keluar dari rekening Gayus. Kelihatannya hebat sekali, kok, bisa macam-
macam.
Kemungkinan tidak sendirilah."
Yunus Husein Kepala PPATK
GAYUS Tambunan akhirnya mengaku pergi ke tiga tempat di luar negeri
selama dirinya meringkuk dalam tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Terdakwa kasus pajak itu pergi dengan istrinya, Milana Anggraeni, ke
Singapura, Kuala Lumpur, dan Makau.
Itu artinya Gayus tidak hanya berleha-leha di dalam negeri selama
berstatus tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia juga sempat
melancong ke Bali.
Bahkan, 68 kali ia berada di luar tahanan.
Gayus menggunakan paspor dengan nama Sony Laksono.
Paspor itu, menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul
Alam, didapat Gayus dari calo di luar pihak Imigrasi.
Padahal, Gayus hanyalah pegawai golongan III Direktorat Jenderal
Pajak. Namun, ia memiliki kekayaan lebih dari Rp100 miliar. Ia telah
menyuap hampir semua otoritas penegak keadilan di negeri ini. Karena
itulah, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Yunus Husein di Jakarta, kemarin, mengakui ada orang kuat di balik
Gayus.
"Kelihatannya hebat sekali, kok, bisa macam-macam. Kemungkinan tidak
sendirilah," tandas Yunus.
Siapa orang kuat itu? Yunus belum mengungkapkan identitasnya. Begitu
juga Anton, ia belum mau membeberkan untuk keperluan apa saja Gayus
pergi ke luar negeri.
Aliran dana Orang kuat itu diduga terkait perusahaan pajak yang di
tangani Gayus. Bukan mustahil Gayus ke luar negeri untuk menemui bos
mafia pajak selain mengamankan asetnya seperti yang diungkapkan
Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana.
Sejauh ini Gayus diketahui memiliki dana Rp28 miliar disimpan di
berbagai rekening bank dan Rp75 miliar termasuk emas batangan dan
perhiasan yang ditaruh di kotak penyimpan di bank. Dana itu diduga
berasal dari 149 perusahaan yang ia urus keberatan pajaknya.
Bisa saja Gayus menyembunyikan harta di luar negeri.
Karena itulah, PPATK mencoba melacaknya. Yunus mengaku PPATK telah
berkoordinasi dengan mitranya di luar negeri seperti Singapura, Makau,
Ma laysia, dan Thailand. "Ini baru proses, belum (ada) hasilnya."
Hingga kini kepolisian belum mengusut tuntas aliran dana dari
perusahaan pengemplang pajak kepada Gayus.
Itulah yang mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan.
KPK mencoba mengusut asal-usul kekayaan Gayus. Komisi yang dipimpin
Busyro Muqoddas itu sudah mengantongi data PPATK soal aliran dana yang
masuk dan keluar dari rekening Gayus.
Sebaliknya, publik mendesak agar KPK mengambil alih kasus Gayus dari
tangan polisi, sebab polisi sudah gagal. (CC/X-3)
http://anax1a.pressmart.net/
0 komentar:
Posting Komentar