBY tidak menegur Ruhut sampai saat ini (bahkan ruhut mengatakan bahwa SBY paling sayang padanya).
Sebenarnya, “test the water” ini tidak perlu terjadi jika SBY insyaf apa yang sedang terjadi padanya. Suara rakyat baik di Parlemen, di kalangan rakyat biasa maupun di berbagai lapisan elit masyarakat sudah terang benderang resah dengan kepemimpinan beliau akhir-akhir ini. Rakyat merasa tersiksa dengan suasana ketidakwarasan di kalangan elit, termasuk di pusat pemerintahan. Ledakan “bom tabung gas 3kg”, misalnya, tidak diiringi sikap tanggung jawab pemerintah. Bahkan seolah-olah pemerintah tidak kompak dan saling menyalahkan. Bahkan dikait-kaitkan dengan mantan Wapres Jusuf Kalla yang menelurkan kebijakan konversi minyak tanah ke gasi (yang notabene merupakan bagian dari rezim SBY juga).
Belum lagi, harga-harga kebutuhan dapur naik tidak terkendali, harga listrik naik, kemiskinan memasuki kualitas yang lebih buruk, pengangguran tetap merajalela. Banyak lagi kekecewaan yang ditujukan pada SBY, seperti kerumitan pengawalan Presiden yang mengecewakan pengguna jalan. Dan yang paling terbaru kekecewaan rakyat atas keputusan pemerintahan SBY membarter tujuh pencuri ikan warga Malasysia dengan tiga pegawai negara Indonesia.
SBY sendiri terlalu dininabobokkan oleh keberhasilan angka-angka makro, seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan cadangan devisa yang membesar. Namun, ketika SBY mengungkapkan keberhasilan itu pada acara resmi Pidato Kenegaraan, mayoritas media, utamanya Kompas, Media Indonesia, Republika, dan Rakyat Merdeka Online mengolok-olok atau memprihatinkan pidato tersebut. Berbagai kalangan di Parlemen, maupun pengamat juga ikut “melecehkan” pidato SBY itu.
SBY sulit menangkap suasana kebatinan rakyat yang merasa bahwa mereka hidup tanpa negara atau tanpa pemimpin. Mungkin karena SBY silau dengan pujian-pujian orang di sekitarnya atau mungkin dia sedang dikhianati.
SBY tidak peka lagi.
Seorang ibu yang membawa dua anaknya di Sleman membakar diri karena terlilit utang; belasan perampok dengan senjata laras panjang secara terbuka beraksi di Medan, seorang anak kecil ditempeleng "Paspampres" pada acara Hari Anak, dan seterusnya merupakan fenomena yang mencemaskan. D sisi lain, jenderal Polri pemilik rekening gendut tak tersentuh, Gubernur Bank Indonesia dipilih dari kalangan yang dianggap terlibat dalam megaskandal Bank Century, gas Donggi Senoro diekspor meskipun PLN sudah byarpet alias hidup-mati tak menentu karena kekurangan energi pembangkit, dan seterusnya menjadi tontonan rakyat jelata sehari-hari.
Rakyat melihat sepertinya ada dua kehidupan di republik ini. Kehidupan pertama adalah kumpulan manusia yang tidak berpengharapan; kedua, kehidupan manusia yang mengekploitasi bangsa ini untuk kepentingan diri dan kelompok.
Dalam suasana kebathinan rakyat yang merana, tiba-tiba isu penambahan jabatan presiden muncul. Rakyat pun menjadi jijik. Jijik terhadap isu itu. Seandainya SBY memang berhasil mensejahterakan rakyatnya, tentu orang akan memintanya untuk memimpin kembali, tanpa perlu "test the water" ini.
Bola ada di tangan SBY karena dia masih punya peluang untuk membuktikan bahwa dia mampu mengayomi dan mensejahterakan rakyat. Dia baru berkuasa selama enam tahun. Masih ada empat tahun yang tersisa. [*]
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=1776
Seandainya SBY Insyaf Apa yang Terjadi Padanya
Written By gusdurian on Minggu, 22 Agustus 2010 | 09.34
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar