BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » BANGYOS

BANGYOS

Written By gusdurian on Sabtu, 13 Juni 2009 | 13.49

BANGYOS

DARI semua yang mencapreskan diri,yang saya kenal secara pribadi, sosok
paling percaya diri adalah Sutiyoso (Bang Yos). Bang Yos memiliki cukup
banyak alasan untuk percaya, bahkan yakin terhadap kemampuan dirinya
sendiri, berkat memang memiliki track record untuk layak menjadi kepala
negara Indonesia.

Sebenarnya Sutiyoso bukan insan Betawi asli, tetapi wong Semarang, namun
malah berkuasa sebagai Gubernur DKI Jakarta selama tidak kurang dari
sepuluh tahun ( 1997–2007 ), sehingga masuk Muri sebagai gubernur masa
lima presiden! Perwira lulusan AMN Magelang angkatan 1968 ini digodok
habishabisan di berbagai kawah Candradimuka!

Sebagai anggota pasukan elite, Sutiyoso diterjunkan ke Operasi
PGRS/PARAKU di Kalbar,Operasi Flamboyan dan Operasi Penumpasan GAM
(Gerakan Aceh Merdeka) di Aceh,serta Operasi Seroja di Timor Timur. Di
medan pertempuran itulah sikap kemiliteran, kedisiplinan, ketegasan plus
gaya otoriter Sutiyoso ditempa.

Perwira muda kelahiran Desa Pongangan sekitar 12 km dari Kota Semarang
itu membuktikan kedigdayaan sebagai Komandan Korem 062 Suryakencana
Bogor, sehingga dinobatkan sebagai Danrem Terbaik se-Indonesia pada
1994, yang kemudian langsung diangkat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya.

Dua tahun kemudian melejit ke jabatan Pangdam Jaya, sebelum akhirnya
pada 1997 naik tahta kegubernuran daerah paling istimewa di persada
Nusantara: Jakarta. Sebagai Gubernur Jakarta, Bang Yos memang sering
tampil bersama Kepala Negara RI di acara-acara kenegaraan yang
diselenggarakan di Ibu Kota negara Indonesia.

Mungkin di masa itulah Sutiyoso mulai merasa betapa sebenarnya jabatan
kepala daerah istimewa Jakarta tidak terlalu jauh jaraknya dari jabatan
kepala negara Indonesia. Dan secara politopsikologis, memang terasa
betapa kekuasaan memimpin Ibu Kota negara Indonesia dengan sistem
kepemerintahan yang memang cenderung sentris ke pusat, itu memiliki
dampak pengaruh bukan sekadar terbatas antarkota atau regional, tapi
benar-benar nasional.

Ibarat pengemudi,apabila Bang Yos mengarahkan Jakarta ke kiri, seluruh
Indonesia juga bergerak ke arah kiri. Lantas,timbul hasrat Gubernur DKI
Jakarta ini melangkah lebih lanjut ke arah tahta singgasana kepresidenan
Republik Indonesia. Dalam pembicaraan pembicaraan pribadi dengan saya di
masa masih Gubernur DKI Jakarta, Bang Yos memang sudah menegaskan layak
dan mampu menjadi Presiden RI.

Apalagi setelah sejawat sesama serdadu, Susilo Bambang Yudhoyono, yang
lebih muda lima tahun itu, terbukti bisa terpilih menjadi Presiden RI.
Suburlah keyakinan Bang Yos bahwa apabila SBY bisa, maka BY juga bisa!
Setelah masa jabatan gubernur usai, Sutiyoso tidak membuang-buang waktu
untuk istirahat, tapi langsung mempersiapkan diri menempuh perjalanan
menuju gelanggang Pemilu 2009.

Namun, di sela-sela kilaugemerlap terselip suram, ternyata data-data
garapan berbagai lembaga survei selalu menempatkan peringkat popularitas
Sutiyoso bukan di tiras atas, tapi lebih ke arah bawah,bahkan sempat
terbawah.

Dari segenap data lembaga survei yang merajalela di masa menjelang
pemilu, dapat disimpulkan bahwa titik lemah tampil ke permukaan akibat
gaung popularitas Bang Yos secara regional di Jakarta memang belum
terdengar sampai merambah ke daerah-daerah luar Jakarta secara nasional.

Keterbatasan daya gaung popularitas itu mungkin semula kurang tersadari
oleh Bang Yos yang di masa masih Gubernur Jakarta sudah terbiasa
dielu-elukan masyarakat Betawi sedemikian gegapgempita, seolah
mengelu-elukan seorang presiden! Ternyata hasil Pemilu 2009 memang
membuktikan bahwa Bang Yos lebih memiliki peluang untuk tampil sebagai
cawapres di babak pemilihan presiden RI masa jabatan 2009–2014.

Namun, beda dengan para kolega sesama mantan jenderal seperti Wiranto
atau Prabowo, tampaknya Bang Yos tidak berkenan memerosotkan jenjang
sasaran ambisinya untuk menjadi sekadar cawapres. Mungkin akibat dahulu
saja jabatan dirinya sudah seorang gubernur, bukan wakil gubernur.

Dan selanjutnya masih belum jelas apakah di Pemilihan Presiden 2014
mendatang, Sutiyoso akan tetap gigih “maju tak gentar” atau akan
mengundurkan diri dari kemelut khasanah politik Nusantara.(*)

JAYA SUPRANA


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/246577/38/
Share this article :

0 komentar: