BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Pelajaran Sebuah Pemilu

Pelajaran Sebuah Pemilu

Written By gusdurian on Sabtu, 11 April 2009 | 14.27

Pelajaran Sebuah Pemilu


PEMILU legislatif menorehkan sejarah baru dalam perpolitikan Tanah Air. Kita sebut sejarah baru karena, pertama, tingkat pemilih sangat antusias untuk mengikuti pelaksanaan pemilu meski diwarnai banyak keterbatasan materi logistik.


Kedua, masyarakat sekarang jauh lebih rasional dalam menentukan hak pilihnya. Potret ini memberi harapan besar bahwa masa depan politik kita akan jauh lebih baik, lebih demokratis,dan lebih tegas lagi realitas ini akan semakin menjauhkan kita dari kriminalisasi politik.

Yang lebih menarik lagi, hasil dari pemilu legislatif kali ini telah menempatkan Partai Demokrat untuk sementara menduduki posisi teratas dengan perolehan suara di atas 20% yang kemudian disusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Golkar. Pesan dari kemenangan Demokrat ini memberi gambaran bahwa partai ini berhasil meyakinkan masyarakat dalam mengelola negara sehingga mereka diberi kepercayaan melanjutkan kepemimpinan untuk lima periode berikutnya.

Memang kita semua tahu bahwa kemenangan Demokrat ini tidak lepas dari peran sosok Presiden SBY yang berhasil menciptakan citra atau persepsi yang baik dalam komunikasi politiknya dengan masyarakat.Tanpa figur SBY, kita masih meragukan apakah Demokrat dalam pemilu legislatif kali ini bisa menorehkan sejarah kemenangan yang cukup besar. Apa pun faktanya,Demokrat kali ini layak disebut sebagai pemenang.

Namun,kita patut memberikan pesan kepada Demokrat agar kemenangan ini tidak membuat lupa diri karena kita masih harus sabar menunggu hasil penghitungan suara dari lembaga Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dianggap sebagai satu-satunya lembaga yang sah dalam menentukan hasil perolehan suara.Yang kita harapkan Demokrat tetap bersikap santun dalam memaknai kemenangan sementara ini.

Sebab, Demokrat masih memiliki pekerjaan lain yang lebih penting, yakni merancang pasangan dalam pemilu presiden Juli mendatang. Kemenangan Demokrat memang menjadi sebuah pukulan bagi Golkar, PDIP,Hanura, dan Gerinda yang berharap banyak dalam pemilu kali ini bisa tampil membawa perubahan dalam konteks kepemimpinan nasional.

Sejumlah partai ini punya harapan besar menjadi pemenang karena memiliki persepsi bahwa mereka mempunyai figur yang layak disejajarkan kemampuannya dengan Presiden SBY.Dengan hasil pemilu legislatif kali ini,fakta menunjukkan lain bahwa Demokrat memang lebih kuat. Untuk sebuah pendidikan politik, dari kemenangan dan kekalahan dalam pemilu legislatif ini, kita berharap tidak sampai timbul luka politik antarpemimpin partai.

Kita berharap semua pemimpin partai politik baik yang menang maupun yang kalah sama-sama tetap menunjukkan sikap saling menjunjung tinggi demokrasi yang sehat. Yang menang tetap bersikap baik terhadap yang kalah dan yang kalah tetap bisa memberikan apresiasi terhadap yang menang. Akan lebih baik pula jika tiap pemimpin partai bisa berbicara terbuka dengan mengedepankan aspek etika politik yang saling menghormati pascapenghitungan sementara.

Kesantunan politik yang ditunjukkan para pemimpin parpol pascapenghitungan sementara oleh lembaga survei ini sangat diperlukan agar bisa menyublim ke bawah sehingga arus yang ada di tingkat grass roots tetap dingin dan tidak mudah terprovokasi yang bisa mengundang kriminalisasi politik.

Kita percaya bahwa pascapenghitungan sementara masih ada yang merasakan dalam hatinya ketidakpuasan.Namun ketidakpuasan ini apakah harus diekspresikan dengan sikap politik yang tidak terpuji? Rasanya tidak pantas jika dengan sistem politik yang sudah semakin matang kita masih mudah terpancing mengedepankan emosi ketimbang logika.Apa pun hasilnya, hal ini adalah realitas politik yang tidak bisa dimungkiri.

Justru pemilu legislatif kali ini telah memberi pelajaran banyak bagaimana seorang pemimpin dan sebuah partai bisa meyakinkan masyarakat untuk memilihnya tanpa merasa ada tekanan. Kita harus sadar bahwa masyarakat kali ini jauh lebih cerdas sehingga dalam memengaruhi sikap politik mereka tidak bisa lagi dengan kekuatan dan uang.Dengan kata lain, ketika kita ingin menjadi inisiator perubahan, komunikasi politik yang dikedepankan adalah ketulusan, bukan lagi sebuah simbolsimbol kekuatan.(*)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/228316/
Share this article :

0 komentar: