BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Boediono tidak Mau Dijadikan Ban Serep SBY

Boediono tidak Mau Dijadikan Ban Serep SBY

Written By gusdurian on Sabtu, 23 Mei 2009 | 10.55

Boediono tidak Mau Dijadikan Ban Serep SBY



CALON wakil presiden Boediono mengungkapkan bila terpilih dalam
pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), ke lak ia tidak ingin
dijadikan ban serep. Pendamping calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) ini ingin diberi peranan konkret dan riil dalam menjalankan segala
tugas dan kewajiban sebagai seorang wakil presiden.

“Dalam sistem presidensial, kewenangan harus utuh di tangan presiden.
Tidak dibagibagi karena kalau dibagi-bagi seakan-akan ada dua pilar
kepemimpinan.

Namun, sebagai wapres saya ingin juga diberi peranan yang konkret dan riil.

Saya tidak mau dijadikan ban se rep,” kata Boediono saat ber kunjung ke
kantor Media Group di Jakarta, kemarin.

Boediono mengatakan ketimbang bagi-bagi wewenang, ia le bih ingin agar
kebersamaan antara presiden, wapres, dan pa ra menteri kelak merupakan
kebersamaan dalam sebuah tim. Untuk itu, keberhasilan pe merintahan
diukur dan di klaim sebagai keberhasilan tim, bukan keberhasilan
presiden, wapres, dan menteri secara individu.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menambahkan, hingga kini tidak ada
penandatanganan kontrak politik antara ia dan SBY terkait dengan
pembagian tugas sebagai presiden dan wapres.

“Saya mengenal Pak SBY sudah cukup lama, bahkan jauh se belum beliau
menjadi presiden.

Saya tahu betul beliau akan membuka ruang bagi tim untuk melakukan
inisiasi. Itu adalah style beliau dari dulu. Atas dasar itulah saya
menerima tawaran ini (cawapres). Sa ya percaya ke lak saya mendapatkan
peran yang riil,” tutur nya.

Terkait dengan isu paham neo liberalisme yang menerpa di rinya, Boediono
mengaku ti dak mau ambil pusing. Menurutnya, perdebatan mengenai ‘is me’
adalah perdebatan abstrak dan kontraproduktif.

“Membuang waktu kita berdebat hal-hal di awang-awang.

Habis energi kita dan saya pun tidak ingin melakukan counter labelling
meski saya tidak paham mengapa pemberian labellabel seperti
neoliberalisme seakan-akan seperti mengecap orang kafir,” tukasnya.

Dalam kesempatan terpisah, jubir Boediono, Rizal Mallarangeng meminta
Wapres yang juga capres Jusuf Kalla menjaga tutur kata. Banyak
pernyataan JK dinilai menyerang pasangan SBY-Boediono. “Pak Kalla
kandidat presiden, tetapi juga wapres.

Kami mengimbau agar setiap tutur kata harus mencerminkan posisinya yang
terhormat itu.” (MP/Rin/X-9)

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/05/23/ArticleHtmls/23_05_2009_012_003.shtml?Mode=0
Share this article :

0 komentar: