Membaca Daun Lontar, Meramal Masa Depan
Asap kemenyan mengepul tebal. Lelaki tua komat-kamit membaca mantra. San Muraji, 78 tahun, dengan khidmat membuka satu demi satu bungkusan kain mori yang telah lusuh. Berbagai benda pusaka yang dianggap keramat oleh warga Desa Kalisalak, Kebasen, Banyumas, pun dikeluarkan.
Upacara jamasan atau pencucian benda pusaka itu setiap tahun digelar pada Selasa Pahing bulan Maulud dalam penanggalan Jawa. "Upacara ini bukan hanya ritual pencucian benda keramat, tapi juga membaca tanda zaman," tutur San Muraji, juru kunci keturunan ke-14 dari penjaga benda pusaka itu, kemarin.
Menurut Bambang Setiadi, Kepala Desa Kalisalak, benda pusaka yang di-jamas merupakan peninggalan salah seorang Raja Mataram, Sultan Amangkurat I. Waktu itu, sekitar tahun 1660, Amangkurat singgah di Desa Kalisalak untuk menghindari kejaran Trunojoyo. "Ia meninggalkan berbagai benda yang dikenal sebagai jimat Kalisalak," tutur Bambang. Benda pusaka tersebut di antaranya kitab-kitab yang terbuat dari daun lontar, uang logam, peluru, keris, pakaian, dan benda pusaka lainnya.
Setiap tahun, tiga daun lontar dibaca. "Bahasanya menggunakan Jawa menengah," kata Suyami dari Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta. Tulisan daun lontar tersebut dipercaya mempunyai kebijaksanaan dan peringatan akan kehidupan di masa datang.
Daun lontar pertama, kata Suyami yang membacanya, menceritakan kejadian besar yang akan terjadi di negeri ini. Daun kedua menceritakan Gusti yang sedang mempersiapkan skenario besar terhadap bangsa ini. "Daun ketiga bicara tentang peringatan terhadap penguasa yang sudah tidak peduli lagi kepada rakyatnya."
Selain membaca tanda zaman dengan lontar, perubahan benda pusaka juga diyakini mempunyai arti. Menurut Bambang, ada yang berbeda dalam jamasan kali ini dengan jamasan 2004. Pada 2004, piti atau tempat benda pusaka terlihat baru. Sedangkan jamasan kali ini, piti yang paling besar terlihat baru. "Siapa saja boleh punya tafsir sendiri," katanya.
Setelah di-jamas, benda pusaka itu dimasukkan ke dalam kain mori yang baru. Setahun lagi, benda pusaka tersebut akan dibuka kembali. Entah apa yang akan berubah lagi. ARIS ANDRIANTO
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/11/Berita_Utama-Jateng/krn.20090311.159181.id.html
Membaca Daun Lontar, Meramal Masa Depan
Written By gusdurian on Rabu, 11 Maret 2009 | 13.17
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar