Bila Cara Lama Tak Cukup
Antivirus tak perlu sering di-update.
Nama Eset pada awalnya akan terasa asing di telinga. Tapi nama NOD32, barangkali sudah lekat pada banyak pengguna komputer di Indonesia, terutama mereka yang paham soal antivirus.
Nama NOD32 mencuat saat antivirus ini mampu menangani virus Brontox, yang pernah merajalela di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Nah, Eset adalah perusahaan yang membuat antivirus tersebut. Eset sebetulnya bukan perusahaan baru. Perusahaan itu sudah memasarkan produknya di 160 negara.
Baru pada tahun ini Eset mendirikan kantor perwakilan sekaligus distributor eksklusif di Indonesia, yaitu Eset Indonesia, PT Prosperita Mitra Indonesia. Bersamaan dengan itu, Eset juga meluncurkan produk antivirus terbarunya untuk pasar Indonesia, yaitu Antivirus NOD32 dan Smart Security versi 4.
Dari pengujian Tempo pada Smart Security versi 4 edisi bisnis, Eset masih mengandalkan teknologi ThreatSense, yaitu pemindaian berbasis heuristik. Pada versi terbaru ini, Eset menanamkan teknologi heuristik tingkat lanjut.
Teknologi ThreatSense akan memonitor komputer berdasarkan empat hal, yaitu menganalisis kode biner setiap file, mengemulsi alias membiarkan berkas bekerja namun menempatkannya di tempat aman, melakukan simulasi generik, serta memakai referensi dari virus signature.
"Kami tidak meninggalkan cara lama, yaitu virus signature. Tapi cara itu saja sudah tidak bisa diandalkan," kata Yudhi Kukuh, konsultan teknis Eset Indonesia.
Dengan begini, Smart Security tak perlu sering di-update seperti antivirus lain. Tempo membuktikan, dengan signature yang lawas pun, Smart Security masih bisa melaksanakan fungsinya dengan baik.
Smart Security adalah paket perlindungan yang komprehensif, mencakup antivirus, antispyware, antispam, dan personal firewall. Untuk firewall ini, pengguna bisa membuat aturan yang lebih ketat, terutama apabila ia dipasang di dalam server dan jaringan dengan puluhan sampai ratusan client.
Dengan kendali pada satu komputer, administrator jaringan bisa memantau perkembangan antivirus, membuat laporan harian sampai bulanan mengenai jenis ancaman, ancaman paling top, client paling sering terinfeksi, jumlah ancaman, dan sebagainya.
Administrator juga bisa mengendalikan sampai menonaktifkan port USB pada client. Untuk diketahui, port USB adalah salah satu sumber infeksi virus, terutama virus yang bisa menyebar melalui perangkat penyimpanan, seperti worm Conficker.
"Dengan begini, para staf teknologi informasi tak perlu lagi menghabiskan waktunya untuk mengurusi virus dan bisa mengerjakan urusan lain yang lebih besar kontribusinya bagi perusahaan," tutur Chrissie Maryanto, Direktur Marketing Eset Indonesia.
Beberapa fitur tambahan yang ditanamkan pada antivirus ini adalah Smart Scanner, yaitu pemindaian cepat namun mendetail, dan sistem pertahanan diri, untuk mengantisipasi tren virus terbaru yang memiliki kecenderungan akan mematikan software antivirus sebelum menyerang file atau jaringan.
Dengan fitur selengkap itu, bagaimana nasib sistem komputer yang mendukungnya? Dalam pengujian, Eset terbilang ringan. NOD32 membutuhkan ruang memori maksimal 44 megabita. Sedangkan Smart Security membutuhkan memori maksimal 48 megabita.
Pada operasionalnya, antivirus ini tak mengganggu "tugas-tugas" komputer lain, meski digelar bersamaan. Pemindaian bisa dilakukan sambil memutar musik atau mengerjakan tugas-tugas rutin di komputer.
Hal yang menarik lagi adalah rendahnya angka false positive. False positive adalah keadaan di mana software mengenali sebuah berkas terinfeksi, padahal sebetulnya tidak. Berkas itu pun diblokir atau dikarantina sehingga membuat repot saat hendak diakses.
Tapi Smart tak begitu. Saat ia diinstal ke komputer, tak banyak gangguan pada berkas atau aplikasi yang sebelumnya sudah tertanam maupun yang diinstal belakangan.
Antivirus ini hanya akan menjadi ganjalan bagi mereka yang memakai sistem operasi Windows bajakan. Pasalnya, fungsinya tak akan maksimal bila pengguna tak memperbarui (update) sistem operasinya secara rutin.
Smart, yang sudah mendukung Linux, ternyata tak mendukung sistem operasi dari Apple. Setidaknya untuk saat ini. "Apple belum dilirik sebagai pasar yang besar, tapi akhir tahun ini akan kami rilis, kok. Kami sedang menjajaki Apple," kata Chrissie. DEDDY SINAGA
BOOKMARK
Smart Scanner adalah fitur pada Smart Security, yang melakukan pemindaian lebih cepat dan detail. Teknologi ini memantau SSL atau saluran komunikasi terenkripsi, seperti HTTPS dan POP3S. Ia juga memindai berkas terkompresi untuk menemukan ancaman yang tak tampak. Proses ini dilakukan sejak komputer dinyalakan.
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/15/Teknologi_Informasi/krn.20090415.162501
Bila Cara Lama Tak Cukup
Written By gusdurian on Rabu, 15 April 2009 | 12.45
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar