BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Sistem Keuangan Baru yang Kreatif

Sistem Keuangan Baru yang Kreatif

Written By gusdurian on Sabtu, 04 April 2009 | 15.05

Sistem Keuangan Baru yang Kreatif
Kenneth Rogoff
Guru Besar Ekonomi dan Kebijakan Publik pada Harvard University, mantan Chief Economist IMF

CAMBRIDGE - Suatu pergulatan besar sedang terjadi dalam kelompok negara-negara G-20 mengenai masa depan sistem keuangan global. Hasil pergulatan ini bakal membawa dampak terhadap dunia--dan bukan cuma dunia esoteris keuangan internasional--selama puluhan tahun ke depan.

Sektor keuangan membentuk kekuasaan, gagasan, dan pengaruh.

Mereka yang sinis mengatakan fundamental sistem keuangan global tidak bakal terpengaruh. Tapi mereka keliru. Dalam beberapa tahun yang akan datang kita akan menyaksikan perubahan besar, mungkin dalam bentuk regulator atau traktat keuangan internasional. Kita tidak mungkin dapat menyelesaikan kekacauan yang ada saat ini tanpa adanya semacam kompas yang menunjukkan di mana letak sistem keuangan itu di masa depan.

Amerika Serikat dan Inggris menginginkan suatu sistem yang kondusif bagi perluasan hegemoninya. Menteri Keuangan Amerika Serikat Timothy Geithner baru-baru ini sudah menyampaikan garis besar suatu rezim regulasi keuangan yang lebih konservatif. Bahkan mereka yang mengecam pemborosan sumber daya oleh AS di masa lalu harus mengakui bahwa usulan Geithner itu mengandung beberapa poin yang dapat diterima.

Setidaknya, badan-badan regulator bakal memaksa pemilik modal menyediakan dana tunai yang lebih besar untuk menutup taruhan yang diletakkannya, dan tidak terlalu mengandalkan pembayar pajak untuk melakukannya. Usulan Geithner itu juga bertujuan mengadakan kontrak-kontrak keuangan yang lebih sederhana dan lebih mudah dievaluasi, sehingga para eksekutif perusahaan, regulator, dan investor bisa menilai dengan lebih baik risiko yang mereka hadapi.

Sementara banyak negara menaruh simpati terhadap gagasan Geithner, banyak pula lainnya yang menginginkan reformasi lebih fundamental. Rusia dan Cina mempertanyakan peran dolar sebagai pilar sistem keuangan internasional. Gubernur bank sentral Cina, Zhou Xiaochuan, mengatakan perlu adanya mata uang superglobal, mungkin yang dikeluarkan Dana Moneter Internasional.

Pandangan Xiaochuan ini termasuk lunak. Presiden Dewan Menteri Uni Eropa, Perdana Menteri Cek Miroslav Topolanek, bahkan terang-terangan menyuarakan kemarahan banyak pemimpin Eropa ketika ia melukiskan pendekatan Amerika yang boros dalam menangani kebijakan fiskal ini sebagai "jalan menuju neraka”. Topolanek bisa saja mengutarakan hal yang sama mengenai pandangan Eropa akan kepemimpinan AS dalam keuangan global.

Taruhan dalam debat mengenai reformasi keuangan internasional ini sungguh besar. Peran dolar di pusat sistem keuangan global memungkinkan AS mengumpulkan modal dalam jumlah sangat besar tanpa mengganggu perekonomiannya. Mantan Presiden AS George W. Bush telah memotong pajak pada saat yang sama ia menginvasi Irak. Betapapun meragukannya tindakan Bush itu dalam kedua hal tersebut, suku bunga atas utang publik AS sebenarnya turun

Lebih mendasar lagi, peran AS di pusat sistem keuangan global memberikan kekuasaan yang besar kepada lembaga pengadilan, regulator, dan para politikus AS terhadap investasi global di seluruh dunia. Itulah sebabnya disfungsi yang terjadi dalam sistem keuangan AS telah makin memperparah resesi global. Sebaliknya, apa alternatif usulan yang diajukan Geithner? Apakah ada paradigma lainnya bagi sistem keuangan global?

Pendekatan yang dilakukan Cina berupa pajak terselubung yang besar atas para penabung, yang dibayar hanya seadanya berupa bunga depositonya. Ini memungkinkan bank yang dikontrol negara memberikan pinjaman dengan suku bunga yang disubsidi kepada perusahaan dan sektor tertentu yang ditunjang pemerintah. Di India, represi keuangan digunakan untuk mengerahkan tabungan yang sudah tergenggam dalam tangan pemerintah guna membiayai utang pemerintah yang besar dengan suku bunga yang lebih rendah daripada yang berlaku dalam sebuah pasar yang sudah diliberalisasi.

Sebagian dari masalah yang sekarang dihadapi Rusia berasal dari sistem perbankannya yang tidak berfungsi baik. Banyak debitor yang tidak mampu memperoleh dana dengan persyaratan wajar di dalam negeri terpaksa mencari pinjaman dalam mata uang yang keras di luar negeri, sehingga menciptakan beban yang berat ketika nilai ruble anjlok.

Eropa ingin mempertahankan model perbankannya yang universal, sementara perbankan yang melayani berbagai fungsi, mulai dari menerima simpanan sampai memberikan pinjaman komersial yang kecil untuk kegiatan bank investasi tingkat tinggi. Sebaliknya, usulan AS itu bahkan membuat perbankan universal jauh lebih sulit, karena usulan itu bertujuan memagari lembaga penyimpanan yang membawa "risiko sistemik" terhadap sistem keuangan. Perubahan semacam itu menekan perbankan universal untuk menghentikan kegiatan bank investasi yang berisiko besar agar dapat beroperasi dengan lebih bebas.

Sudah tentu raksasa-raksasa seperti Citigroup, Bank of America, dan JP Morgan juga bakal terkena dampaknya. Tapi model perbankan universal ini tidak menempati titik yang tak begitu sentral dalam sistem perbankan AS seperti di Eropa dan sebagian negara di Asia dan Amerika Latin.

Terlepas dari implikasinya atas berbagai sistem di banyak negara, bentuk masa depan perbankan sangat penting bagi sistem keuangan yang lebih luas cakupannya, termasuk venture capital, private equity, dan hedge funds. Usulan yang diajukan Geithner sedikit-banyak bertujuan mengekang semuanya ini. Kekhawatiran akan terjadinya krisis dapat dipahami. Namun, tanpa pendekatan pendanaan yang baru dan kreatif, mungkin kita dulu tidak akan melihat lahirnya Silicon Valley. Di mana letak keseimbangan antara risiko dan kreativitas ini?

Walaupun perdebatan pada pertemuan G-20 ini banyak menyangkut persoalan-persoalan seperti stimulus fiskal global, taruhan besar yang riil menyangkut pilihan falsafah baru bagai sistem keuangan internasional dan regulasinya. Jika kita tidak bisa menemukan pendekatan baru, ada kemungkinan globalisasi keuangan bakal dengan cepat berbalik mundur sehingga membuat kita lebih sulit untuk melepaskan diri dari krisis yang kita alami saat ini.



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/04/Opini/krn.20090404.161459.id.html
Share this article :

0 komentar: