BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Maut Sudah Kalah

Maut Sudah Kalah

Written By gusdurian on Sabtu, 11 April 2009 | 13.31

Maut Sudah Kalah


PROKLAMASI Paskah berbunyi, “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu? Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah,yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”(1 Korintus 15: 54b-57)


Setelah Yesus ditanggap, diadili, divonis, disalibkan, mati, dan dikuburkan, semua murid Yesus, yang bersama Dia selama tiga setengah tahun, berdukacita, menangis, dan putus asa.Dalam pikiran mereka,Yesus telah kalah. Harapan- harapan mereka yang indahindah menurut ukuran manusia akhirnya sirna. Cita-cita mereka untuk duduk di sebelah kanan dan di sebelah kiri Yesus hanya mimpi kosong belaka.

Mukjizat-mukjizat yang diperbuat Yesus yang mengundang rasa kagum orang banyak seperti menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, dan membangkitkan orang mati tinggal hanya kenangan sekejap. Di luar perhitungan para murid, Yesus dijatuhi hukuman mati sama seperti penjahat kelas berat (seperti kriminal di sebelah kiri dan sebelah kanan-Nya). Selain menangis dan berduka,murid-murid Yesus pun ketakutan karena anggapan mereka musuh-musuh Yesus akan segera menangkap mereka juga.

Mereka ingat kata-kata Yesus,“Seorang hamba tidak lebih tinggi daripada tuannya.Jikalau mereka telah menganiaya Aku,mereka juga akan menganiaya kamu…” (Yohanes 15: 20). Karena itu, murid-murid bersembunyi menyelamatkan diri. Mereka membiarkan Yesus menghadapi penderitaan seorang diri. Mereka tidak berani muncul untuk sekadar menunjukkan rasa simpati dan menyampaikan ucapan belasungkawa walau hanya basa basi.Tidak ada upacara “memorial service” pada penguburan Yesus.

Tidak ada nyanyian rohani “What a friend we have in Jesus” (Yesus kawan yang sejati). Di manakah murid-murid itu? Di manakah Petrus yang pernah sesumbar berkata,“Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau,aku takkan menyangkal Engkau.”(Markus 14:31) Di manakah Yohannes dan Yakobus,murid kesayangan Yesus itu? Di manakah Thomas, Andreas, Mateus, dan yang lainnya itu?

Di manakah orang-orang yang pernah disembuhkan Yesus? Di manakah sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus? Di manakah Bartimeus,Lasarus,Nikodemus dll itu? Di manakah mereka yang dengan dua ikan dan lima roti makan 5000 orang? Mereka semua kocarkacir ketakutan.

*** Memang maut adalah musuh nomor satu manusia. Kematian adalah Raja Ketakutan (King of Terror).Semua orang terkejut dan gemetar kalau sang maut datang. Datangnya pun sering tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Apalagi zaman sekarang semakin banyak manusia yang stres, stroke, selesai, dan menderita serangan jantung. Maut memang datang seperti pencuri di malam hari (I Tesalonika 5:2).

Kalau ditakar semua air mata yang bercucuran karena maut sudah pasti sebanyak air di Danau Tondano. Memang maut sungguh menakutkan. Tuhan Yesus Kristus saja pernah menangis gara-gara kematian Lazarus (Yohanes 11:35). Yesus bahkan “sempat gemetar” menghadapi sang maut itu.Dia bergumul di Taman Getsemane sampai keringat darah. (Lukas 22:43).

Untunglah Yesus tidak menyerah, tapi dengan perkasa dan gagah berkata kepada sang Bapa,“Ya Bapa- Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.”(Lukas 22:42). Tetapi hari ini adalah hari Paskah, yaitu hari yang agung dan hari kemenangan Tuhan Yesus atas maut. Hari ini Yesus Kristus bangkit dari liang kubur tempat maut berkuasa.Ternyata kematian tak sanggup menahan Tuhan Yesus lebih dari tiga hari. Jumat Agung hanya tiga hari.Kegelapan hanya sebentar.

Habis gelap terbitlah terang.Kebenaran mengalahkan kejahatan. Yesus sudah bangkit. Dia hidup.Dia menang.Dia benar! Haleluya! Haleluya! Pada hari ini kuasa maut sudah tamat. Maut tidak lagi berkuasa. Karena itu, orang percaya bersama Rasul Paulus dapat berkata,“Maut telah ditelan dalam kemenangan.Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (I Korintus 15: 54-55).

*** Mulai saat ini kita tidak takut lagi menghadapi maut. Karena maut sudah kalah. Maut tak lebih dari seekor singa ompong.Memang wajah maut masih seram yang sering membuat orang (yang tidak beriman) merasa gentar. Namun, bagi yang beriman,maut hanya tempat lewat. Sekadar jembatan menuju tujuan akhir yaitu hidup kekal di surga. Orang percaya dapat menyanyikan Mazmur Daud, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman (bayang-bayang maut), aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.” (Mazmur 23:4) Setelah kebangkitan Tuhankami Yesus Kristus dari maut, kita sudah bebas.

Kita sudah merdeka. Kita sungguh-sungguh hidup. Sekarang orang percaya boleh berkata,“Sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”(Filipi 1:21). Artinya jelas. Kalau kita masih hidup dalam dunia ini, kita hanya melakukan kehendak Kristus. Kalau kita nanti mati atau dipanggil dari dunia ini ke dunia yang baru, kita akan hidup bersama Kristus. Antara Kristus dan orang percaya sudah menyatu.

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? … Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang atau kuasa-kuasa, baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah,yang ada dalam Kristus Yesus,Tuhan kita.”(Roma 8: 35-39) Apa buktinya bahwa kita sudah menerima “kuasa kebangkitan” Yesus Kristus itu? Paulus mengatakan, “Berdirilah teguh jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”(1 Korintus 15: 58).

Orang percaya, yang telah menerima kuasa kebangkitan Yesus Kristus,akan berubah menjadi manusia yang berkepribadian yang kukuh dan utuh, tidak mau goyah walaupun digoyang. Tidak kecil hati walau dikhianati.Filosofi hidupnya adalah “In the end truth wins” (Akhirnya kebenaran pasti menang). Orang yang telah mengalami “kuasa kebangkitan”Yesus Kristus itu memiliki karakter yang kuat, yang selalu berpikir positif dan bersikap optimistis dalam segala hal, percaya bahwa segala jerih payahnya tidak sia-sia.

Karena itu juga, orang yang percaya pada kebangkitan Yesus itu berubah menjadi manusia yang giat, gigih, dan gagah. Dia tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.Baginya waktu adalah anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pelayanan Tuhan sesuai talenta yang diberikan Tuhan kepadanya.

Hanya dengan memiliki karakter kebangkitan yaitu memiliki percaya diri yang tinggi serta rajin dan giat berkarya, kita dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi gereja dan bagi bangsa kita.Amin.(*)

Richard Daulay
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/228547/
Share this article :

0 komentar: