RIZAL RAMLI
SEBENARNYA di antara sekian banyak calon presiden (capres), salah seorang yang paling cendekia akademis, khususnya di bidang ekonomi, adalah Dr Rizal Ramli.
Beberapa kali saya memperoleh kehormatan bersama ilmuwan ekonomi sakti-mandraguna ini tampil di berbagai forum seminar ekonomi. Saya benarbenar kagum atas pandangan beliau tentang kemelut ekonomi Indonesia. Bukan sekadar dalam bentuk analisis, melainkan juga solusi yang jelas dan sistematis terhadap permasalahan ekonomi yang telah, sedang, maupun akan dihadapi bangsa Indonesia.
Kekaguman saya juga akibat merasakan gelombang semangat nasionalisme luar biasa menggelora di sanubari dan nurani RR (Rizal Ramli) yang kini sempat membuat kita pangling akibat dulu berkumis kini mulus itu! Di samping kecendekiaan,RR juga memiliki pengalaman yang mendukung keterampilan dalam memimpin perusahaan maupun negara.
Dalam jabatan kepemerintahan, RR tidak tanggung-tanggung sempat menjabat menteri koordinator (menko) bidang perekonomian di Kabinet Gus Dur,menteri keuangan dan kepala Bulog. RR juga mendirikan lembaga penelitian ekonomi, Econit, yang menampilkan hasil-hasil penelitian kritis namun konstruktif terhadap ekonomi Nusantara.
Sejak kepala Bulog sampai menko perekonomian, RR menjadi semacam sapu baru yang gigih berusaha menyapu bersih praktik tangan-tangan kotor di jalur kepemerintahan. Sayang masa jabatan RR di kepemerintahanterlalusingkatuntuk sempat menampilkan prestasiprestasi pembersihan korupsi secara lebih spektakuler.
Setelah bersama Gus Dur lengser dari jabatan menko, RR diangkat menjadi presiden komisaris Semen Gresik, yang dalam waktu sangat singkat mampu menghadirkan fakta kinerja efisiensi secara sangat meyakinkan. Pendek kata, keilmuan dan kepiawaian ekonomi RR tidak perlu diragukan lagi.
Namun,sikap skeptis dan keterbukaan Rizal Ramli yang berani terbuka menyatakan yang benar sebagai benar, justru menjadi kendala utama bagi karier politiknya sendiri. Terutama akibat kritik-kritik tajam dan pedas tetapi realistis yang kerap memerahkan telinga mereka yang sedang memegang kendali kepemimpinan ekonomi Indonesia.
Maka, tidak mengherankan apabila RR memang banyak pengagumnya, sekaligus juga banyak pencemoohnya. Setelah memperoleh restu Gus Dur, RR lantang mencanangkan hasratnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2009.
Hasrat RR dilengkapi tujuan jelas, yakni ingin melakukan perubahan terhadap kebijakan ekonomi nasional Indonesia yang dinilai masih jauh-api-dari panggang, terutama dalam kemiskinan yang masih merajalela di persada Nusantara.
Menurut RR, kebijaksanaan ekonomi Nusantara masih terlalu terjebak arus globalisme hingga melalaikan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat sesuai cita-cita terluhur bangsa dan negara Indonesia: masyarakat adil dan makmur. Namun, niat RR menjadi presiden ternyata tidak disukai banyak pihak!
Ketika demonstrasi para mahasiswa merebak akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) secara drastis, langsung RR diseret ke pengadilan atas tuduhan sebagai biang keladi alias provokator. Mereka yang mengerti duduk permasalahan menganggap tuntutan hukum terlalu berlebihan, bahkan dicari-cari, sekadar demi menyebar batu sandungan untuk menjegal derap langkah RR menuju babak kecapresan.
Namun RR menganggap tuntutan hukum yang selalu menjadi sorotan media massa justru sebagai kesempatan untuk tampil dalam berita koran,majalah,radio sampai televisi. Jadi semacam kampanye gratis yang lazimnya harus dibayar mahal oleh para capres yang tidak sempat dituduh provokator demo! Semangat maju tak gentarRR memang mengagumkan.
Kasus RR menarik untuk disimak,karena dia merupakan salah satu bukti nyata betapa dengan kemauan dan kemampuan saja ternyata belum memenuhi syarat untuk terpilih menjadi presiden Republik Indonesia. Aturan mainpemilu mempersulit bahkan mempermustahil seseorang yang sebenarnya potensial menjadi presiden untuk benarbenar bisa menjadi presiden apabila tidak didukung oleh partai politik yang memenuhi syarat peraturan pemilu untuk mengajukan calon.(*)
JAYA SUPRANA
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/230824/38/
RIZAL RAMLI
Written By gusdurian on Minggu, 19 April 2009 | 13.19
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar