BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Apa yang Menarik dari PDIP Sekarang?

Apa yang Menarik dari PDIP Sekarang?

Written By gusdurian on Senin, 26 Januari 2009 | 09.23

Apa yang Menarik dari PDIP Sekarang?

Oleh M. Alfan Alfian *

Apa yang menarik dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekarang? Salah satu jawaban sementaranya tampak pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Solo akhir Januari ini.

Yang jelas, yang menarik ialah dinamikanya. Partai ini khas sejak awal berdirinya, dan tak dapat lepas dari ikon Megawati Soekarnoputri. Partai ini pernah mengalami pasang naik dan surut dalam waktu yang singkat, di mana para elitenya dituntut berpikir dan bekerja keras mengembalikan "kejayaan partai".

Sebagai politikus, Megawati tampak semakin matang walaupun tetap tampil secara khas. Partainya memosisikan diri sebagai "kelompok pengimbang" (oposisi) yang berdiri di luar pemerintahan, mengkritisi kebijakan pemerintah seoptimal mungkin. Iklan-iklan kampanye yang bertebaran saat ini temanya tak lepas dari semangat oposisi itu.

Berdasarkan hasil temuan beberapa lembaga survei, hanya Megawatilah yang mampu bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono, sang mantan anak-buahnya di kabinet pemerintahannya tempo dulu.

Dinamika politik PDIP tak lepas dari peran dan manuver politik para elitenya, yang berpusat pada dua sosok utama, Megawati dan Taufiq Kiemas (suami dan sekaligus ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P). Tapi, yang terkesan lebih aktif adalah Taufiq, ketimbang Mega, sehingga membuat faktor Taufiq sangat penting untuk diperhitungkan.

Namun, sebagai partai catch all (partai yang anggotanya beragam, plural, dan tanpa pandang bulu), realitas faksional terutama dalam aspirasi pendapat, juga tampak walaupun samar-samar. Konsekuensinya generasi Pramono Anung Wibowo dan Budiman Sudjatmiko, juga harus didengar.

Sebagian besar karakter massa tradisional PDIP adalah pengagum berat Megawati (massa "pejah-gesang"), di samping massa "ideologis", di luar massa kritis. Kebesaran PDIP memang masih ditopang oleh massa tradisional. Prospeknya untuk menang lagi akan ditentukan oleh kembalinya pendukung PDIP yang pada Pemilu 2004 banyak yang hijrah ke partai lain.

Yang menarik lagi, PDIP dengan segala keterbatasannya sebagai pihak "oposisi", merupakan alternatif utama bagi mereka yang memandang pemerintahan SBY-Jusuf Kalla (JK) sudah tidak menarik. Tapi, justru tantangan besar para calon anggota legislatif (caleg) PDIP adalah voters yang justru semakin tertarik pada "keberhasilan" pemerintahan SBY (minus JK). Caleg-caleg PDIP akan bersaing ketat, terutama dengan caleg-caleg Partai Demokrat dan Golkar.

Misteri Cawapres

Pilpres 2009 merupakan pertaruhan politik terakhir atau pertarungan penghabisan bagi Megawati. Karena itu, perhitungan politiknya harus jeli. Salah satu faktor yang akan menambah kekuatan Megawati adalah pasangannya.

Dengan kata lain, pasangan Megawati harus kuat secara "magnet politik", tidak sekadar populer per individu, tetapi populer dan kuat secara pasangan. Kesannya sekarang pihak Mega maupun SBY masih wait and see, saling menunggu siapa pasangan masing-masing.

Sudah dapat dipastikan arena Rakernas Solo akan diramaikan dengan analisis dan perdebatan internal PDIP dalam menentukan siapa pasangan Mega yang tepat, kuat, melengkapi, dan tidak saling menegasikan. Pertimbangan seperti popularitas, Jawa-luar Jawa, sipil-militer, nasionalis-santri, pengalaman politik dan pemerintahan, akan mewarnai pembicaraan. Seni mengambil keputusan inilah yang juga menarik untuk dicermati.

Selebihnya, menarik atau tidak menarik sangat terkait seberapa besar voters memilih caleg-caleg yang disajikan PDIP. Ini sebuah pertaruhan besar bagi PDIP, yang dari awal yakin dengan ketentuan nomor urut, bukan suara terbanyak. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan hasil pemilu berbasis suara terbanyak membuat skenario politik pasca-pencalegan PDIP bergeser. Wallahua'lam.

* M. Alfan Alfian, direktur riset The Akbar Tandjung Institute, dan dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta.
http://jawapos.com/
Share this article :

0 komentar: