BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Stasiun Televisi Dinilai Hanya Peduli Rating

Stasiun Televisi Dinilai Hanya Peduli Rating

Written By gusdurian on Minggu, 05 April 2009 | 12.36

Stasiun Televisi Dinilai Hanya Peduli Rating
Tayangan berita berkaitan dengan nilai iklan yang diterima.
JAKARTA - Program Manager Yayasan Sains, Estetika, dan Teknologi (SET) Gunawan Wiranto menyatakan industri pertelevisian tidak mempedulikan nilai moral saat menentukan program acara yang akan ditayangkan. "Industri TV 100 persen berorientasi pada rating," kata dia kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Jika satu program acara di satu stasiun televisi memiliki rating tinggi, kata Gunawan, yang lain segera membuat tayangan serupa. Contoh program yang memiliki rating tinggi adalah Cinta Fitri 3-SCTV (rating 8,6) dan Muslimah-Indosiar (rating 6,0).

Padahal, kata Gunawan, kedua tayangan itu beserta empat tayangan lain, yaitu Suami-suami Takut Istri-Trans TV, FTV Drama-Indosiar, Bukan 4 Mata-Trans-7, dan Dangdut Mania Dadakan 4-TPI, merupakan program acara yang dinilai berkualitas buruk oleh responden dalam Penelitian Rating Publik III yang dilakukan Yayasan SET, Yayasan TIFA, dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia.

Penelitian ketiga lembaga ini mengikutsertakan 220 responden di 11 kota, antara lain Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Denpasar, Batam, Pontianak, dan Palembang. Riset dilakukan dalam tiga periode waktu, yaitu Maret 2008, Oktober 2008, dan Januari 2009.

Berdasarkan penelitian ini, ada sejumlah acara yang dinilai berkualitas terbaik menurut responden, tapi kebanyakan program itu memiliki rating yang rendah. Program itu antara lain Kick Andy-Metro TV (0,7), Seputar Indonesia-RCTI (2,7), Liputan 6 Petang-SCTV (3,4), Jejak Petualang-Trans-7 (1,8), dan Jalan Sesama-Trans-7 (1,8).

Gunawan berharap stasiun televisi tidak hanya mementingkan rating, tapi juga mempertimbangkan nilai lokal atau budaya dan moral dalam membuat program. "Harusnya televisi menayangkan program yang memiliki rating tinggi tapi juga berkualitas," kata dia.

Dalam penelitian itu juga didapatkan bahwa sebanyak 65,5 persen responden menilai acara politik dinilai sangat banyak atau banyak. Kualitasnya, dalam pandangan 49,5 persen responden, baik. Untuk acara ekonomi, 54,5 persen responden menilainya berkualitas biasa.

Ini sangat berbeda dengan acara hiburan, yang menurut 90,9 persen responden dianggap cukup banyak. Hanya, 44,1 persen responden menilai kualitas acara itu buruk. Program acara kriminalitas juga dinilai 69,1 persen responden cukup banyak. Kualitasnya, menurut 47,3 responden, buruk.

Acara untuk anak-anak dinilai masih sedikit oleh 45,5 persen responden. Untuk acara ini, 44,5 persen responden menilai kualitasnya biasa saja. Acara lain yang dinilai sedikit ditayangkan adalah tentang dunia pertanian, perkebunan, dan perikanan. Begitu juga acara bertema kebudayaan dan perempuan.

Ketua Harian Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Uni Lubis mengakui kebanyakan stasiun televisi lebih mementingkan aspek bisnis dalam memilih tayangannya. "Sekitar 90 persen tayangan memiliki pertimbangan bisnis, itu iya," kata Uni kemarin.

Sedikitnya tayangan berita, kata Uni, sangat berkaitan dengan nilai iklan yang diterima. REH ATEMALEM SUSANTI



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/03/Nasional/krn.20090403.161365.id.html
Share this article :

0 komentar: