BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Terorisme dan Agama-Agama di Dunia

Terorisme dan Agama-Agama di Dunia

Written By gusdurian on Minggu, 26 Juli 2009 | 08.56

Terorisme dan Agama-Agama di Dunia
Oleh: Made Ayu Nita Trisna Dewi

Presiden Konferensi Dunia Agama-Agama untuk Perdamaian KH Hasyim Muzadi
meminta semua pihak tidak mengidentikkan aksi terorisme dengan agama
tertentu. Hal tersebut dikatakan ketua PB NU itu ketika berdoa bersama
para tokoh lintas agama di dekat lokasi ledakan bom (17/7) di Atrium Mal
Bellagio di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (20/7).

Para tokoh agama lain juga menegaskan, "Pokoknya, terorisme tidak
terkait dengan agama". Agama adalah sakral suci dengan misi membawa
damai sehingga tidak sepantasnya dijadikan tertuduh atau dikait-kaitkan
dengan tindak terorisme. Jadi, persoalan terorisme harus di-/exclude/
dari agama. Agama adalah entitas tersendiri, sedangkan terorisme
merupakan entitas yang lain.

Apalagi dari kajian kritis itu, kini juga banyak ditemukan fakta bahwa
ada cukup banyak kelompok teroris yang memang sengaja membawa-bawa
bendera agama.

*Berbagai Agama dan Terorisme*

John W. Morehead dalam /Armageddon Enters the New Age of Terrorism: A
Commentary on Terrorism and Religion /(September 2001) sudah banyak
menampilkan fakta tindak terorisme yang dikaitkan dengan agama (tentu
dari berbagai agama). Dari bendera Hindu, misalnya, ditampilkan tokoh
Bhagwan Shree Rajneesh, pemimpin kelompok Rajneespuram. Dia pada
September 1984 menggegerkan Amerika Serikat (AS) karena memerintah para
pengikutnya untuk meracuni restoran The Dalles/ /di/ /Oregon/./
Akibatnya, 750 orang yang makan di restoran itu sakit.

Dari agama Shinto, misalnya, kita masih ingat akan tragedi gas sarin
yang ditaburkan oleh kelompok Aum Shinrikyo di /subway/ di Tokyo, Maret
1995, yang menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang.

Lalu, dari bendera Kristen, Morehead menampilkan kelompok teroris yang
sangat terkenal di AS dengan sebutan Christian Identity Movement/./
Gerakan itu membawa misi superioritas orang kulit putih (Arya dan Anglo
Saxon) sebagai bangsa terpilih, dan AS merupakan tanah yang dijanjikan
Tuhan bagi mereka.

Akibatnya, mereka sangat anti-Yahudi dan pendatang selain kulit putih.
Bahkan, mereka punya kristologi konyol bahwa Yesus itu bukan orang
Yahudi, tetapi berdarah Arya. Gerakan tersebut juga yakin akan masa
depan yang rasialis bahwa akan terjadi perang suci antara kelompok
mereka dengan Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Tentu, dengan kemenangan
akhir diraih kelompok mereka.

Pada 1987, gerakan itu dituding menebar racun pada suplai air untuk dua
kota besar di AS, tetapi bisa digagalkan. Salah satu nama terkenal dari
gerakan itu adalah Timothy McVeigh, tertuduh pengeboman Gedung Federal
di Oklahoma 1995.

Dari Yahudi, Morehead menampilkan, sejak kemunculannya, selalu ada
kelompok-kelompok radikal dari agama itu seperti Zelot yang menentang
penjajahan Romawi dan Lubavitch Hasidic Movement. Juga, beragam kelompok
ultra ortodoks yang meyakini bahwa Tuhan hanya memilih bangsa Yahudi dan
akan memenangkan perang suci dengan setiap kelompok yang melawan Israel.

Lalu, bagaimana dengan Islam? Cendekiawan muslim Azyumardi Azra
berpendapat, memang tidak ada landasan teologi dalam Islam untuk
melakukan teror. Meski begitu, Azyumardi tidak menolak kenyataan bahwa
dalam sejarah Islam terdapat kelompok-kelompok tertentu dari kalangan
muslimin yang melakukan teror dan kekerasan.

*Karakteristik yang Sama*

Menarik dicermati bahwa meskipun berasal dari berbagai latar belakang
agama berbeda, gerakan-gerakan atau kelompok itu ternyata memiliki
karakteristik atau pola yang sama.

Pertama, karena mereka sudah melibatkan agama, tentu saja setiap
gerakannya menjadi /defender of the faith/ -pembela agama, bahkan merasa
sebagai pembela Tuhan. Tidak heran jika tiap gerakan merasa memiliki
kebenaran sehingga mereka bersikap sangat arogan atau otoriter dalam hal
iman.

"Hanya kelompokku yang paling selamat. Semua kafir". Jangankan kelompok
dari luar agama yang berbeda, kelompok dari latar belakang agama yang
sama pun bisa dinilai kafir dan akan masuk neraka. "Hanya kelompokku
pemilik kavling surga yang sah!".

Dari keyakinan itu, rata-rata kaum radikal tersebut sama sekali tidak
takut mati. Karena begitu mati, mereka yakin akan otomatis masuk surga.
Jadi, ada garansi dan rasa percaya diri yang kuat.

Karakteristik dan pola lain yang menonjol, menurut James Barr -guru
besar Universitas Oxford penulis buku /Fundamentalism-/ adalah penekanan
yang amat kuat akan ketidaksalahan (/inerrancy/)/ /kitab suci yang
mereka anut sehingga mereka punya penafsiran yang sangat /skriptural/
dan literer.

Mereka menerima mentah-mentah setiap kalimat kitab suci, khususnya guna
mencari dukungan atau legitimasi untuk setiap tindak kekerasan atau
teror yang hendak dilakukan. Mereka hanya mengambil sepotong, tidak
memahami makna kitab suci secara holistik.

Pola atau karakteristik lain adalah rata-rata gerakan atau kelompok itu
sangat anti klerikalisme atau anti pada pejabat keagamaan dari
/mainstream/. Misalnya, yang di AS anti pada hierarki gereja. Kalau di
negara muslim, mereka anti kepada ulama-ulama yang jadi pegangan dari
umat kebanyakan.

Akhirnya yang paling penting, agama apa pun memang baik, tetapi jangan
lupa yang menghayati agama itu adalah manusia. Manusia itu bisa menjadi
sangat jahat sebagaimana teroris yang tidak peduli pada nyawa sesama
manusia, bahkan nyawanya sendiri. *(*)*

/*Made Ayu Nita Trisna Dewi (Ay Yauwk Nio), aktivis perdamaian, bekerja
di Taipei, Taiwan/

http://jawapos.com/
Share this article :

0 komentar: