Hatta dan Boediono bak Menghitung Kancing
Siapa calon wakil presiden (cawapres) yang bakal digandeng Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Sampai kemarin,masih menjadi tanda tanya.Namun nama Hatta Rajasa dan Boediono menguat,mengapa?
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah mengantongi nama cawapres pilihannya. PengakuanSBYsaatmenggelar konferensi pers di Hotel Intercontinental, Jimbaran,Bali,Minggu (3/5), merupakan sinyal kuat siapa yang akan dia pilih. Hal itu dia lakukan hanya berselang sehari setelah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN memutuskan koalisi dengan Demokrat dan menduetkan Hatta sebagai cawapres SBY.
Jika mengaitkan pernyataan SBY dengan tawaran yang diajukan partai-partai politik, sudah bisa diprediksi siapa nama yang sudah dikantongi SBY. Setidaknya, bersamaan dengan pernyataan pers tersebut, sudah dua nama tokoh parpol yang disodorkan untuk berdampingan dengan SBY,yakni Hidayat Nur Wahid (PKS) dan Hatta Rajasa (PAN).Di luar kedua nama tersebut, ada tokoh lain,yakni Akbar Tanjung (Golkar), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), danGubernurBIBoediono.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP),Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),Partai Bulan Bintang (PBB) yang juga telah bergabung dalam koalisi dengan Demokrat, belum juga mengajukan nama cawapres. Perolehan suara yang tidak signifikan dalam Pemilu 2009 membuat modal bargaining position mereka lemah dalam koalisi. Karena itu, sulit menyodorkan nama cawapres kepada SBY.
Dengan demikian, posisi cawapres asal parpol kini tinggal mengerucut pada dua nama, yaitu Hidayat Nur Wahid dan Hatta Rajasa. Sementara peluang Akbar tampaknya semakin sulit karena Jusuf Kalla sudah ”mengunci” tokoh-tokoh Golkar lewat manuver koalisi besar dengan PDI Perjuangan, Hanura, dan partai-partai politik lainnya. Hidayat memang cukup populer sebagai cawapres SBY.Jejak rekam (track record)-nya yang bersih dan background sebagai mantan Presiden PKS maupun Ketua MPR,membuat dirinya punya nilai tawar tersendiri.
Sayangnya,kerja sama Hidayat dengan SBY belum pernah teruji. Apalagi Hidayat memiliki resistensi di kalangan kader Demokrat. Jika merujuk pada lima kriteria yang diajukan SBY bagi cawapres, bisa dipastikan Hidayat terganjal kriteria ketiga, yakni tingkat akseptabilitas di masyarakat secara luas.Berdasarkan kalkulasi tersebut, maka peluang Hatta semakin besar. Hatta sudah terbiasa bekerja sama dengan SBY. Dia juga memiliki tingkat akseptabilitas lebih tinggi dibanding Hidayat.
Di luar tugas Hatta sebagai pembantu Presiden SBY, dia kerap disebut sebagai seorang yang menjembatani pertemuan antara SBY dan para tokoh partai lain.Dalam catatan Seputar Indonesia, selama dua bulan terakhir,Hatta berhasil menjadi mediator pertemuan antara SBY dan MS Kaban (PBB), Muhaimin Iskandar (PKB), Hilmi Aminuddin (PKS),Amien Rais (PAN), dan Suryadharma Ali (PPP). Pertemuan itu untuk menentukan langkah-langkah koalisi bersama.
Pertemuan para tokoh partai Islam dengan SBY itu untuk selanjutnya ditindaklanjuti pembahasannya oleh Tim Sembilan Partai Demokrat.Pertemuan SBY dengan para tokoh partai selalu dilakukan di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor. Dari sinilah, Hatta terbukti memiliki kriteria sebagai orang yang loyal kepada atasannya dan memiliki akseptabilitas yang bisa diterima oleh partai mana pun. Dari kriteria cawapres yang disyaratkan oleh SBY, terlihat bahwa SBY akan memilih seorang cawapres yang memiliki kecocokan figur dengan dirinya.
Dan Hatta pun, tampaknya memenuhi kriteria yang dimaksud oleh SBY dan memiliki chemistryyang pas. Peluang Hatta untuk terpilih menjadi cawapres SBY juga bisa dinilai dari pertemuan antara SBY dan pendiri PAN, Amien Rais, di awal [akan kedua April lalu.Amien yang terkenal sangat kritis dalam menyikapi kebijakan pemerintahan SBY, dalam waktu singkat bisa mengubah haluan politiknya seusai pertemuan itu.
Bahkan seminggu setelah bertemu SBY, tepatnya pada Minggu (19/4),Amien menggelar pertemuan silaturahmi di pendopo rumahnya di Yogyakarta.Tanpa di hadiri oleh Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, saat itu Amien sudah langsung mengumumkan cawapres dari PAN yang akan disandingkan oleh SBY, yaitu Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa. Selain mempertimbangkan cawapres dari kalangan partai politik, SBY pernah mengatakan bisa saja mengambil cawapres dari nonparpol.
Nama teknokrat yang akrab disebut- sebut sanggup mendampingi SBYsebagaicawapresadalahGubernur BI Boediono. Dengan pengalaman yang cukup panjang sebagai menteri sejak zaman pemerintahan BJ Habibie hingga SBY, Boediono merupakan satu-satunya ekonom yang dilirik oleh SBY.
Antara Hatta Rajasa dan Boediono, sama-sama memiliki peluang yang besar dengan latar belakang kekuatan yang berbeda. Namun, kepastian tentang siapa sosok yang tepat di antara keduanya,semua itu terpulang kembali kepada SBY. (rarasati syarief)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/235734/
Hatta dan Boediono bak Menghitung Kancing
Written By gusdurian on Selasa, 05 Mei 2009 | 12.07
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar