BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Via Dolorosa

Via Dolorosa

Written By gusdurian on Sabtu, 11 April 2009 | 14.30

Via Dolorosa
Ada tiga kemungkinan yang menjadi rute Jalan Salib Yesus lebih dari 2.000 tahun lalu.
YERUSALEM -- Penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus adalah bagian terpenting dalam kalender umat Kristen. Berawal dari Rabu Abu, tepat 40 hari lalu, penderitaan Yesus berpuncak hari ini, Jumat Agung--sebelum Minggu lusa bangkit dari kuburnya (Paskah).

Hari ini umat Kristen mengenang Via Dolorosa atau Jalan Salib yang dilakukan Yesus lebih dari 2.000 tahun lalu. Saat itu beban yang ditanggung Yesus bukan cuma kayu salibnya sendiri, melainkan juga siksaan serta hinaan yang menghunjam tubuhnya.

Tidak ada bagian lain dalam keempat Injil Kitab Perjanjian Baru yang sedetail perjalanan sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Namun, dengan hanya Kitab Suci sebagai petunjuk, rute pasti jalan-jalan yang ditapaki Yesus itu masih menjadi subyek perdebatan di antara para ahli agama dan arkeologi selama berabad-abad.

Ada tiga rute Jalan Salib yang mungkin diambil para tentara Romawi yang mengawal "penderitaan" Yesus itu menuju Golgotha--berdasarkan proses rekonstruksi bukti-bukti arkeologisnya. Ketiganya adalah yang berpangkal dari Benteng Antonia, Istana Hasmonea, dan Istana Raja Herodes, yang seluruhnya dianggap sebagai bangunan paling mewah saat itu di Yerusalem.

Bukti arkeologi, yang dibantu analisis DNA, dua tahun lalu juga terbukti bisa membantu menunjuk kuburan yang diduga pernah dihuni jasad Yesus dan keluarganya. Temuan atas kuburan goa yang pertama kali diekskavasi 1980 itu berpeluang membuka sebuah bab baru yang amat penting dalam sejarah arkeologis Kitab Suci.

Namun, arkeologi juga bisa mengkritik isi Kitab Suci. Hingga saat ini, misalnya, beberapa ilmuwan menganggap deskripsi yang ada tentang penyaliban Yesus keliru. Menurut mereka, tidak mungkin seseorang bisa tergantung hanya karena paku yang ditembuskan pada kedua telapak tangan dan kaki. "Daging tak cukup kuat dan cenderung akan robek," kata arkeolog Randall Price, "Kecuali tubuh juga disangga ikatan tali atau yang dipaku adalah pergelangan kaki."

Bentuk pasti salib atau palang kayu yang digunakan juga belum bisa dipastikan. Menurut Price, bangsa Romawi menggunakan beberapa macam kayu salib. Lagian, kata asli untuk salin dalam bahasa Yunani adalah "stauros" yang lebih tepat diterjemahkan tonggak atau tiang yang berdiri tegak.wuragil

Jalan Salib

Perhentian Pertama

Ponsius Pilatus, Gubernur Yudea dari pemerintahan pendudukan Romawi, memvonis Yesus dengan hukuman mati. Ruang peradilan atau lokasi dikeluarkannya vonis itu, Praetorium, adalah kediaman Pilatus "di sebuah tempat yang tertata dengan bebatuan". Berdasarkan deskripsi itu, ada tiga lokasi berbeda yang pantas menjadi lokasi itu.

Ketiga kemungkinan lokasi Praetorium

Situs penyaliban Golgotha (sekarang menjadi Gereja Makam Suci)

Gerbang keluar kota menuju situs eksekusi

Pos Jaga Benteng

Istana Raja Herodes, bangunan paling mewah se-Yerusalem

Batas perluasan Kota Tua saat ini

Benteng Antonia: Benteng Herodes--pangkal dari rute tradisional yang diidentifikasi pejuang Perang Salib di abad ke-14. Saat ini menjadi kompleks sekolah (El Omariye).

Temple Mount: situs tersuci umat Yahudi (Yudaisme). Kompleks seluas seperenam dari total luas Kota Tua Yerusalem saat ini juga berisi Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu yang membuatnya menjadi situs religius dengan sejarah konflik perebutan paling pelik di dunia.

Dinding kota di masa Yesus

Sisa-sisa bangunan pemerintahan dan Palatial Mansion ditemukan di sini. Gereja Byzantine menandainya hingga abad ke-7

Wilayah yang diperluas
Dataran Tinggi Kota
Dataran Rendah Kota

Perhentian Kedua

Yesus memikul salibnya. Pilatus lalu menyerahkan Yesus kepada massa dan berteriak, "Lihatlah Manusia Ini!"

Saat ini hanya dua bagian yang masih tersisa dari Ecce Homo Arch, nama tempat yang berarti Lihatlah Manusia Ini, (B)--yang dibangun Kaisar Hadrian (Romawi) di abad ke-2.

Bagian dalam Convent of the Sisters of Sion

Bagian di atas Via Dolorosa

Perhentian Ketiga

Yesus jatuh untuk pertama kalinya.

Perhentian Keempat

Yesus bertemu dengan ibunya.

Di lokasi ini kini berdiri Gereja Armenia (D) dengan jejak sandal Maria yang diabadikan di ruang bawah tanah.

Perhentian Kelima

Simon dari Kirene menolong Yesus.

Jejak tapak tangan Yesus masih ada di dinding sekitar lokasi ini.

Perhentian Keenam

Veronika mengusap wajah Yesus.

Gambaran wajah Yesus yang asli tercetak dengan darah di sapu tangan Veronika ini.

Perhentian Ketujuh

Yesus jatuh untuk kedua kalinya.

Perhentian Kedelapan

Yesus menghibur wanita-wanita Yerusalem yang menangis.

Di tempat ini ditandai dengan gambar salib dan huruf Yunani NIKA yang berarti kemenangan.

Perhentian Kesembilan

Yesus jatuh untuk ketiga kalinya.

Gerbang Coptic Patriarchate (E)

Perhentian Kesepuluh

Pakaian Yesus dilucuti.

Penyaliban

Empat perhentian terakhir adalah, masing-masing, Yesus disalib, Yesus wafat, Jenazah Yesus diturunkan dari salib, dan Yesus dimakamkan. Beberapa jemaat ada yang menambah prosesi Jalan Salib dengan satu perhentian lagi, yakni Yesus bangkit (Paskah)

Golgotha dan makam (Yesus) Kristus

Golgotha: situs di luar tembok kota tua yang biasa menjadi tambang batu, tempat eksekusi, dan areal pekuburan sejak 1000 sebelum Masehi. Golgotha sendiri adalah bahasa Ibrani yang berarti 'bukit tengkorak'.

Makam

Golgotha

33 Masehi: Penyaliban Yesus

70 Masehi: Revolusi Yahudi: Pemerintah Romawi menghancurkan kota.

135 Masehi: Rekonstruksi: Di masa kekuasaan Kekaisaran Hadrian, Romawi, Golgotha diratakan dan Kuil Aphrodite dibangun di atasnya.

Basilika Konstantin: makam Yesus digali lagi pada 325 Masehi

Makam

323 Masehi: Periode Romawi Timur (Byzantine): Di bawah kekuasaan Kaisar Konstantin menjadi kota Kristen

1149 Masehi: Periode Perang Salib: gereja dibangun kembali setelah pasukan Kristen kembali menguasai kota, mengakhiri 400 tahun kekuasaan Islam.

Gereja Makam Suci: Basilika dan kapel-kapel disatukan di bawah satu atap.



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/10/Ilmu_dan_Teknologi/krn.20090410.161996.id.html
Share this article :

0 komentar: