Ditulis oleh K@barNet
2009
Pengamat kebijakan publik, Ichsanudin Noorsy menyatakan bahwa skandal
bank century yang mencaplok uang negara sebesar 6,7 trilyun jauh lebih
besar kejahatannya dibanding teror bom.
“Skandal century merupakan teror kebijakan yang berdampak luas dan
merugikan seluruh rakyat Indonesia. *Dan ini jauh lebih jahat dari teror
bom,” *ucap Noorsy di sebuah acara diskusi di Jakarta siang tadi.
Sayangnya, masih menurut pengamat yang tetap antusias mengkritisi
kebijakan pemerintah yang dirasa tidak pro rakyat ini, banyak pihak yang
secara sistematis berusaha untuk menutup skandal besar di era reformasi
ini. Mulai dari kejaksaan, kepolisian, juga fraksi-fraksi yang masuk
dalam partai koalisi SBY. ”Saya dapat kabar bahwa fraksi-fraksi dari
partai koalisi diminta untuk menutup munculnya hak angket soal century,”
ucap Noorsy.
Khusus untuk kerja Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK, Noorsy memberikan
catatan tersendiri ketika menyangkut kasus ini. *“Awalnya, laporan BPK
diresisten oleh Bank Indonesia.* Kemudian baru bisa jalan ketika KPK
(pengurus lama, red) meminta BPK mengaudit aliran dana dalam kasus
Century. Tapi pun akhirnya KPK digoyang masalah. Baru setelah DPR
(anggota lama, red) minta BPK membuka hasil audit aliran dana ini,
kasusnya mulai terlihat. Sayangnya, *PPATK menolak membuka aliran
transaksi keuangan Century ini,”* jelas Noorsy bersemangat.
Hal ini karena, menurut Ichsanuddin Noorsy, menyangkut pejabat tinggi
yang saat ini memegang posisi penting di pemerintahan SBY. *“Terus
terang saya katakan bahwa dua pejabat tinggi saat ini, yaitu Boediono
yang waktu itu sebagai gubernur BI dan Sri Mulyani sebagai menteri
keuangan. Dua orang inilah yang bertanggung jawab keluarnya kebijakan
dana talangan 6,7 trilyun itu,”* ungkap Noorsy.
Hendri Saparini, pengamat ekonomi yang juga sebagai pembicara
menjelaskan bahwa kebohongan tentang Bank Century ini akan diikuti
dengan kebohongan-kebohongan lain. “Supaya skandal ini tidak terungkap,
pemerintah akan menutup kebohongan ini dengan kebohongan-kebohongan yang
lain,” ucap Hendri antusias.
Ia mencontohkan tentang ucapan *Sri Mulyani yang menyatakan bahwa
keluarnya dana talangan Bank Century adalah untuk mengantisipasi dampak
yang sistemik atau punya dampak luas.* Padahal, menurut Hendri,* kasus
ini murni karena salah urus, dan itu harus diamputasi, bukan malah
diberikan talangan pendanaan.*
Hendri pun prihatin dengan penggantian di Badan Pemeriksa Keuangan yang
tidak lagi dipimpin oleh Anwar Nasution. “Walaupun auditor di BPK cukup
kredibel dan teliti, *tapi semua bergantung pada dewan pimpinan di
BPK,”* jelas Hendri.
Hendri berharap, ada pihak-pihak di DPR dan luar DPR yang terus
menyuarakan skandal ini. *“Saya berharap, masih ada orang-orang di DPR
yang konsisten bersikap oposisi terhadap ini,”* ucap ibu yang kerap
berbusana muslimah ini. (eramuslim)
http://kabarnet.wordpress.com/2009/10/29/skandal-century-lebih-besar-dari-teror-bom/
0 komentar:
Posting Komentar