BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Obama Ajak Swasta Beli Aset Beracun

Obama Ajak Swasta Beli Aset Beracun

Written By gusdurian on Selasa, 24 Maret 2009 | 13.02

Obama Ajak Swasta Beli Aset Beracun
Detail paket penyelamatan jadi tes terhadap Geithner.
Pemerintah Barack Obama hari ini waktu Indonesia (Senin waktu Washington) mengumumkan Public Private Investment Program (Program Investasi Swasta-Pemerintah).

Program Investasi, yang detailnya diumumkan Menteri Keuangan Timothy Geithner, didukung oleh Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan Federal Deposit Insurance Corp. Pemerintah Amerika Serikat akan menggunakan dana US$ 500 miliar hingga US$ 1 triliun untuk membeli aset-aset bermasalah.

Dengan menggunakan dana itu, menurut sumber yang mengetahui detail paket penyelamatan tersebut, swasta diajak membeli aset-aset institusi keuangan yang beracun.

Menteri Keuangan Geithner mengatakan program ini akan meningkatkan kembali nilai aset, meningkatkan kapasitas peminjaman perbankan, dan mengurangi ketidakpastian tentang skala kerugian neraca keuangan perbankan.

"Dengan dana ini, kemampuan perbankan menjual aset mereka akan lebih mudah," katanya kepada Wall Street Journal kemarin.

Menurut ekonom Paul Krugman dalam tulisannya di New York Times, skema yang ditawarkan Geithner ada kemungkinan bersifat satu arah: jika nilai aset meningkat, investor untung. Tapi, jika aset jatuh, investor bisa pergi begitu saja dari kewajiban utang-utang mereka.

"Jadi ini secara tidak langsung cara tersembunyi untuk mensubsidi pembelian terhadap aset-aset buruk itu," katanya.

Dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara maju dan berkembang anggota G-20 di Horsham, Inggris, pekan lalu, semua memang sepakat ingin mengakhiri krisis dengan membersihkan sektor perbankan dari aset-aset beracun yang menggerogoti kinerja institusi keuangan.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral sepakat memprioritaskan nilai aset perbankan dan menjaga neraca keuangan yang menyebabkan bank-bank kesulitan dan menyebabkan terjadinya krisis ekonomi.

Perbankan di seluruh dunia mengalami kerugian lebih dari US$ 1,2 triliun akibat krisis ini. Nilai perbankan, seperti Citigroup Inc, Commerzbank AG, dan Lloyds Banking Group Plc, sudah merosot tiga per limanya tahun ini. Indeks keuangan Standard and Poor's 500 anjlok 35 persen.

Akibat krisis, kredit macet perumahan, yang berubah menjadi krisis finansial dan resesi global, perbankan di Amerika mengalami kerugian dan writedowns lebih dari US$ 800 juta. Harga perumahan yang langsung anjlok menambah kusutnya kredit macet. Belum lagi terjadinya pemutusan hubungan kerja di mana-mana.

Pengumuman detail paket penyelamatan ini akan menjadi semacam tes terhadap Geithner. Pasalnya, ketika mengumumkan paket penyelamatan sektor keuangan pada 10 Februari lalu, ia tak memberikan perincian detail sehingga malah memicu terjadinya penjualan besar-besaran saham perbankan.

Saat itu investor marah karena tak adanya perincian yang jelas. Akibatnya, indeks saham industri Dow Jones melorot sampai 380 poin.

Belum lagi Geithner juga tengah disorot, bahkan diminta mundur, gara-gara bonus yang diberikan American International Group Inc senilai US$ 165 juta kepada para eksekutifnya. Soalnya, bekas perusahaan asuransi terbesar di dunia itu sudah empat kali mendapat dana talangan (bailout) dari pemerintah Amerika Serikat dengan nilai lebih dari US$ 170 miliar. Eh, dana talangan itu malah dibagi-bagi sebagai bonus.

Para investor dan akademisi menanggapi skeptis pengucuran dana untuk menyelamatkan institusi keuangan tersebut. Sebagian besar dari mereka mengungkapkan, kalaupun bank sudah bisa mulai mengucurkan dana mereka lagi, masyarakat dikhawatirkan sudah tak mampu lagi meminjam duit sampai perekonomian benar-benar pulih kembali.

"Masalahnya, tingkat utang, terutama di kalangan rumah tangga, sudah terlalu besar dan tidak bisa dikelola lagi," kata Chairman and Chief Investment Officer Johnson Illington Advisors.

Para analis juga sepakat bahwa menstabilkan sistem perbankan memang sangat penting. Tapi mereka khawatir proposal penyelamatan itu malah akan menciptakan masalah baru.

Kalaupun program tersebut berjalan, kata para analis, mereka khawatir akan situasi sekarang, siapa yang mau mengajukan kredit Berapa banyak orang yang masih mau mengambil lebih banyak kredit setelah neraca keuangan banyak rumah tangga dan bisnis morat-marit BLOOMBERG | AP | GRACE S GANDHI



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/24/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20090324.160430.id.html
Share this article :

0 komentar: