BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » PAKAR NUKLIR BEBAS, AS RISAU

PAKAR NUKLIR BEBAS, AS RISAU

Written By gusdurian on Kamis, 12 Februari 2009 | 12.59

PAKAR NUKLIR BEBAS, AS RISAU
Khan masih dicekal ke luar negeri
ISLAMABAD -- Tahun lalu, sebuah kelompok pemantau nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa jaringan Abdul Qadeer Khan--lebih populer dengan sebutan AQ Khan--terlibat dalam perdagangan gelap nuklir ke Iran, Libya, dan Korea Utara.

Namun, dibebaskannya sang ilmuwan berusia 73 tahun itu dari tahanan rumah yang lima tahun terakhir dialaminya pada 6 Februari oleh Pengadilan Tinggi Islamabad, yang diketuai hakim Sardar Muhammad Aslam, membuat pemerintah Obama seperti kebakaran jenggot.

Kendati Presiden Asif Ali Zardari sudah menyatakan bahwa ilmuwan itu tetap akan mengalami restriksi dalam kegiatan sehari-hari dan profesinya, dipantau dari jarak dekat, dicekal bepergian ke luar negeri, hanya bisa menerima kunjungan dari keluarga dan teman yang sudah disetujui pemerintah, dan dilarang melakukan transaksi keuangan, negeri Abang Sam itu tetap tak bisa bersikap tenang.

Pada Ahad lalu, Gedung Putih berterima kasih atas upaya yang dilakukan pemerintah Zardari, namun tetap "sangat risau" dengan bebasnya Dr Khan. Gedung Putih merasa segala aturan yang dilakukan di atas masih belum cukup untuk mengekang aktivitas Bapak Nuklir Pakistan itu.

"Kami sangat kecewa atas keputusan pengadilan di Pakistan. Kami sedang dalam proses dialog dengan pemerintah Pakistan tentang Khan, karena kami percaya dia tetap merupakan ancaman potensial bagi perlucutan senjata," ujar juru bicara Departemen Dalam Negeri, Robert Wood.

Isu ini muncul di tengah-tengah pertemuan antara pejabat Pakistan dan perwakilan khusus Amerika Serikat untuk Pakistan dan Afghanistan, Richard Holbrooke, yang saat ini mengunjungi Islamabad.

Kecurigaan AS terhadap Khan terjadi setelah serangan 11 September 2001 dan invasi AS ke Afghanistan untuk memburu Taliban. Berdasarkan informasi intelijen AS, Al-Qaidah dan Taliban telah berulang kali mencoba mendapatkan materi bom nuklir entah untuk membuat bom radiologi atau bom nuklir mentah.

Pada Oktober 2001, pemerintah Pakistan menahan tiga pakar nuklir Pakistan yang diduga terlibat kegiatan Taliban dan semuanya terhubung dengan Dr Khan. Setelah itu, pemerintah George Bush secara khusus membentuk tim yang bertugas mempelajari pribadi Dr Khan.

Sebetulnya doktor rekayasa metalurgi lulusan Universitas Katolik Leuven, Belgia, ini pada Januari 2004 sudah mengakui bahwa ia terlibat dalam jaringan bawah tanah yang menjual teknologi senjata nuklir kepada tiga negara yang menjadi musuh Amerika Serikat itu.

Namun, pada 5 Februari 2004, Presiden Pervez Musharraf memberi pengampunan kepada Khan karena dia dianggap sebagai pahlawan nasional.

Setahun kemudian, September 2005, Musharraf menyatakan bahwa hasil penyelidikan internal menemukan bukti bahwa Khan menjual suku cadang sentrifugal kepada Korea Utara. Namun, tetap belum terbukti bahwa pakar yang mengidap kanker prostat ini membuat sebuah cetak biru bom nuklir untuk Iran atau Korea Utara seperti yang ditemukan di Libya. PAKISTAN OBSERVER | REUTERS | AKMAL NASERY BASRAL



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/11/Internasional/krn.20090211.156454.id.html
Share this article :

0 komentar: