BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Menjalankan Konsep Kepemimpinan Bottom Up

Menjalankan Konsep Kepemimpinan Bottom Up

Written By gusdurian on Sabtu, 17 Januari 2009 | 13.13

Carol Bartz,60,Selasa (13/1),ditunjuk sebagai CEO perusahaan internet raksasa Yahoo Inc.Dia menggantikan Jerry Yang yang mengundurkan diri akhir tahun lalu.


BARTZ bukanlah muka baru di industri teknologi informasi. Sebelumnya, selama 14 tahun,yakni 1992–2006,Bartz menjabat sebagai CEO Auto- Desk, perusahaan pembuat peranti lunak untuk arsitek. Kehadiran Bartz diharapkan mampu mengembangkanYahoo. Pemilik perusahaan juga menaruh ekspektasi tinggi terhadap Bartz untuk menyelesaikan masalahmasalah yang melilit Yahoo.

Perusahaan internet raksasa dunia itu sempat terseokseok setelah setahun mengalami pergolakan internal, terutama dipicu oleh kegagalan negosiasi merger dengan Microsoft Inc.Sejumlah eksekutif perusahaan yang berpusat di Sunnyvale, California itu berbeda pandangan mengenai kemungkinan merger dengan Microsoft Inc.

Bagi Bartz, masalah itu merupakan tantangan untuk segera diselesaikan. Bartz optimistis mampu mempertahankan sekaligus mengembangkan Yahoo. Dia menegaskan, nama besar dan posisi pasar yang telah dimiliki Yahoo selama bertahun-tahun akan memberikan kesempatan untuk berkembang.

“Saya rasa Yahoo hanya belum beruntung tahun lalu sehingga menjadikannya terperosok dan cenderung protektif,” ungkap Bartz setelah meninjau kembali kinerja bisnis perusahaan pascapenunjukannya sebagai CEO. Bartz sepertinya akan menjalankan konsep bottom up dalam memimpin Yahoo.

Dia berencana menghabiskan beberapa hari pertama di Yahoo untuk bertatap muka dengan para pekerja dan pelanggan Yahoo, bukan investor. Bartz dikategorikan sebagai pemimpin yang menekankan keseriusan. Kendati begitu, dia menolak memberikan batas waktu untuk sejumlah keputusannya.

Ini berbeda dengan Yang yang membuat keputusan strategis dalam 100 hari pertama. “Jangan paksa diri saya dalam sejumlah batas waktu yang tidak mungkin,” tegasnya. Bartz juga mengaku terbuka terhadap semua kritik menyangkut perkembangan perusahaan. Reputasi Bartz dalam memimpin perusahaan telah teruji ketika dirinya menangani AutoDesk.

Selama kepemimpinan Bartz,AutoDesk menjelma dari perusahaan peranti lunak personal computer( PC) menjadi perusahaan pembuat software khusus desain papan atas. Semua produk perusahaan tersebut diburu arsitek di seluruh penjuru dunia. Penjualan AutoDesk tumbuh signifikan, dari semula kurang dari USD300 juta menjadi USD1,5 miliar.

Bartz juga berhasil melakukan transisi perusahaan menjadi era baru desain komputer tiga dimensi (3D). Atas prestasinya, Bartz mendapat penghargaan khusus dari para pekerja dan Wall Street. Bartz bahkan masuk dalam daftar 100 orang berpengaruh di dunia pada 2005 versi majalah Forbes.

“Saya kira dia (Bartz) telah melakukan tugas luar biasa di AutoDesk,” ungkap John Walker, pendiri AutoDesk yang tinggal di Swiss sejak pertengahan 1990-an. Lahir di kota kecil di Winona, Minnesota, Bartz tumbuh besar di kalangan masyarakat peternak di Wisconsin. Dia dibesarkan oleh neneknya sejak ibu tercintanya meninggal dunia ketika Bartz menginjak remaja. (m ismail)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/205217/38/
Share this article :

0 komentar: