P EMILU legislatif yang digelar pada 9 April tinggal enam hari lagi. Dari hasil survei ditemukan, potensi golongan putih (golput) atau tidak ikut memilih berkisar antara 35% dan 40%.
Potensi golput terbesar bersumber pada masalah administrasi, seperti mereka yang tidak terdaftar dalam pemilih tetap (DPT). Selain itu, ada golput politis, yaitu pemilih yang tidak menggunakan hak pilih karena bingung untuk memilih satu dari 38 partai peserta pemilu. "Pemilih apatis," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid di Jakarta, kemarin.
Ia memaparkan hasil survei tentang perilaku pemilih terhadap pemilu legislatif yang dilakukan Puskaptis pada 16-24 Maret 2009.
Survei melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 33 provinsi, 75 kabupaten, 300 kecamatan, 600 desa/kelurahan dengan margin of error 3% dan tingkat keyakinan 95%.
Husin menjelaskan ada empat definisi pemilih. Pertama, responden yang terdaftar dan ikut memilih sekitar 60,45%. Kedua, responden yang terdaftar, tetapi tidak ikut memilih sebesar 5,20%.
Ketiga, responden yang merasa belum terdaftar dan mau memilih sebesar 30% dan terakhir, responden yang belum terdaftar dan tidak mau memilih sekitar 4,35%.
Hasil survei Puskaptis itu tidak jauh berbeda dengan hasil survei Indo Barometer yang dilansir pada awal tahun ini. Ketika itu, masyarakat yang merasa terdaftar sebagai pemilih hanya 67,2%.
Fenomena golput sudah mulai tampak dalam pemilihan kepala daerah. Atas dasar itulah, pakar politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito, pernah memperkirakan golput dalam Pemilu 2009 berkisar 35%-40%.
Akan tetapi, angka golput ha sil survei Puskaptis itu mengalami kenaikan yang signifikan dari hasil survei Reform Institute yang diumumkan Maret. Dari hasil survei Reform Institute, pemilih yang menyatakan tidak akan memilih atau golput cuma sekitar 14,53%.
PDIP unggul Hasil survei Puskaptis juga memperlihatkan adanya persaingan ketat di antara tiga partai besar, yaitu PDIP, Partai Demokrat, dan Partai Golkar. Meski angka perolehan suara ketiga partai itu beda tipis, PDIP kini berada pada posisi teratas dengan 19,60%. Disusul Demokrat dengan perbedaan hanya 0,42% (19,18%), dan Golkar 18,26%.
"Ketiga partai ini masih punya peluang untuk menang. Persaingan ini masih dalam batas atas ataupun bawah margin of error sebesar 3%. Artinya bisa saja ketiganya berpotensi lebih unggul," ujar Husin.
Padahal, hasil survei Lembaga Survei Indonesia yang diselenggarakan pada 8-18 Februari 2009 menempatkan Demokrat pada posisi teratas, 24,3%, disusul PDIP 17,3% dan Golkar 15,9%.
Husin tidak menjelaskan apakah penurunan perolehan suara Demokrat dan kenaikan perolehan suara PDIP berkorelasi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait dengan bantuan langsung tunai (BLT) yang selama ini menjadi tema kampanye dua partai tersebut. Dari 50% responden yang merupakan penerima BLT, 35,50% menyatakan setuju dengan program itu. (Ant/X-8) mahfud@mediaindonesia.com
http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/04/03/ArticleHtmls/03_04_2009_001_007.shtml?Mode=1
Hasil Survei, Golput Capai 40%
Written By gusdurian on Sabtu, 04 April 2009 | 15.17
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar