BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Sopan,Benarkah? 90% Warga Merasa Sopan

Sopan,Benarkah? 90% Warga Merasa Sopan

Written By gusdurian on Minggu, 15 Maret 2009 | 14.42

Sopan,Benarkah? 90% Warga Merasa Sopan

BICARAkencang-kencang saat nonton film di bioskop, diam saja saat melihat seorang ibu-ibu sedang berusaha naik bus dengan membawa bayi dan kereta dorongnya, atau berjalan santai melintasi orang yang baru saja jatuh.


Itu adalah beberapa keluhan yang muncul tentang sikap orang Singapura saat kata kesopanan disebutkan. Namun,menurut sebuah survei terbaru, sembilan dari 10 warga Singapura merasa bahagia dengan level kesopanan di negara pulau itu.

Penemuan itu, bagaimana pun juga, berkebalikan dengan apa yang dirasakan dan dilihat sekitar 20 warga ekspatriat yang diwawancarai TODAY. Sekitar 17 di antaranya merasa warga Singapura seharusnya melakukan sesuatu untuk memperbaiki tingkat kesopanan mereka.

Dengan diberi tugas oleh Gerakan Kebaikan Singapura (SKM), survei itu menginterviu sekitar 502 warga Singapura secara langsung atau face to face. “Saya merasa jengkel kalau ada orang yang tidak membiarkan Anda keluar duluan ketika mereka mau masuk ke gerbong kereta api,” kata Jose Gerardo, 39.

Arsitek berkebangsaan Filipina ini sudah 10 tahun tinggal di Singapura. Singapura sendiri menempati urutan kelima sebagai negara yang sopan setelah Jepang,Australia,Thailand, dan Amerika Serikat.Singapura mengungguli Filipina, China,Malaysia,dan India. Konsultan foto Eunice Tan,seorang warga Singapura, tidak kaget dengan peringkat Singapura itu.

“Kami benar-benar memperbaiki diri selama lima tahun terakhir. Saya bisa mengatakan itu karena kampanye pemerintah dan (bukti) bahwa warga Singapura saat lebih banyak yang melancong,”ujar pria berusia 36 tahun ini. Saat mereka melihat rakyat di negara lain yang mereka kunjungi lebih sopan,mereka membawa (apa yang mereka lihat) untuk dipraktikkan ketika mereka kembali ke Singapura.

Namun,penulis dan kritikus Kirpal Singh tak terlalu memuji tingkat kesopanan warga Singapura.“Ketika membahas tingkah laku di jalan raya, kita jelas-jelas tidak punya tingkatan kesopanan,” ujar Singh, 60.“Pengemudi kendaraan memotong jalur, dan ketika Anda ingin menyalip,mereka malah menambah kecepatan.”

Warga Singapura sendiri juga tidak benar-benar memperbaiki sikap mereka untuk membantu orang lain.“Ketika Anda bertanya kepada orang lain di luar negeri bagaimana cara pergi ke museum,mereka tidak hanya akan memberi tahu cara untuk pergi ke sana, mereka bahkan memberi tahu seperti apa museum itu.

Mereka ingin lebih mengenal Anda,”tuturnya. ”Chope-ing (meletakkan tisu,sumpit atau benda lain di kursi yang ingin diduduki di restoran)”muncul sebagai salah satu sikap warga Singapura yang diperhatikan. Namun,mayoritas responden mengatakan,hal itu tidak terlalu penting.(*)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/220691/
Share this article :

0 komentar: