BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Duta Besar RI di Swiss Sebut Nurdin Pembohong

Duta Besar RI di Swiss Sebut Nurdin Pembohong

Written By gusdurian on Minggu, 06 Maret 2011 | 09.56

JAKARTA -Posisi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid semakin terdesak. Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) kemarin memutuskan PSSI harus merangkul Liga Primer Indonesia dan melaksanakan kongres yang sesuai dengan standar badan sepak bola dunia itu. Keputusan FIFA yang bersidang di Zurich itu diterima Duta Besar Indonesia di Swiss, Joko Susilo, pada pukul 22.30 WIB kemarin.

Ada tiga poin dari surat FIFA kepada PSSI.
Joko kemudian membacakan isi surat itu kepada Tempo. Pertama, PSSI harus melakukan sidang umum untuk membentuk panitia pemilihan paling lambat 26 Maret. Kedua, panitia tersebut harus menggelar kongres sebelum 30 April.
Kongres itu harus didasarkan pada standar FIFA. Joko mengatakan, yang dimaksud standar FIFA itu di antaranya adalah bekas narapidana tak boleh menjadi calon ketua. "Ya, otomatis dia tidak bisa mencalonkan lagi karena statusnya sebagai mantan narapidana," katanya.

Perintah ketiga FIFA adalah, PSSI harus merangkul Liga Primer Indonesia. Jika tidak bisa melakukan tiga poin tersebut, PSSI akan dibekukan oleh FIFA.

Direktur Hukum dan Peraturan PSSI Max Boboy membantah soal status Nurdin yang tidak sah. Max berkilah, bila memang Nurdin dilarang, dia tidak bisa aktif dalam berbagai kegiatan FIFA. Buktinya, kata Max, Nurdin baru saja diundang dalam kegiatan kongres Federasi Sepak Bola Asia (AFC) di Qatar. Bahkan Presiden FIFA Sepp Blatter sempat mengunjungi Indonesia pada saat pertandingan Piala AFC.

BASUKI RAHMAT

Selama ini pengurus PSSI, bila ke Zurich, tidak mau berkoordi- nasi dengan Kedubes.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, Joko Susilo, menyatakan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid selama ini telah membohongi publik. Kebohongan yang dimaksud oleh Joko adalah menyembunyikan surat larangan Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Organisasi yang berkantor pusat di Zurich, Swiss, ini pada Juni 2007 sebenarnya sudah melarang Nurdin menjadi Ketua Umum PSSI karena ia divonis bersalah dan dipenjara. FIFA dalam suratnya meminta PSSI melakukan pemilihan ulang Ketua Umum PSSI.

"Tapi Nurdin dan petinggi PSSI lainnya menyembunyi kan surat FIFA itu dan tetap menjabat hingga sekarang. Ini tindakan kebohongan. Ini sudah kriminal sebenarnya,”kata Joko kepada Tempo kemarin.

Dengan isi surat FIFA yang seperti itu, kata Joko, seharusnya pengurus PSSI sekarang tidak sah atau telah dianulir oleh FIFA sejak 2007. Joko mengatakan, dengan terkuaknya kebohongan PSSI ini, seharusnya Nurdin dan Nugraha Besoes bisa digugat.“Mereka sudah tahu ada surat FIFA Juni 2007 yang isinya seperti itu, tapi kenapa didiamkan, tidak dilaksanakan? Kenapa pengurus PSSI menyembunyikan adanya perintah pemilihan ulang? Pemilihan 2007 itu tidak sah,”kata dia.

Menurut Joko, FIFA selama ini hanya mendapat informasi sepihak dari PSSI mengenai sepak bola di Indonesia. FIFA tidak pernah mendengar informasi dari pihak lain.
“Pantas saja orang-orang PSSI kalau ke Zurich selama ini tidak berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Swiss. Jadi, seperti ada yang mereka tutupi, tidak seperti pengurus cabang olahraga lainnya yang berkoordinasi dengan kami,”ujarnya.

Joko mengatakan pekan depan dia sudah menjadwalkan bertemu dengan Presiden FIFA Sepp Blatter untuk mengadukan Nurdin cs atas perbuatannya selama ini.

“Saya setuju dengan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) untuk meluruskan penyimpangan di tubuh PSSI. Ini bukan intervensi pemerintah,”kata Joko.

Direktur Hukum dan Peraturan PSSI Max Boboy membantah adanya surat FIFA pada 2007 yang melarang Nurdin jadi ketua umum lagi.”Tidak (ada) surat itu. Kalaupun ada, tunjukkan,” kata Max. . Ihwal PSSI tidak pernah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar
RI di Swiss, Max yang beberapa kali datang ke markas FIFA di Zurich mengatakan,"Kami datang ke sana urusannya langsung dengan FIFA."

Dari Jakarta, kemarin pemegang hak suara PSSI yang menyampaikan mosi tidak percaya terhadap kepengurusan Nurdin dan kawan-kawan bertambah. Dengan bergabungnya Pengurus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gorontalo, kini ada 86 dari 100 anggota aktif (pengurus dan klub) yang melawan Nurdin cs.

"Dengan tambahan itu, kekuatan kita semakin besar dan akan mempercepat pelaksanaan kongres luar biasa," kata Ketua Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPN) Syachrial Domopolii kemarin. Komite itu lahir dari 83 suara yang menyatakan mosi tidak percaya terhadap Nurdin cs Senin lalu.
BASUKI RAMAT | MUNAWWAROH | RINA WIDIASTUTI

http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2011/03/04/ArticleHtmls/04_03_2011_003_013.shtml?Mode=1
Share this article :

0 komentar: