BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Target Serangan Teroris Meluas

Target Serangan Teroris Meluas

Written By gusdurian on Minggu, 26 Juli 2009 | 11.00

Target Serangan Teroris Meluas

Dua tersangka pernah bersekolah di madrasah dekat rumah Abu Dujana.

*JAKARTA* -- Markas Besar Kepolisian RI menyatakan target penyerangan
teroris di Indonesia tak lagi melulu pihak asing atau aset-aset yang
dinilai mewakili kepentingan asing. "Bapak Presiden jadi target karena
dianggap memimpin pemerintahan /toghut/ (setan)," kata Kepala Polri
Jenderal Bambang Hendarso Danuri di kantornya kemarin.

Menurut Bambang, pengakuan tentang meluasnya target tersebut datang dari
mulut Kasiman alias Marinda alias Abu Zar, yang dicokok dalam operasi
Detasemen Khusus 88 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 5-9 Mei
lalu. "Dia merencanakan aksi di beberapa tempat, termasuk membunuh Bapak
Presiden," ujar Bambang.

Dari tangan Kasiman, yang juga menggunakan nama Usama alias Salim alias
Udin, polisi menyita sejumlah foto dan video cakram digital. "Termasuk
foto yang ditunjukkan Bapak Presiden," Bambang menambahkan.

Ia menuturkan, dari hasil pengembangan kasus itu, polisi lantas
mengungkap adanya jaringan teroris lain yang tersebar di Sumatera dan
Jawa. Di Malang, kata dia, polisi membekuk kaki-tangan teroris
Singapura, Mas Selamat Kastari, berinisial HSN (Husaini bin Ismail) di
Malang dan kemudian Abdul Samad di Lampung.

Sebelum bom meledak di dua hotel di kawasan Mega Kuningan pekan lalu,
kata Bambang, polisi juga telah menangkap Saefudin Zuhry di Cilacap pada
12 Juni. Dari Zuhry, polisi mengetahui adanya peran BRD (Bahrudin Latif
alias Baridin). "BRD mertuanya sasaran kami (Noor Din M. Top)," ujarnya.

Di halaman belakang rumah Baridin itu polisi menemukan bom yang siap
diaktifkan. Bom tersebut, kata Bambang, serupa dengan bom yang disita di
Palembang dan bom yang ditemukan di kamar 1808 Hotel JW Marriott. "Ini
kami pahami bahwa mereka punya pola," kata dia.

Penangkapan terbaru dilakukan di Cilacap pada Rabu lalu terhadap Achmadi
alias Achmad Jenggot, 39 tahun. Ia memutuskan menyerahkan diri sehari
sebelumnya dan mengaku telah direkrut Noor Din untuk menjadi
"pengantin". "Pengantin" merupakan sebutan bagi pelaku bunuh diri yang
bersedia meledakkan dirinya bersama bom yang ia bawa.

Berdasarkan penelusuran /Tempo/ di wilayah itu, diketahui bahwa Achmadi
merupakan teman satu sekolah Saefudin Zuhry di Madrasah Wathoniyah
Islamiyah di Desa Kebarongan, Kemranjen, Banyumas. Madrasah tersebut
hanya berjarak seratusan meter dari kediaman tokoh teroris yang sudah
ditangkap, yakni Abu Dujana.

Menurut Mahfudz, Direktur Pondok Pesantren Al-Muaddib, Zuhry dan Achmadi
sering datang ke pondok tersebut. "Achmadi itu orangnya suka bekerja
keras," kata Mahfudz. Ia membenarkan bahwa Zuhry dan Achmadi pernah
sekolah di madrasah yang sama.

Kedekatan keduanya juga dibenarkan oleh Supriyanti, sepupu Achmadi.
"Mereka sudah seperti keluarga. Zuhry sering berkunjung ke rumah
Achmadi. Begitu juga sebaliknya."

Hal lain yang dianggap aneh dari sosok Achmadi diungkapkan oleh Sohid,
45 tahu, tetangganya. "Dia tak suka difoto," katanya. "Ketika nikah saja
tidak mau difoto," Supriyanti menimpali. *ARIS ANDRIANTO | ANTON SEPTIAN
*

*http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/07/25/headline/krn.20090725.172045.id.html
Share this article :

0 komentar: