BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Prioritaskan Transportasi Publik Dulu, Baru Bangun 6 Jalan Tol

Prioritaskan Transportasi Publik Dulu, Baru Bangun 6 Jalan Tol

Written By gusdurian on Minggu, 22 Agustus 2010 | 09.54

Agus Pambagio:
Ken Yunita - detikNews

Jakarta - Pemprov DKI Jakarta siap membangun 6 ruas jalan tol susun mulai 2011 nanti. Proyek triliunan itu diprediksi tidak akan mengatasi kemacetan Jakarta. Yang akan terjadi hanyalah memindahkan tempat parkir mobil ke jalan tol.

"Saya sudah bilang ke Pak Gubernur, saya nggak setuju. Tapi kalau memang mau dipaksakan okelah, tapi JORR (Jakarta Outer Ring Road) 1 dan JORR 2 harus nyambung dulu, jadi tidak akan hanya mindahin tempat parkir ke jalan tol saja," kata pengamat transportasi Agus Pambagio.

Hal itu disampaikan Agus saat berbincang dengan detikcom, terkait rencana Pemprov DKI Jakarta membangun 6 jalan tol susun.

Pembangunan 6 ruas tol tersebut akan menelan dana sebesar Rp 40 triliun lebih dengan rincian, Tol Semanan-Sunter sepanjang 17,8 km dengan anggaran Rp 9,7 triliun. Tol Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 km, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 7,3 triliun.

Tol Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,3 km anggarannya Rp 5,9 triliun. Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,6 km dengan anggaran Rp 6,9 triliun.

Tol Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,27 km dengan anggaran Rp 4,2 triliun. Dan Tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,5 Km dengan dana Rp 5,7 triliun.

Berikut wawancara detikcom dengan Agus Pambagio, Jumat (20/8/2010):

Bagaimana tanggapan Anda soal rencana Pemprov DKI Jakarta membangun 6 ruas jalan tol susun?

Saya tidak setuju, itu hanya memindahkan tempat parkir ke jalan. Mungkin satu dua bulan nggak macet, tapi nanti itu akan macet, karena tol-tol itu nggak menyambung.

Tapi ini proyeknya sepertinya sudah siap?

Kalau memang mau dipaksakan okelah tapi JORR 1 dan JORR 2 harus selesai dulu. Kalau itu tidak selesai, mau ke mana itu mobil-mobil? Yang ada nanti masuk ke dalam kota lagi, tetap macet kan? Selama itu belum rampung, saya akan tetap menentang. Karena percuma buat jalan tapi nggak akan mengatasi kemacetan. Buang-buang duit saja.

Yang kedua, Gubernur harus menunjukkan amdalnya lebih dulu. Amdal itu juga harus harus diuji ke publik. Tunjukkan dulu amdalnya, kalau tidak ya nggak usah dibangun. Karena nanti yang ada bisa jadi malah kayak Semanggi, yang semrawut.

Menambah jalan kan juga solusi mengatasi kemacetan?

Saya berani taruhan, mau jalan sebanyak apa, selebar apa, tapi kalau orang tetap naik kendaraan pribadi, pasti akan tetap macet. Menambah jalan itu malah yang untung industri otomotif, dan akhirnya jumlah kendaraan akan makin bertambah. Tambah macet pasti.

Apa yang lebih baik dilakukan Pemprov DKI?

Saya dari dulu sudah menyampaikan ke Pak Gubernur. Benahi dulu itu transportasi publik. Selesaikan itu MRT, fokus dulu ke situ, baru pikirkan yang lain. Itu yang harusnya jadi prioritas. Kan dana yang dibutuhkan nggak jauh beda dari rencana jalan tol itu. Kalau prioritasnya menambah jalan, nggak akan bisa.

Bagaimana dengan rencana membatasi kendaraan?

Saya mau taruhan. Saya sangat tidak setuju, membatasi mobil bagaimana caranya? Caranya cuma satu, memperbaiki transportasi publik sehingga orang tidak berpikir untuk beli banyak mobil atau motor. Dengan adanya transportasi publik yang baik, masyarakat akan punya pilihan, kalau pakai kendaraan pribadi macet, kalau transportasi publik cepat sampai dan tidak kena macet.

Membatasi kendaraan dengan menerapkan aturan pemakaian?

Pernah ada nasihat, jangan sekali-sekali mencoba menekan industri otomotif, karena itu sesuatu yang tidak mungkin. Tapi bangunlah angkutan massal yang baik sehingga orang tidak akan beli mobil. Itu yang akan menyaingi industri mobil. Jangan nambah jalan, karena itu malah akan menguntungkan mereka.

(ken/nrl)

http://us.detiknews.com/read/2010/08/20/150733/1424384/10/agus-pambagio-prioritaskan-transportasi-publik-dulu-baru-bangun-6-jalan-tol?991101605
Share this article :

0 komentar: