BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Menyulut Padi dan Langit

Menyulut Padi dan Langit

Written By gusdurian on Selasa, 30 November 2010 | 11.30

Menyulut Padi dan Langit

ACARA Jakarta Lawyer Club yang disiarkan TVOne, Selasa malam
pekan lalu, menjadi panggung curahan hati Aburizal Bakrie. Ketua Umum
Partai Golkar ini menganggap kabar dia bertemu dengan Gayus Halomoan
Tambunan di Bali sengaja diembuskan. "Untuk memperburuk citra Partai
Golkar pada Pemilu 2014," kata Aburizal dalam acara yang ditayangkan
langsung dan dipandu Karni Ilyas, pemimpin redaksi televisi miliknya
itu.

Menurut Aburizal, ada skenario untuk mengendalikan partainya
yang "semakin kuat". "Seperti padi yang kian menguning tapi langit
tetap saja biru," katanya bertamsil, "jadi perlu cara mendiskreditkan
partai."

Aburizal mengatakan, bersama keluarganya ia memang ke Bali
menonton pertandingan tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions,
Sabtu dua pekan lalu. Sehari sebelumnya, ia mengatakan berada di
Palembang dan baru pada Sabtu dinihari, pukul 01.00, tiba di Bali. Dia
mengaku tak kenal Gayus. "Cuma lihat di media massa, katanya pakai
wig," ujarnya.

Seorang politikus Beringin menganggap rumor pertemuan Aburizal
dengan Gayus muncul karena bekas pegawai Direktorat Pajak itu menyeret
perusahaan milik keluarga Bakrie di persidangan. Gayus mengatakan
menerima dana Rp 100 miliar dari PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, dan
PT Bumi Resources untuk membereskan persoalan pajak perusahaan-
perusahaan itu.

Setelah "liburan" Gayus dan keluarganya ke Bali terkuak, publik
menghubungkannya dengan Aburizal, yang menonton pertandingan tenis di
tempat sama. Para politikus Partai Demokrat getol berkomentar. Didi
Irawadi Syamsuddin, ketua partai itu, misalnya, mendesak polisi
menyita kamera keamanan Hotel Westin Bali, tempat Gayus menginap.
"Kita khawatir bukti dihilangkan," kata Didi.

Ketua Bidang Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum itu menilai
penghilangan barang bukti sangat mungkin terjadi. Sebab, ia
melanjutkan, di balik kasus Gayus diduga ada kekuatan besar mafia
pajak. "Jangan hanya memeriksa polisi dan jaksa, tapi juga pengusaha
besar di balik Gayus," kata Didi.

Priyo Budi Santoso, politikus Beringin, mengatakan rumor
pertemuan Gayus dengan Aburizal telah beredar terlalu jauh. Ia
menganggap politisasi itu tak menguntungkan. "Polisi bersikap
profesional saja agar clear, tak memicu fitnah," kata Wakil Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat ini.

Menurut Priyo, dari hari ke hari serangan kian liar. Tujuannya,
mendegradasi Golkar pada Pemilu 2014. Tentang partai yang dicurigai,
Priyo tak mau menyebutkan. "Yang pasti, sejauh ini belum mempengaruhi
koalisi. Meskipun aroma politiknya kental," kata dia.

Sikap Golkar membuat Partai Demokrat merasa sebagai pihak yang
disasar. "Demokrat tak punya kemampuan bikin rekayasa seperti itu,"
kata Ahmad Mubarok, anggota dewan pembina partai itu. Menurut dia,
Demokrat minim kemampuan membuat intrik. "Seharusnya Golkar tak perlu
kebakaran jenggot," kata Mubarok.

Diakuinya, sikap Golkar bisa merembet ke masa depan koalisi.
Menurut Mubarok, koalisi memang tak solid. Targetnya berakhir pada
2014. "Koalisi itu memang tak memuaskan. Jika ada partai yang ingin
membubarkan, harganya terlalu mahal," kata dia. "Buat apa dikait-
kaitkan dengan soal Gayus."

Mubarok maklum jika Aburizal mumet. Menurut dia, Aburizal
gelisah soal pajak dan lumpur Lapindo, sehingga berusaha menutupinya
dengan jargon-jargon. Tentang isu pertemuan Gayus-Aburizal, dalam
pandangan Mubarok, itu merupakan masalah internal Golkar. "Silakan
Golkar cari kambing hitam, saya tak kaget," katanya.

Dwidjo U. Maksum, Nalia Rifika, Mahardika S. Hadi



http://majalah.tempointeraktif.com//id/arsip/2010/11/22/LU/mbm.20101122.LU135188.id.html
Share this article :

0 komentar: