BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Tebar Duit Jaring Suara

Tebar Duit Jaring Suara

Written By gusdurian on Senin, 20 Juli 2009 | 12.34

Tebar Duit Jaring Suara

INEM kesengsem berat pada Susilo Bambang Yudhoyono. Meski tak datang
ke tempat pemungutan suara pada pemilihan presiden awal Juli lalu
karena lumpuh, perempuan 70 tahun itu meminta dua anaknya nyontreng
nomor dua, pasangan SBY-Boediono.

Bagi warga Desa Barongan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah ini, dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tiga kali ia terima
sejak tahun lalu sangat menolong ekonomi keluarganya. ”Pemerintah
sangat memperhatikan orang miskin,” ucap Inem. Bagi Inem, pemerintah
ya SBY. Program pemerintah itu amat berarti di Kudus.

Tak mengherankan jika pasangan SBY-Boediono unggul jauh dibanding
pesaingnya. Pasangan nomor dua ini meraih 235.462 suara atau 59,7
persen dari suara sah. Duet Megawati-Prabowo memperoleh 34,2 persen,
dan Jusuf Kalla-Wiranto cuma kebagian 6,1 persen. Padahal, sewaktu
Wiranto maju dalam pemilihan presiden 2004, ia mampu mendulang 21,6
persen, menempel SBY-Kalla, yang mendapat 37,6 persen, sedangkan Mega
21,4 persen.

Ati Haryati, 40 tahun, warga Desa Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, pun sumringah. Meski tak menjadi modal usaha, dana BLT sebagai
”uang kaget” sangat membantu membiayai sekolah anaknya dan keperluan
sehari-hari. Bersama anak dan menantunya, ia tak ragu memilih Partai
Demokrat dan pasangan SBY-Boediono. ”Pilih SBY, siapa tahu ada BLT
lagi,” katanya.

Sebaliknya, program konversi minyak tanah ke elpiji yang diusung Jusuf
Kalla malah menyulitkan Ati. Sebab, pembagian satu set kompor gas dan
tabung tak disertai selang. Alhasil, kompor dan tabung gas mangkrak,
dan dijualnya Rp 150 ribu ke tetangga. Ia kembali ke hawu (tungku)—
terbuat dari tanah liat bercampur semen—berbahan bakar kayu.

Program BLT adalah kompensasi pemerintah bagi rakyat miskin setelah
pemerintah dua kali menaikkan harga bahan bakar minyak pada 2005.
Melalui program ini, setiap rumah tangga sasaran memperoleh dana
langsung Rp 100 ribu per bulan selama tujuh bulan. Tahun lalu, BLT
kembali dikucurkan setelah pemerintah menaikkan lagi harga bahan bakar
minyak. Kali ini selama sembilan bulan, sampai Februari 2009—hanya dua
bulan sebelum pemilu.

Kendati masih ada program ekonomi lain yang ”dijual” SBY, seperti
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Bantuan Operasional Sekolah,
Kredit Usaha Rakyat, Jaminan Kesehatan Masyarakat, dan Program
Keluarga Harapan, BLT-lah yang paling ”menancap” di benak pemilih.
”Program itu paling banyak menaikkan simpati pada SBY,” kata Direktur
Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Saiful Mujani.

Kepala Divisi Penelitian Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Fajar Nursahid menilai BLT
unggul karena merupakan satu-satunya program yang langsung menyentuh
masyarakat. Walaupun program ekonomi kerakyatan pasangan Megawati-
Prabowo sempat ditimbang masyarakat, akhirnya kandas. ”Karena suara
maksimal pemilih Megawati terbatas dari dua partai, tidak bisa
mengalahkan SBY.”

Lagi pula program BLT menyentuh jauh lebih banyak penduduk, terutama
dari kalangan bawah. Sekretaris Jenderal Departemen Sosial Chazali
Situmorang mengatakan cakupan program ini jauh lebih besar ketimbang
jumlah penduduk miskin nasional karena juga merangkul penduduk ”hampir
miskin”. Jika diasumsikan tiap keluarga sasaran memiliki empat
anggota, BLT tahun ini merengkuh 72 juta orang, hampir dua kali lipat
penduduk miskin, 32,5 juta orang.

Namun Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie malah menilai
kontribusi BLT sangat minim. Sebab, kebanyakan penerima dana BLT tidak
masuk daftar pemilih tetap. Program ekonomi ini pun sering diklaim
sebagai program pemerintah daerah—yang kebanyakan justru tidak berasal
dari Partai Demokrat. Ekonom Aviliani menambahkan, BLT bukanlah faktor
terbesar. ”Rakyat tahunya ekonomi masih tumbuh,” katanya. Itu yang
sebetulnya menunjukkan keberhasilan Yudhoyono.

R.R. Ariyani, Amandra Mustika, Bandelan Amarudin (Kudus), Deffan
Purnama (Bogor)

Tahun Durasi (Bulan) Penerima (Rumah Tangga) Total (Rp Triliun)
2005 7 (Maret-Juni, Oktober-Desember) 19,10 juta 14,10
2008 7 (Juni-Desember) 18,16 juta 13,16
2009 2 (April-Mei) 18,16 juta 3,70

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/07/20/NAS/mbm.20090720.NAS130908.id.html
Share this article :

0 komentar: