BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Memberbayakan Rakyat yang Lemah

Memberbayakan Rakyat yang Lemah

Written By gusdurian on Kamis, 01 Januari 2009 | 12.18

Memberbayakan Rakyat yang Lemah
Hari ini, Rabu 31 Desember 2008, hari terakhir 2008. Besok kita sudah melangkah di awal 2009 -tahun yang menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh (Jawa Pos, kemarin 30/12) adalah tahun politik. Tiap akhir tahun banyak kalangan membuat refleksi dan kontemplasi. Mengevaluasi segala sesuatu yang sudah dilakukan atau dibuat sepanjang tahun yang segera berlalu.Lalu apa yang patut kita kemukakan terkait segala sesuatu yang sudah terjadi serta segala sesuatu yang sudah dilakukan atau diperbuat sepanjang 2008?Pertama, perubahan-perubahan di tingkat makropolitik dan ekonomi belum sepenuhnya berdampak populis yang membahagiakan rakyat yang lemah. Mereka masih banyak yang terkena dampak buruk kebijakan atau pergulatan dalam percaturan politik dan ekonomi.Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai Rp 6 ribu, meski kemudian di awal dan pertengahan Desember ini turun dua kali menjadi Rp 5.500 dan Rp 5.000 sempat membuat rakyat kelimpungan.Selain harga kebutuhan pokok ikut terkerek naik, harga barang dan kebutuhan skunder pun ikut naik. Bantuan langsung tunai (BLT) untuk keluarga miskin yang rata-rata Rp 300 ribu tak mampu mempertahankan kelestarian daya beli.Kedua, upaya mengurangi subsidi minyak dengan cara mengonversi minyak tanah (mitan) ke gas tak diimbangi dengan pemerataan stok -ini juga karena terjadi black market. Akibatnya, di mana-mana terjadi antrean pembeli mitan serta Gas LPG subsidi hilang di pasaran.Ketiga, harga pupuk setiap menjelang musim hujan melambung di atas harga dasar yang sudah ditetapkan pemerintah. Akibatnya, banyak muncul aksi protes terhadap pemerintah karena kenaikan harga pupuk tersebut amat memberatkan petani.Keempat, di banyak wilayah kembali longsor membawa maut. Di Jawa Barat lebih 10 orang tewas. Lagi-lagi masalah penggundulan hutan dan alih fungsi lahan -akibat tekanan pertumbuhan penduduk yang mengharuskan eksploitatif terhadap lingkungan alam- telah mengakibatkan air hujan meluncur jadi air bah dari dataran tinggi tanpa penyangga dari pepohonan lantaran sudah banyak yang ditebang.Potret dari masalah itu menunjukkan bahwa perubahan perilaku sosial, politik, serta pergolakan kebijakan publik belum banyak berpihak pada warga yang lemah dan miskin.Mereka tetap saja menjadi "bulan-bulanan" keputusan politik dan kebijakan publik tanpa mampu melawan. Mereka tidak memiliki resistensi yang kuat lalu begitu mudah menjadi korban yang kian memenderitakan.Dampak buruk perubahan atau gejolak makro selama 2008 juga tak hanya menimpa warga yang secara ekonomi dan politik lemah. Ketika pasar modal jatuh di Amerika sana, tanpa bisa dicegah telah meluluhlantakkan pasar modal seluruh dunia. Tidak kecuali di Indonesia. Bahkan, bursa Indonesia sempat "tutup toko" untuk mencegah terus anljoknya harga saham domestik.Namun, perhatian harus tetap diberikan kepada warga yang lemah. Sebab, mereka selalu menjadi korban. Oleh sebab itu, pada 2009 dan tahun-tahun berikutnya program penguatan dan pemberdayaan warga lemah harus menjadi prioritas. Siapa pun yang sejak Oktober 2009 nanti menjadi presiden ketujuh RI. Bukankah mereka -yang selalu jadi korban itu- juga warga negara Indonesia yang jumlahnya paling banyak dibanding warga kelas atas?
http://jawapos.com/
Share this article :

0 komentar: