BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » ”Kokoro No Tomo”Bikin TKI di Jepang Terharu

”Kokoro No Tomo”Bikin TKI di Jepang Terharu

Written By gusdurian on Minggu, 01 Februari 2009 | 12.29

PERPISAHAN, Pembimbing dari Jepang (kiri) mengusap air mata dipeluk caregivers asal Indonesia, Danta, di Yokohama, tadi malam.


YOKOHAMA(SINDO) – Suasana haru meliputi aula Yokohama Kenshu Center, Jepang, tadi malam, ketika lagu Kokoro No Tomodan Kemesraandinyanyikan.

Dua lagu terkenal asal Jepang dan Indonesia itu mengiringi perpisahan para caregivers(perawat untuk lanjut usia) asal Indonesia dengan lembaga yang selama ini membimbing mereka. Mulai hari ini, para tenaga kerja Indonesia (TKI) itu sudah harus bekerja di berbagai panti jompo yang tersebar di seantero Jepang.

Pada awalnya, ke-45 caregivers Indonesia itu membawakan lagu-lagu riang dan bernyanyi dengan suara yang bersemangat karena baru saja memperoleh sertifikat kelulusan bahasa Jepang. Namun,ketika membawakan lagu Kokoro No Tomo,yang bernuansa sedih,beberapa caregivers tanpa tersadar mulai menitikkan air mata.

Begitu juga dengan sejumlah pembimbing yang asli warga Jepang. Suasana haru pun langsung memenuhi ruangan ketika para caregivers dan pembimbingnya berdiri bergandengan tangan untuk menyanyikan lagu Kemesraan.Isak tangis pun langsung terdengar.

Para tamu lainnya yang berada tidak jauh dari mereka, berdiri terdiam ikut menahan haru mendengarkan lagu yang berbicara soal kedekatan perasaan itu. Momen kesedihan itu langsung menjadi santapan puluhan jurnalis dan wartawan foto Jepang yang meliput acara pemberian sertifikat kelulusan tersebut.

Kilatan cahaya lampu flash dari kamera segera menerpa wajah-wajah sedih tersebut. Usai lagu Kemesraan, peluk dan tangis di antara caregiversdan pembimbing mereka menjadi salam perpisahan. Suasana itu membuat Presiden AOTS Kazuo Kaneko tidak tahan hingga harus keluar ruangan.

”Suasananya mengharukan sekali. Selamat malam,” kata Kaneko yang terlihat terburu-buru di pintu keluar ruangan. The Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS) merupakan lembaga pelatihan yang ditunjuk pemerintah Jepang untuk memberikan pelatihan bahasa dan budaya Jepang kepada para perawat dan caregivers asal Indonesia selama enam bulan.

Setelah itu,mereka diharuskan mengikuti ujian bahasa Jepang untuk bisa bekerja di Jepang dengan masa waktu tiga tahun. Sebelumnya, Kazuo Kaneko dalam sambutan memuji perawat dan caregivers Indonesia atas semangatnya yang mampu menyelesaikan pelatihan bahasa bahkan lulus hingga memperoleh sertifikat.

Kaneko menjelaskan, para perawat dan caregivers Indonesia berlaku sopan, periang, dan yang paling membuat para instruktur kagum adalah semangatnya untuk menyelesaikan program pelatihan selama enam bulan penuh.

”Semoga sukses,dan selamat jalan,” ujarnya mengakhiri sambutan. Sementara itu,Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar menyatakan kekagumannya karena para caregivers mampu menunjukkan bukti akan tenaga profesional Indonesia.

Keberhasilan memperoleh sertifikat merupakan modal yang kuat untuk menjalankan tugas-tugas selama di Jepang.” Senang mendengar semangat Anda,semangat untuk bekerja keras,karena demikianlah Jepang. Dengan keberhasilan ini,saya yakin Anda-Anda semua akan dapat diterima dengan cepat,” tandas mantan menteri keuangan itu.

Dubes juga mengingatkan bahwa para perawat Indonesia dan caregivers adalah tenaga kerja terdidik yang memiliki skill sehingga perlu membuktikannya kepada publik Jepang akan kemampuan tenaga kerja Indonesia.

Perawat dan caregiversIndonesia tiba di Jepang awal Agustus 2008,dan merupakan gelombang pertama dari 1.000 perawat yang akan bekerja di Jepang sesuai skema perjanjian kerja sama strategis Economic Partnership Agreement (EPA) antara Indonesia dan Jepang.

Kedatangan perawat dan caregivers Indonesia pada Agustus 2008 disambut keraguan masyarakatJepang. Merekameragukankemampuantenagakerja Indonesia untuk bisa berbahasa Jepang yang dikenal sulit. (ant)



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/208548/38/
Share this article :

0 komentar: