Pemimpin Tangguh dalam Situasi Krisis
Sejak wabah flu babi menyebar pertengahan April silam,Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),Dr Margaret Chan,bisa jadi merupakan salah satu orang tersibuk di dunia.
KETANGGUHANNYAkembali diuji setelah beberapa waktu lalu dinilai sukses menangani wabah flu burung dan SARS. Saat dunia dilanda ancaman penyakit global seperti flu babi,Chan harus berada di garda terdepan. Wanita berusia 62 tahun ini mesti berkutat di Kantor Pusat WHO di Jenewa untuk memantau perkembangan penyebaran flu babi setiap saat.
Sebagai badan kesehatan dunia yang mengayomi 193 negara,kesigapan langkah Chan jelas ditunggu demi teredamnya perkembangan wabah flu babi yang sudah menjalar ke-30 negara itu. WHO memang bukan sebuah negara yang memiliki wewenang untuk mengatur rakyatnya. Namun, petunjuk atau informasi WHO menjadi referensi penting untuk menentukan berbagai langkah.
Chan mesti mempertimbangkan banyak hal berdasarkan bukti ilmiah sebelum menentukan sesuatu, seperti dalam memutuskan level atau tingkat siaga flu. “Dr Chan seperti menjalankan pertunjukan. Dia selalu mengadakan rapat pagi dan malam hari.Chan inilah yang mengepalai semua proses itu,” tutur Mike Ryan, Manajer Pusat Operasi Kesehatan Strategis WHO kepada The Telegraph.
Sebelum menduduki puncak pimpinan WHO pada 2006, Chan sebenarnya dikenal sebagai dokter yang lebih menaruh perhatian pada kesehatan wanita dan Afrika. Namun,posisinya saat ini membuat Chan harus bisa menangani berbagai isu kesehatan yang paling menjadi perhatian dunia seperti flu babi.
“WHO adalah organisasi kesehatan untuk seluruh dunia.Kerja kami menyentuh setiap orang dan tiap tempat, tapi kami harus memfokuskan perhatian pada kebutuhan yang paling penting dan mendesak,” papar Chan. Di lingkungan kerja banyak yang menilai Chan sebagai bintang musik rock, bahkan tak jarang yang menyebutnya “James Brown-nya kesehatan global“ karena etik kerjanya.
Sosok Chan dikenal sebagai pribadi yang santai,ramah,dan paham sekali bekerja sama dengan media. Chan merupakan warga China pertama yang sanggup menempati jabatanpuncakdisebuahbadanpenting PBB.Dia diserahi tugas sebagai direkturjenderal WHOpadaNovember 2006, setelah pejabat sebelumnya, Lee Jong-wook,meninggal. Lahir di Hong Kong pada 1947, Chan sebenarnya tidak pernah tertarik mempelajari kedokteran.
Cinta pada suaminyalah yang membimbingnya menekuni dunia kedokteran dan kesehatan. Sebelum menikahi David, Chan bersekolah di Jurusan Pendidikan, Northcote College. Dia sempat mengajar di Northcote College of Education kemudian pindah ke SMU Queen Elizabeth, tempat dia menghabiskan waktu setahun untuk mengajar geografi, bahasa Inggris, matematika, serta ekonomi.
Saat suaminya meninggalkan Hong Kong untuk belajar di Kanada pada 1969,Chan khawatir hubungan jarak jauh mereka akan mengakhiri bahtera perkawinan.Ibunya kemudian menasihati Chan untuk mengikuti David ke Kanada.Takut suaminya tidak bisa memiliki cukup waktu untuk melewatkan waktu bersamanya, wanita berkacamata ini kemudian memutuskan untuk mendaftar dan belajar di University of Western Ontario bersama sang suami.
Dia juga melanjutkan pendidikan di Home Economics hingga meraih gelar MD di University of Western Ontario pada 1977. Setelah lulus pasangan suamiistri tersebut kembali ke Hong Kong. Sayang,keahlian Chan di bidang ilmu pediatrik belum banyak dilirik. Dia pun bergabung dengan Departemen Kesehatan pada 1987 dan dari sanalah kariernya menanjak cepat.
Untuk mendalami pengetahuan Chan mengambil master di bidang kesehatan publik di Universitas Singapura. Dia juga bersekolah di Harvard Business School pada 1991 selama tiga bulan. Chan ditunjuk sebagai direktur Departemen Kesehatan Hong Kong pada 1994. Selama sembilan tahun menjabat,wanita bernama lengkap Margaret Chan Fung Fu-chun ini dihadapkan pada berbagai wabah penyakit seperti wabah flu burung pada 1997 dan SARS (2002–2003).
Keberhasilannya menangani SARS dan flu burung membuat WHO meliriknya.Pada 2003 dia bergabung ke WHO dengan menjabat direktur Perlindungan Lingkungan Manusia. Ibu satu anak ini sempat menempati berbagai jabatan sebelum akhirnya menduduki posisi puncak organisasi dunia itu pada November 2006 hingga 2012 nanti. “Dia pemimpin yang tangguh dalam situasi krisis,” kata David Heyman, mantan asisten direktur jenderal WHO. (maesaroh)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/236740/
Pemimpin Tangguh dalam Situasi Krisis
Written By gusdurian on Minggu, 10 Mei 2009 | 14.20
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar