BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Mengurus Pelayanan Kesehatan Orang Miskin

Mengurus Pelayanan Kesehatan Orang Miskin

Written By gusdurian on Selasa, 24 Maret 2009 | 13.01

Mengurus Pelayanan Kesehatan Orang Miskin
Pengantar:
Pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan digelar pada 9 April mendatang. Di Jakarta, ada 41 calon senator yang akan memperebutkan empat kursi DPD. Tempo akan menampilkan profil beberapa calon di antaranya. Berikut ini adalah tulisan keenam.

Pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan digelar pada 9 April mendatang. Di Jakarta, ada 41 calon senator yang akan memperebutkan empat kursi DPD. Tempo akan menampilkan profil beberapa calon di antaranya. Berikut ini adalah tulisan keenam.

Rubinah, 61 tahun, masih melayani warga miskin yang hendak mengurus keringanan biaya pengobatan atau bersalin, meski waktu kerjanya sudah selesai. "Saya tidak tega meninggalkan orang yang mau mengurus keringanan biaya rumah sakit," kata dia kepada Tempo, Selasa pekan lalu.

Selama 29 tahun bekerja di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rubinah sudah bagaikan ibu bagi warga miskin. "Sebagian pasien memanggil saya 'bunda'," tuturnya.

Lima tahun lalu ia menjadi ketua panitia pemungutan suara di kantornya. Saat menghitung surat suara, terbersit keinginannya menjadi anggota Dewan. "Saya bertemu dengan orang miskin setiap hari. Saya membatin, kok ada orang yang miskin sekali sampai ongkos pulang pun tak ada. Jadi, menurut saya, masih ada yang belum pas dengan penyelenggaraan negara ini," ujarnya.

Pengalaman itu membulatkan tekadnya untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DKI pada pemilu kali ini. Rubinah memilih jalur DPD karena ia tidak mungkin melewati jalur partai. "Saya tidak punya waktu untuk aktif dalam kegiatan kepartaian," kata dia. "Saya akan berbuat agar masyarakat miskin mendapat pertolongan," kata Rubinah.

Dalam sosialisasinya sebagai calon senator, ia memilih jargon 'Sehat, Cerdas, Sejahtera'. "Sehat berarti kesehatan dijamin untuk masyarakat, cerdas berarti pendidikan diutamakan untuk masyarakat, dan sejahtera berarti cukup sandang dan pangan," tuturnya.

Selain bekerja di rumah sakit, Rubinah menjadi Ketua Panti Jompo Kramat Lima Waluyo Sejati Abadi dan pengurus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Partisan. LBH Partisan adalah lembaga yang membina anak-anak, remaja, dan orang muda.

Bila menjadi senator, ia berjanji akan tetap dekat dengan rakyat, khususnya warga miskin. "Siapa bilang saya tidak bisa menyusun undang-undang. Sekali-kali yang duduk di Dewan orang bernama Rubinah, gantian dengan orang yang keren-keren," kata dia dengan bercanda.

Rubinah yang tinggal di kawasan Rumah Susun Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur ini, mengaku sulit memprediksi suara yang bakal diperolehnya. "Saya berharap suara datang dari pasien, warga rusun Klender, warga rusun Penjaringan, dan warga Jakarta Barat yang mengenal saya," ujarnya. EKA UTAMI APRILIA



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/24/Metro/krn.20090324.160392.id.html
Share this article :

0 komentar: