BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Managing Paradox

Managing Paradox

Written By gusdurian on Jumat, 08 Juli 2011 | 01.57

ELIEZER H HARDJO:

Dalam tahap ketiga era revolusi industri saat ini (pertama bahan bakar batu bara,kedua bahan bakar minyak,ketiga ilmu pengetahuan/ informasi), semakin lama tantangan dalam bisnis yang memerlukan penanganan yang lugas menjadi semakin menguat, karena jika tidak akan membuat kita tertinggal atau ditinggalkan.

Situasi dan kondisi yang menjadi tantangan, tuntutan dan sekaligus merupakan paradoks, beberapa di antaranya: bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas, bahkan lebih unggul dari pesaing namun dengan harga yang lebih murah; meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham namun sekaligus harus melakukan banyak kegiatan sosial sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat.

Paradoks, di mana dua hal yang berseberangan yang harus dikelola secara paralel––bersamasama pada saat yang bersamaan, bukan merupakan sebuah opsi untuk memilih salah satu. Kemajuan dalam teknologi informasi dan telekomunikasi menjadi salah satu jalan keluar.

Namun, pada saat yang sama juga menjadi faktor yang dapat melumpuhkan apabila kita tidak dapat mempergunakannya dengan benar.Indikasi yang terlihat akan peran kedua faktor revolusioner ini adalah perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa teknologi informasi dan telekomunikasi semakin berkembang dan menguasai semua aspek.

Prof Tom Cannon, seorang Profesor Strategic Development dari University of Liverpool, UK, pernah melakukan riset selama lebih kurang lima belas tahun dan menyimpulkan ada delapan paradoks yang harus ditangani dengan baik untuk dapat menolong perusahaan bertahan dan berkembang secara sehat.

Pertama, act now for the long term (bertindak sekarang untuk jangka panjang). Jangan hanya berpikir untuk hari ini, namun setiap program dan rencana harus juga berdampak terhadap dan di masa depan. Kedua, growth through consolidation (bertumbuh melalui konsolidasi); banyak yang berpikir bahwa konsolidasi merupakan periode untuk berhenti atau istirahat dari proses pertumbuhan, tidak demikian seharusnya.

Justru konsolidasi harus berjalan terus menerus. Ketiga,building individualistic teams (membangun tim yang bersifat individualis); ada hal-hal yang harus dilakukan secara tim,namun cara berpikir dan bertindak perlu dilakukan secara individu, seperti halnya main sepak bola.

Keempat, getting more for less (memperoleh lebih banyak atau lebih besar dengan biaya lebih murah atau usaha sedikit). Kelima, thinking local, acting global (berpikir lokal, namun bertindak secara global); kita sering mendengar ungkapan ”think globally, act locally” dengan pemikiran bahwa di tiaptiap negara kita melakukan strategi yang berlaku secara global untuk diterapkan secara lokal.

Keenam,simultaneous growth of economic regionalism and economic nationalism (pertumbuhan ekonomi serentak antara regionalisasi dan nasionalisasi). Ketujuh,winning through actionorientedreflective ( memenangkan melalui refleksi berorientasi tindakan). Kedelapan,consolidating internal capabilities while reengineering (konsolidasi kemampuan internal sementara melakukan reengineering); terus menerus membangun kompetensi internal untuk berkompetisi eksternal, memiliki daya tahan dan daya juang tinggi yang akanmemperkokohdaya saingdi masa depan.

Bagaimana kita dapat mengimbangi keadaan yang mendesak atau menekan kita karena adanya pengaruh dari globalisasi, keberanekaragaman industri, kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang ikut mencuatkan kedelapan paradoks tersebut, bahkan akan lebih banyak lagi di masa yang akan datang?

Pertama, perlu melakukan restrukturisasi organisasi dengan mengurangi lini untuk mempercepat proses dan mengurangi birokrasi. Sekarang zamannya organisasi yang dinamis, bergerak cepat, actionoriented. Organisasi dibentuk bukan relation-based tapi harus competency-based.

Kedua, memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi.Tidak selalu harus melakukan investasi sendiri, sekalipun itu yang terbaik, tersedia jasa outsourcing untuk dimanfaatkan. Mereka yang memperoleh informasi paling dulu cenderung akan memenangkan perlombaan.

Ketiga, memilih tenaga-tenaga profesional kunci yang berjiwa intrapreneurship, pandai memanfaatkan bahkan menciptakan peluang bagi perusahaan. Keempat, membentuk creative team yang visioner, yang terus menerus memikirkan hal-hal yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya jangkau pikir ke masa depan,sekian puluh tahun mendatang.

Kelima, fokus terhadap outcome/ output bagaimana meningkatkan proses,kecepatan, kapasitas, termasuk dalam menggunakan mesin-mesin yang canggih dan fleksibel, multifungsi dapat dipergunakan untuk berbagai variasi produk.

Ada banyak cara lainnya yang dapat anda kembangkan sesuai dengan kondisi perusahaan anda, tapi setidaknya dengan anda melakukan lima hal di atas sebagian besar paradoks yang Anda hadapi akan dapat Anda tangani dan selanjutnya terus menerus melakukan penyesuaian. Tidak pernah ada kata terlambat jika Anda mulai melakukannya sekarang. DR ELIEZER H HARDJO PHD, CM Anggota Dewan Juri ReBi & Institute of Certified Professional Managers (ICPM

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/411339/
Share this article :

0 komentar: