BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Alokasi Belanja APBN 2010 Turun Rp88 T

Alokasi Belanja APBN 2010 Turun Rp88 T

Written By gusdurian on Jumat, 17 April 2009 | 13.18

Alokasi Belanja APBN 2010 Turun Rp88 T


JAKARTA (SI) – Belanja negara tahun depan berkurang Rp88 triliun menjadi Rp949,1 triliun dari alokasi APBN 2009 sebesar Rp1.037,1 triliun.


Fokus belanja 2010, untuk mendanai pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Data Badan Perencanaan Pembangunan nasional (Bappenas) yang diperoleh SI menyebutkan, alokasi belanja 2010 didasarkan proyeksi total penerimaan yang dapat ditarik pemerintah hanya Rp871,9 triliun. Angka ini turun dari target penerimaan negara tahun ini sebesar Rp985,7 triliun. Pemerintah kemungkinan bakal mengalokasikan belanja departemen sebesar Rp330 triliun.

Sisanya digunakan untuk mendanai program subsidi dan ditransfer sebagai belanja daerah. Dari selisih angka penerimaan dan belanja tersebut, diperoleh proyeksi pembiayaan APBN 2010 sebesar Rp77,1 triliun atau 1,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka defisit ini lebih rendah dibanding target defisit 2009 sebesar Rp132 triliun atau 2,5% PDB.

Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, penurunan penerimaan selain akibat langsung krisis perekonomian global juga disebabkan kebijakan pemerintah yang menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) badan menjadi 25% dari yang berlaku saat ini 28%. “Itu untuk menggairahkan sektor industri domestik,”kata dia di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, dengan alokasi belanja yang lebih rendah, pemerintah harus lebih banyak menganggarkan belanja pada sektor-sektor yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dalam negeri. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo menambahkan, pembiayaan defisit APBN 2010 masih akan aman.Ini didasarkan pada kesiapan komitmen pendanaan baik bilateral maupun multilateral, termasuk pinjaman siaga (stanby loan) USD5,5 miliar. “Ini (standby loan) bisa kita gunakan dalam dua tahun.

Bila tidak bisa digunakan tahun ini, boleh digunakan pada tahun selanjutnya (2011),”ujarnya. Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance Ahmad Erani Yustika menyarankan pemerintah lebih cermat dalam menentukan rencana besaran defisit APBN 2010. Kendati sudah mulai mengecil dibanding saat ini, tekanan ekonomi 2010 diproyeksikan masih akan sangat berpengaruh pada akumulasi modal pembiayaan pemerintah pada tahun depan.

Erani memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan sudah bisa melakukan pemulihan. Ini didasarkan asumsi penanganan krisis ekonomi global oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa yang berlangsung efektif. Erani melanjutkan, bila pemerintah memanfaatkan sumbersumber pembiayaan seperti utang, baik berupa surat utang maupun pinjaman luar negeri, dinilai akan sulit didapatkan pemerintah.

Pasalnya, pemerintah kemungkinan harus bersaing ketat dalam melakukan penarikan pembiayaan utang mengingat negara-negara lain juga membutuhkan utang untuk membiayai pemulihan ekonomi masing-masing. Menurut Erani,defisit 1% PDB masih bisa menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih tinggi dari saat ini. Syaratnya, realisasi belanja pemerintah bisa dilakukan efektif. (zaenal muttaqin)



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/230370/
Share this article :

0 komentar: