BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Ustadz yang Haramkan Foto

Ustadz yang Haramkan Foto

Written By gusdurian on Kamis, 13 Agustus 2009 | 09.24

SAIFUDDIN JAELANI
Ustadz yang Haramkan Foto

Setelah Saifuddin menghilang, berselang beberapa hari Dani raib.

*BOGOR* -- Kemahiran berceramah membuat Saifuddin Jaelani, buron polisi
paling dicari karena diduga merekrut Dani Dwi Permana, yang menjadi
pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott, lekas memiliki pengaruh di
kalangan tetangga di Perumahan Telaga Kahuripan, Bogor.

Ketua RW 10 Perumahan Telaga Kahuripan, Bogor, Djoko Suhardjo,
menuturkan, Saifuddin pernah meminta seorang tetangganya membuka
rekening di sebuah bank di Bogor. Tetangga bernama Jarmo itu kemudian
membuka rekening yang buku dan kartu ATM-nya lantas dipegang Saifuddin.

Cerita itu, menurut Djoko, terungkap setelah polisi menjelaskan bahwa
Saifuddin merupakan perekrut pelaku bom bunuh diri. Warga di kawasan
Kompleks Candraloka, Telaga Kahuripan, Bogor, segera mengadakan rapat.
Dalam forum rapat mengalir cerita tentang tindak-tanduk Saifuddin selama
ini. "Salah satunya cerita Pak Jarmo tadi," katanya.

Jarmo diminta membuka rekening atas namanya, biayanya ditanggung
Saifuddin. Rekening itu untuk menampung uang kiriman buat membangun
pesantren dan kegiatan keagamaan. Setelah itu, Jarmo tak pernah lagi
memegang buku rekeningnya. "Saya yakin Pak Jarmo tak tahu rencana jahat
ini," katanya.

Saifuddin merupakan pendatang baru di kawasan perumahan itu. Dia rajin
berceramah di Masjid As-Surur, tempat Dani menjadi salah seorang
pengurusnya. Menurut warga, Saifuddin bahkan kemudian menjadi imam
masjid. "Ada cara yang tidak kami suka. Dia terkadang berusaha mengadu
domba siapa yang jadi imam, orangnya keras," kata seorang warga yang tak
mau disebut namanya.

Setelah menjadi imam, diduga Saifuddin berhubungan intensif dengan Dani.
Sekaligus mendoktrin Dani agar mau dijadikan "pengantin", istilah untuk
pelaku bom bunuh diri. Remaja yang orang tuanya, Zulkifli, tengah
ditahan di penjara Paledang, Bogor, itu rupanya tertarik dengan ajakan
tersebut.

Selama tinggal di Kompleks Candraloka, Saifuddin selalu menghindar saat
akan dipotret. Dalam kegiatan apa pun, dia selalu mengharamkan dirinya
dipotret, sehingga warga tak memiliki foto diri Saifuddin.

Pada akhir Mei, tiba-tiba Saifuddin menghilang tanpa kabar. Hanya kepada
tukang ojek yang biasa melakukan antar-jemput anaknya, Ujay, yang
sekolah di Kampung Pondok, dia bercerita akan memindahkan anaknya ke
sebuah pesantren.

Berselang beberapa hari, Dani juga menghilang. Warga pun bertanya-tanya,
kenapa Saifuddin tidak lagi menjadi imam. Warga juga mencari keberadaan
Dani, yang juga hilang tanpa jejak. "Kami tidak mengira kalau ternyata
Dani diajak Saifuddin," kata Djoko.

Kini warga perumahan itu resah karena takut dianggap terkait dengan
Saifuddin, apalagi jemaah di Masjid As-Surur.

Saifuddin tinggal selama tiga tahun di Blok CC 3 Nomor 6. Dia tinggal
bersama istrinya, Kholifah, dan dua anaknya, Ujay 6 tahun, serta Mariam,
berusia sekitar 6 bulan. Warga mengenalnya sebagai seorang penceramah,
penjual madu, dan ahli pengobatan bekam. *DEFFAN PURNAMA
*

*http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/08/13/headline/krn.20090813.173774.id.html
*
Share this article :

0 komentar: