BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Pemberantasan Kemiskinan Tidak Mencapai Target

Pemberantasan Kemiskinan Tidak Mencapai Target

Written By gusdurian on Selasa, 24 Maret 2009 | 14.13

Pemberantasan Kemiskinan Tidak Mencapai Target
Target pesimistisnya bisa 14 persen.
JAKARTA -- Target pengentasan warga miskin tahun ini dipastikan tak akan tercapai. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional hanya berani mentargetkan tingkat kemiskinan 2009 sebesar 12-13,5 persen. Padahal rencana pembangunan jangka menengah 2004-2009 menggariskan angka kemiskinan pada 2009 sebesar 8,2 persen.

Berbicara dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah pada Senin lalu, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengatakan tahun lalu tingkat kemiskinan masih 15,4 persen. "Dengan stimulus fiskal, diharapkan bisa ditekan jadi 12-13,5 persen. Ini target optimistis, tapi pesimistisnya bisa 14 persen," katanya.

Paskah menuturkan, melalui berbagai program peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan tingkat kemiskinan, pemerintah berharap dapat kembali menggenjot pertumbuhan ekonomi, yang semakin rendah. Untuk menghadapi krisis keuangan, ujar dia, diperlukan landasan hukum dan kontrol yang kuat.

Deputi Bidang Evaluasi Pembangunan Bambang Widianto menambahkan, target pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meliputi tiga sasaran, yakni aman-damai, masyarakat adil-demokratis, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Target pertama dan kedua, kata dia, relatif telah tercapai.

"Tapi untuk peningkatan kesejahteraan masih akan menjadi pekerjaan rumah yang paling berat, terutama pengentasan warga miskin," ujarnya.

Bambang mengatakan salah satu indikator kesejahteraan adalah tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, kata dia, telah berdampak pada pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akibatnya, tingkat kemiskinan sukar ditekan. "Akan sukar juga mencapai target 8,2 persen," kata Bambang.

Sejak tiga tahun lalu, kata dia, pemerintah sebenarnya telah menggarap program-program pengentasan warga miskin. Program-program tersebut terdiri atas sasaran individu dan rumah tangga, seperti Bantuan Langsung Tunai, Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin, beasiswa, sampai beras untuk rakyat miskin.

Program lainnya ditujukan pada kelompok usaha, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Dan terakhir ditujukan untuk dunia usaha, yakni Kredit Usaha Rakyat. "Totalnya sekitar Rp 40 triliun," ujar Bambang.

Tapi, menurut Bambang, tak semua program itu bisa habis terserap. Dia mencontohkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, yang dianggarkan Rp 12 triliun. Pada program ini seharusnya dana menjangkau lebih dari 5.000 kecamatan. Namun, hingga akhir tahun ini baru sekitar 3.800 kecamatan yang telah menyerap. "Kami harap stimulus bisa mempercepat peningkatan kesejahteraan," kata Bambang.

Senior Economist Bank Dunia Vivi Alatas pernah mengungkapkan, berkaca pada krisis moneter 1998, imbas terbesar krisis kali ini akan terjadi pada struktur pasar tenaga kerja. "Memang ada PHK, tapi angka pengangguran stabil. Hanya struktur pasar tenaga kerjanya yang berubah," kata dia. Ia menegaskan, yang terkena dampak PHK bukan orang miskin, melainkan masyarakat menengah di wilayah perkotaan. AGOENG WIJAYA | LINA BUKIT

Jumlah dan persentase penduduk miskin

Tahun Jumlah
(juta) Persentase
(persen)
1998 49,5 24,23
1999 47,97 23,43
2000 38,7 19,14
2001 37,9 18,41
2002 38,4 18,2
2003 37,3 17,42
2004 36,1 16,66
2005 35,1 15,97
2006 39,3 17,75
2007 37,17 16,58
2008 34,96 15,42
SUMBER: BPS


http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/04/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20090304.158587.id.html
Share this article :

0 komentar: