BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Kejahatan Virtual kian Mengganas

Kejahatan Virtual kian Mengganas

Written By gusdurian on Senin, 12 Oktober 2009 | 13.52

Kejahatan di internet dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat dengan kadar yang semakin berbahaya.
KALAU pasar gelap dunia nyata punya kokain, senjata ilegal, dan organ tubuh manusia untuk diperdagangkan, pasar gelap dunia virtual menyediakan informasi pribadi berharga, seperti nomor kartu kredit, kartu identitas, data finansial, maupun alamat e-mail untuk diperjualbelikan.

Meskipun bukan hal baru, fakta kian tingginya nilai transaksi informasi di dunia maya ini meresahkan. Perusahaan solusi sekuriti internet Symantec memperkirakan nilai transaksi itu kini telah melewati angka Rp2,7 triliun per tahun.

Jika dibandingkan total nilai transaksi ekonomi dunia nyata, jumlah tersebut memang termasuk kecil. Namun, efek transaksi kelas teri itu tetap saja bisa membuat korbannya kewalahan. Contohnya, transaksi informasi kartu kredit.

Akhir tahun lalu, informasi untuk satu kartu dengan limit transaksi Rp40 juta per hari bisa ditawar seharga Rp10 ribu hingga Rp250 ribu di pasar gelap online. Jumlah yang tidak seberapa, tapi berbekal informasi curian itu, penjahat dunia maya bisa meraup keuntungan hingga Rp50 triliun.

Sindikat cyber Pasar gelap virtual nyaris sama dengan pasar gelap dunia nyata. Para pelaku tergabung dalam sindikat yang anggotanya memiliki peranan dan tugas masing-masing.
Karena beroperasi via dunia maya, anggota sindikatnya pun bisa dikumpulkan dari berbagai belahan dunia.

Para anggota seperti teknisi, desainer, penulis, dan programer mengombinasikan kepiawaian masing-masing untuk membuat phishing scam, seperti e-mail, iklan online, atau situs palsu untuk mencuri identitas kartu kredit pengguna internet dan memperjualbelikannya di pasar gelap online.

Identitas itu kemudian digunakan pembeli yang menyamar sebagai pemilik kartu membeli barang dengan harga tinggi.
Nantinya, barang itu dijual kembali di dunia nyata dengan harga lebih murah. Cara inilah yang biasa digunakan pelaku untuk meraup keuntungan.

Sebagian besar pelaku menggunakan forum seperti server internet relay chat untuk mengiklankan dan mempromosikan hasil curian. Mereka kerap memanfaatkan teknologi terbaru, seperti situs-situs jejaring sosial, untuk mengambil informasi penting dan melancarkan aktivitas ilegal mereka.

Menurut data FBI, kata Norton Business Lead Asia South Region Effendy Ibrahim, di Jakarta pekan lalu, seorang pelaku ahli mampu memperoleh pendapatan hingga Rp7 miliar per tahunnya. Padahal, rata-rata penghasilan seorang pakar IT biasanya `hanya' mencapai Rp1 miliar per tahun.

Proteksi "Kejahatan dunia maya telah mengalahkan penjualan obatobatan terlarang sebagai penghasil uang kejahatan. Setiap 3 detik satu identitas tercuri.
Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa kejahatan dunia maya saat ini lebih menghancurkan kehidupan daripada menghancurkan komputer," ujar Ibrahim.

CEO sekaligus pendiri Kaspersky Lab Eugene Kaspersky dalam forum yang sama menanggapi hal tersebut dengan lebih santai. Menurutnya, pencurian informasi pribadi di dunia maya memang hal berbahaya. Namun, hal itu dapat dicegah asal pemilik data disiplin dalam memproteksi informasi pribadinya.

"Sangat sulit jika kita hidup tanpa internet. Sayangnya, kini semakin banyak risiko yang bisa kita hadapi ketika menjelajahi internet. Tapi hal itu bisa dicegah asal kita bisa menggunakan internet dengan bertanggung jawab dan membangun proteksi kuat," tutur Kaspersky dalam kunjungannya ke Jakarta, Jumat (9/10).

Menurut pria asal Rusia ini, setiap harinya ada jutaan serangan, transaksi, maupun a pencurian informasi di dunia cyber. Menemukan pelaku dan menghentikan aktivitas mereka, ungkapnya, merupakan hal yang cukup sulit. Karena itu, agar pengguna tidak menjadi korban, mereka harus berhati-hati ketika membuka situs atau link tertentu dan menggunakan proteksi komputer seperti antivirus.
"Ada dua aturan yang harus Anda ingat ketika menjelajahi dunia maya. Pertama, gunakan pelindung. Kedua, jangan mudah percaya siapa pun juga," tukasnya.

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/10/12/ArticleHtmls/12_10_2009_005_002.shtml?Mode=0
Share this article :

0 komentar: