BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » IKRAR NUSA BHAKTI : Tahun Hiruk-pikuk Pemilihan Umum

IKRAR NUSA BHAKTI : Tahun Hiruk-pikuk Pemilihan Umum

Written By gusdurian on Rabu, 31 Desember 2008 | 13.12

Tahun Hiruk-pikuk Pemilihan UmumWednesday, 31 December 2008“KEMARIN dan esok adalah hari ini/Bencana dan keberuntungan sama saja/Langit di luar, langit di badan/Bersatu dalam jiwa.” Sajak WS Rendrayang diterbitkan majalah musik Aktuil era 1970-an itu mungkin masihmelekat di benak mereka yang pernah membacanya.Benarkah pergantian hari tiada bermakna? Benar pulakah bencana dankeberuntungan sama saja? Bagi sebagian orang yang pasrah pada keadaan,mungkin saja benar. Namun bagi yang menginginkan adanya perubahan kearah yang lebih baik,tentu hari esok harus lebih baik dari harikemarin. Dalam hitungan hari,tahun 2008 akan berlalu,berganti dengantahun 2009.Tahun 2008 telah kita lewati dengan baik. Meski terjadi konflik yangdipicu persoalan politik atau lebih tegasnya kasus pemilihan kepaladaerah (pilkada) di beberapa daerah di Tanah Air seperti di MalukuUtara dan Sulawesi Selatan atau adanya kelompok yang mencoba menyulutkembali konflik horizontal di Maluku dan Poso,secara keseluruhankondisi politik dan keamanan nasional pada 2008 sangat baik.Di beberapa daerah, rakyat pun sekadar menggerutu saja menerimakondisi kesulitan mendapatkan minyak tanah tanpa meluapkan kemarahansecara negatif.Pemerintah benar-benar tanpa persiapan,konversi minyaktanah ke gas elpiji tidak diimbangi pasokan gas elpiji ukuran 3 kgyang cukup sehingga rakyat kesulitan mendapatkan minyak tanah dan gasdalam waktu bersamaan.Akibatnya tak sedikit orang di tanah Jawa dan daerah lain yang kembalike masa lalu, memasak dengan kayu bakar! Pada semester IV/2008,Indonesia juga mulai terkena dampak krisis ekonomi global yang berawaldari negara adidaya AS. Sementara suhu politik semakin menanjakmenjelang Pemilu 2009. Tidak sedikit orang yang menyongsong 2009dengan harap-harap cemas.Mereka yang bekerja di sektor swasta, khususnya di perusahaan-
perusahaan pengekspor barang manufaktur atau barang setengah jadi keluar negeri seperti tekstil dan garmen, sepatu dan alas kaki atauproduk elektronik, tentu khawatir apakah mereka termasuk dalam daftaryang akan dirumahkan atau bahkan terkena pemutusan hubungan kerja(PHK)? Mereka yang bekerja di industri automotif juga bernasib tidakmenentu akibat daya beli kaum berpunya yang semakin menurun.Diperkirakan PHK besarbesaran akan terjadi pada 2009 dengan jumlahyang belum pasti, bisa puluhan ribu, ratusan ribu atau bahkan puluhanjuta,tergantung siapa yang mengeluarkan datanya.Sebagian dari merekamungkin sudah mengambil ancang-ancang untuk bekerja di sektor informalsembari menunggu situasi kembali membaik. Namun bagi yang lainnyamungkin belum terpikir langkah apa yang diambil jika PHK itu benar-benar terjadi. Jika memiliki keahlian di bidang bangunan, mereka dapatbernapas lega karena mungkin saja terserap di sektor pembangunaninfrastruktur.Mereka yang juga memiliki jiwa wiraswasta, membuat sablon atauspanduk, juga bisa bernapas lega karena 2009 adalah tahun pemilu yangbisa memberi mereka rezeki.Mereka yang memiliki jiwa pedagang pun akantetap survive di tengah kesulitan ekonomi tahun mendatang. Yang pasti,seperti diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) SofjanWanandi, ”Kampanye Pemilu 2009 bisa menggelontorkan uang ke bawah yangcukup banyak sehingga roda-roda ekonomi rakyat akan tetap berputar.”Itulah rezeki dari suatu aktivitas politik 2009.Paling tidak, ada dua pemilu pada 2009 mendatang, yaitu pemilulegislatif yang diselenggarakan pada 9 April 2009, tepat pada saat TNI-AU merayakan hari jadinya, dan pemilihan presiden-wakil presidenlangsung pada 6 Juli 2009. Jika dari hasil pilpres ternyata adapasangan kandidat presiden/wapres yang memperoleh suara lebih dari 50%dan merata di seluruh Tanah Air, kita tak perlu masuk ke putaran kedua
pilpres. Jika tidak, masih ada pilpres putaran kedua pada September2009.Ini belum termasuk pilkada ulang di beberapa TPS di Jawa Timur padaJanuari 2009. Sejak Januari 2009, suhu politik di Tanah Air tentu akanmerambat naik. Kampanye politik pun semakin ramai, apalagi ketikasudah memasuki kampanye lapangan atau jalan raya.Terlepas adanyaapatisme politik di sebagian warga bangsa, rakyat kecil tentumenyambut kampanye ini dengan sukacita, karena kampanye berarti uangdan makan. Di antero Tanah Air hiruk-pikuk kampanye pemilu legislatifpun akan bergema sampai menjelang hari pencentangan di awal April itu.Rakyat juga melupakan kesulitan ekonomi yang mereka hadapi. Di masaOrde Baru,masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan,Bandung, Surabaya, dan Makassar, kerap khawatir akan terjadinyabentrokan dalam setiap kampanye pemilu. Namun sejak pemilu pertama diera Reformasi, 1999, tampak nyata betapa kampanye politik tidakidentik dengan kekerasan massa.Jalanjalan utama kota Jakarta dan kota-kota lain memang akan terkenadampak kemacetan, tapi masih amat wajar untuk masa lima tahunan.Situasi yang sama juga akan terjadi saat kampanye pemilu presiden danwakil presiden,walau dalam kadar yang lebih rendah. Kita tak perlukhawatir pada situasi kampanye pemilu karena partai-partai politik danpara pendukungnya tentu sudah semakin dewasa dalam berpolitik,termasuk berkampanye.Mereka tak mau citranya tercemar sebagai akibat kampanye yang merekalakukan dianggap brutal. Kalaupun ada orangorang yang akan mengganggujalannya kampanye pemilu, aparat Polri,TNI,polisi pamongpraja, danmasyarakat pada umumnya sudah siap untuk mengatasinya.TNI dan Polripun sudah melakukan latihan secara intensif untuk mengatasi ancamanteror, kapan dan di mana pun akan terjadi. Kalaupun terjadi sengketapemilu legislatif ataupun pemilu presiden/wakil presiden,semua itu
dapat diselesaikan melalui mekanisme hukum yang berlaku.Perjalanan demokrasi kita sudah berjalan secara baik (on the righttrack). Kita pun tak perlu lagi terlalu khawatir pada masa kampanyepemilu berlangsung.Karena itu, secara umum,walau kita terkena dampakresesi ekonomi global,mudah-mudahan segalanya berjalan baik pada 2009.Riak-riak politik dan ekonomi mungkin saja terjadi pada 2009. Namunjika kita merasa senasib sepenanggungan sebagai sesama warga bangsa,segalanya dapat kita lewati secara baik.Mari kita songsong tahun 2009 dengan satu kepercayaan, hari esok akanlebih baik daripada hari ini. Tentu dengan kerja keras dan berdoa,semoga hari-hari kita lebih dipenuhi oleh keberuntungan ketimbangbencana. Selamat Tahun Baru 2009.(*)IKRAR NUSA BHAKTIProfesor Riset Pusat Penelitian Politik LIPIhttp://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/200581/38/
Share this article :

0 komentar: